Burkina Faso kirim 160 tentara ke Mali
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah kontingen tentara Burkina Faso berkekuatan 160 personel tiba di Markala, Mali, Kamis (24/1/2013). Kontingen ini jadi pasukan dari negara Afrika Barat pertama yang bergabung dengan pasukan Mali dan Perancis untuk menggempur pemberontak di wilayah utara Mali.
Koresponden Reuters mengaku melihat tentara Burkina Faso di Markala, yang terletak 237 km dari Ibu Kota Mali, Bamako. Para prajurit Burkina Faso ini mendarat di sebuah pangkalan militer di tepi Sungai Niger.
Pengiriman pasukan Burkina Faso ini diharap bisa jadi tahap awal dari sekitar 5.000 personel yang akan dikirim negara-negara Afrika Barat, yang tergabung dalam ECOWAS ke Mali. Saat ini, masih ditunggu kedatangan tentara Chad yang berpengalaman dalam perang di gurun.
"Semua tergantung pada dukungan logistik. Kita bisa memiliki lebih banyak pasukan dari ECOWAS dan segera menyebarkan mereka,” kata Aboudou Toure Cheaka, utusan khusus ECOWAS di Mali.
Para pemimpin negara Afrika Barat memang sudah menyatakan dukungan yang kuat untuk menumpas kaum pemberontak di Mali. Negara-negara Afrika Barat khawatir, kawasan utara Mali bisa berubah menjadi daerah tanpa hukum, bila kaum pemberontak masih bercokol di sana.
Hingga kini, sudah hampir dua pekan Perancis melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak Mali. Selain Perancis, sejumlah negara Barat juga mengirimkan bantuan tidak langsung untuk invasi militer ke Mali.
Koresponden Reuters mengaku melihat tentara Burkina Faso di Markala, yang terletak 237 km dari Ibu Kota Mali, Bamako. Para prajurit Burkina Faso ini mendarat di sebuah pangkalan militer di tepi Sungai Niger.
Pengiriman pasukan Burkina Faso ini diharap bisa jadi tahap awal dari sekitar 5.000 personel yang akan dikirim negara-negara Afrika Barat, yang tergabung dalam ECOWAS ke Mali. Saat ini, masih ditunggu kedatangan tentara Chad yang berpengalaman dalam perang di gurun.
"Semua tergantung pada dukungan logistik. Kita bisa memiliki lebih banyak pasukan dari ECOWAS dan segera menyebarkan mereka,” kata Aboudou Toure Cheaka, utusan khusus ECOWAS di Mali.
Para pemimpin negara Afrika Barat memang sudah menyatakan dukungan yang kuat untuk menumpas kaum pemberontak di Mali. Negara-negara Afrika Barat khawatir, kawasan utara Mali bisa berubah menjadi daerah tanpa hukum, bila kaum pemberontak masih bercokol di sana.
Hingga kini, sudah hampir dua pekan Perancis melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak Mali. Selain Perancis, sejumlah negara Barat juga mengirimkan bantuan tidak langsung untuk invasi militer ke Mali.
(esn)