Unjuk rasa IMF di Yunani bakar bendera Jerman

Rabu, 08 Februari 2012 - 13:06 WIB
Unjuk rasa IMF di Yunani...
Unjuk rasa IMF di Yunani bakar bendera Jerman
A A A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa di Yunani bakar bendera Jerman. Massa menuntut pemerintah tidak menandatangani kesepakatan dengan International Monetary Fund (IMF).

Tidak hanya membakar bendera Jerman di depan gedung parelemen Yunani, perkelahian pun pecah di tengah aksi unjuk rasa terhadap usul Uni Eropa yang menuntut anggota parlemen Yunani untuk mengambil langkah-langkah penghematan.

Saat anggota parlemen Yunani sedang melakukan negosiasi dengan IMF dan Uni Eropa, ribuan warga bergabung dengan iring-iringan pawai menuntut pemerintah agar mengabaikan persaratan yang diajukan oleh IMF agar mau memberikan dan pinjaman secara besar-besaran terhadap Yunani. IMF memberikan sarat pada Yunani agar memotong upah pekerja.

IMF, Bank sentral Eropa, dan Uni Eropa telah memperingatkan bahwa semua pinjaman besar yang berjumlah multi-miliar dolar akan ditahan kecuali Yunani mengambil langkah lanjut untuk mengurangi defisit angaran pemerintah.

Tanpa uang tersebut dapat dipastikan Yunani gagal membayar pinjaman, namun dengan pilihan awal negara dimungkinkan untuk membayar pinjaman, nampaknya anggota parlemen Yunani enggan untuk menadatangani kesepakatan tersebut.

Polisi anti huru hara mencoba mengusir para pengunjuk rasa dari gedung parlemen dengan menggunakan tongkat, perisai dan gas air mata.

Sebelumnya, aksi demonstrasi terjadi di Athena, para demonstran melakukan aksi unjuk rasa di bawah sebuah spanduk yang bertuliskan "Tidak ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sektor publik!", "jangan potong upah minimum!"

"Kami di sini karena kami yang akan menjadi korban pertama dari perintah pemerintah berikutnya 15.000 orang akan dipecat," kata Vassilis Bakalis (34) seorang kurator di Museum Byzantium dan Kristen di Athena.

Sekolah, kementerian, rumah sakit dan bank beroperasi dengan jumlah layanan yang sedikit. Sementara itu, para penumpang bus dan berbagai angkutan kota terbengkalai di Athena.

Yiannis Panagopoulos, pemimpin serikat General Confederation of Greek Workers (GSEE), menggambarkan, langkah-langkah yang bertujuan untuk pemotongan gaji sebesar 20-30 persen merupakan hukuman mati bagi negara.

Sebelumnya, di Paris, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy telah meningkatkan tekanan kepada Yunani dengan mengatakan bahwa Yunani akan menerima bantuan Uni Eropa sampai Athena mencapai kesepakatan pada pemotongan belanja dan reformasi.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9948 seconds (0.1#10.140)