Politikus Australia Pro-Palestina Dirikan Partai Politik Baru

Rabu, 09 Oktober 2024 - 20:09 WIB
loading...
Politikus Australia...
Politikus Australia pro-Palestina dirikan partai politik baru. Foto/X/@OnlinePalEng
A A A
CANBERRA - Seorang senator pro- Palestina di Australia mengumumkan bahwa ia akan meluncurkan partai politik baru setelah pengunduran dirinya pada bulan Juli dari Partai Buruh karena sikapnya terhadap Palestina.

Berbicara di Gedung Parlemen, Fatima Payman mengungkapkan rencananya untuk membentuk "Suara Australia," sebuah gerakan politik yang ia gambarkan sebagai jalan menuju Australia yang lebih adil.

"Ini lebih dari sekadar partai. Ini adalah gerakan untuk Australia yang lebih adil dan inklusif," katanya kepada wartawan, seperti dikutip oleh ABC News. "Bersama-sama kita akan meminta pertanggungjawaban para pemimpin kita dan memastikan bahwa suara Anda, suara Australia, tidak akan pernah dibungkam."

Keluarnya Payman dari Partai Buruh terjadi setelah ia mendukung mosi parlemen yang menyerukan pengakuan negara Palestina, yang menyebabkan penangguhannya dari partai. Segera setelah itu, ia mengundurkan diri dan menyatakan niatnya untuk terus mengabdi di Australia Barat sebagai senator independen.



"Ketika sejarah melihat ke belakang, kita harus melihat bahwa kita berdiri di sisi kemanusiaan, bahkan ketika itu sulit," kata Payman saat ia keluar dari Partai Buruh.

Melansir Anadolu, Partai Buruh yang berkuasa telah menghadapi kritik karena apa yang oleh sebagian orang dianggap sebagai pelunakan pendiriannya terhadap Palestina. Meskipun secara resmi mendukung gencatan senjata di Gaza, partai tersebut belum bergerak untuk secara resmi mengakui negara Palestina, sebuah posisi yang telah menuai reaksi keras dari para pendukung pro-Palestina.

Di tengah meningkatnya ketegangan, para demonstran pro-Palestina di Australia juga mendesak pemerintah untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel atas serangan brutalnya di Gaza. Israel mengintensifkan serangannya di Jalur Gaza menyusul serangan besar-besaran oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan penghentian segera permusuhan.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, hampir 42.000 orang—terutama wanita dan anak-anak—telah tewas di Gaza sejak serangan Israel dimulai, dengan lebih dari 97.100 orang terluka. Serangan militer tersebut telah mengungsikan hampir seluruh penduduk Gaza, memperparah kekurangan pasokan penting seperti makanan, air, dan bantuan medis akibat blokade yang berkelanjutan.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.140)