Tentara AS siaga dari serangan Taliban
A
A
A
Sindonews.com - Tentara militan Taliban dikabarkan akan menyerang markas tentara Amerika Serikat (AS) di Afghanistan menyusul aksi pembantaian terhadap 16 warga sipil di Kandahar.
Tak pelak, saat ini, pasukan AS di Afghanistan pun saat ini dalam keadaan siaga satu mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi serangan balasan.
Padahal, Presiden AS Barack Obama telah menelpon Presiden Afghanistan, Hamid Karzai untuk meminta maaf dan mengucapkan belasungkawa atas insiden dilakukan salah seorang tentara AS itu.
"Saya berjanji akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dan menangkap orang yang harus bertanggunjawab," ungkap Obama kepada Karzai seperti dikutip dalam Xinhua Senin (12/3/2012).
Namun, kepada Obama, Presiden Karzai menolak permintaan maaf itu dan mengatakan penembakan itu tidak bisa dimaafkan. "Saya mengutuk aksi pembunuhan tersebut, sebuah tindakan yang tidak dapat dimaafkan, dan saya menuntut penjelasan dari pihak Washington " jawab Karzai.
Aksi pembantaian itu sendiri terjadi Minggu 11 Maret pagi hari. Sedikitnya 16 orang warga sipil sembilan di antaranya anak-anak dan wanita tewas ditembak oleh seorang tentara AS di Selatan Provinsi Kandahar.
Kota Kandahar pun memanas, karena kelompok militan Taliban bersumpah akan melakukan serangan balasan.
Setelah kejadian itu, militer AS mengumumkan pelaku penembakan adalah seorang Sersan yang keluar dari Markas Minggu pukul 00.03 waktu setempat.
Sebelum melakukan menembakan dia berjalan ke desa Alkozai dan Najeeban atau sekitar 500 meter dari markas. Tiba-tiba melakukan aksi penembakan terhadap tiga rumah. Setelah itu dia kembali lagi ke markas. Pihaknya belum mengetahui apa motif penembakan.
Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan pihaknya masih berupaya meyelidiki. Namun ada dua hal yang disinyalir melatarbelakangai aksi itu. Bisa kemungkinan tentara itu tengah mabuk dan mengalamai gangguan mental.
Seperti dikutip Assosiated Press, tentara bernama Lewis-McChord (38) asal Washington telah ditahan. Dia telah menikah dan memiliki dua anak. Di Afghanistan merupakan pertama kalinya dia bertugas.
Kandahar sendiri merupakan sebuah lokasi dimana, tentara AS kedapatan membakar Al-Quran di sebuah tempat pembuangan sampah.(lin)
Tak pelak, saat ini, pasukan AS di Afghanistan pun saat ini dalam keadaan siaga satu mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi serangan balasan.
Padahal, Presiden AS Barack Obama telah menelpon Presiden Afghanistan, Hamid Karzai untuk meminta maaf dan mengucapkan belasungkawa atas insiden dilakukan salah seorang tentara AS itu.
"Saya berjanji akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dan menangkap orang yang harus bertanggunjawab," ungkap Obama kepada Karzai seperti dikutip dalam Xinhua Senin (12/3/2012).
Namun, kepada Obama, Presiden Karzai menolak permintaan maaf itu dan mengatakan penembakan itu tidak bisa dimaafkan. "Saya mengutuk aksi pembunuhan tersebut, sebuah tindakan yang tidak dapat dimaafkan, dan saya menuntut penjelasan dari pihak Washington " jawab Karzai.
Aksi pembantaian itu sendiri terjadi Minggu 11 Maret pagi hari. Sedikitnya 16 orang warga sipil sembilan di antaranya anak-anak dan wanita tewas ditembak oleh seorang tentara AS di Selatan Provinsi Kandahar.
Kota Kandahar pun memanas, karena kelompok militan Taliban bersumpah akan melakukan serangan balasan.
Setelah kejadian itu, militer AS mengumumkan pelaku penembakan adalah seorang Sersan yang keluar dari Markas Minggu pukul 00.03 waktu setempat.
Sebelum melakukan menembakan dia berjalan ke desa Alkozai dan Najeeban atau sekitar 500 meter dari markas. Tiba-tiba melakukan aksi penembakan terhadap tiga rumah. Setelah itu dia kembali lagi ke markas. Pihaknya belum mengetahui apa motif penembakan.
Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan pihaknya masih berupaya meyelidiki. Namun ada dua hal yang disinyalir melatarbelakangai aksi itu. Bisa kemungkinan tentara itu tengah mabuk dan mengalamai gangguan mental.
Seperti dikutip Assosiated Press, tentara bernama Lewis-McChord (38) asal Washington telah ditahan. Dia telah menikah dan memiliki dua anak. Di Afghanistan merupakan pertama kalinya dia bertugas.
Kandahar sendiri merupakan sebuah lokasi dimana, tentara AS kedapatan membakar Al-Quran di sebuah tempat pembuangan sampah.(lin)
()