AS tak percaya dengan janji Assad
A
A
A
Sindonews.com - Janji Presiden Suriah Bashar Al-Assad untuk menghentikan kekerasan ditanggapi dingin oleh Amerika Serikat (AS).
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland bersikap skeptis dengan janji yang diutarakan oleh Presiden Suriah Bassar Al-assad.
"Anda semua dapat memahami kenapa masyarakat internasional bersikap skeptis. Assad bukan fokus pada upaya mengakhiri kekerasan. Namun yang terlihat hanya penawaran yang sama dari Assad," ungkap Victoria kepada wartawan di Washington. ungkap Victoria seperti dikutip dalam AFP Rabu (8/2/2012)
Sementara itu, Anggota Senator AS John McCain mengatakan bahwa AS harus berpikir tentang mempersenjatai para pemberontak.
"Kami harus mulai mempertimbangkan semua pilihan, termasuk mempersenjatai kelompok oposisi. Pertumpahan darah harus dihentikan," ungkap McCain.
Sementara itu, Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney mengatakan bahwa AS telah berkonsultasi dengan sekutu untuk membahas bagaimana memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban Suriah.
"Kami sedang menjajaki kemungkinan memberikan bantuan kemanusiaan ke Suriah," ungkap Carney.
Namun, AS menemui hambatan untuk melakukan upaya tersebut. Pasalnya, saat ini tidak adanya mekanisme yang tersedia untuk memberikan bantuan tersebut.
Sehari setelah AS menutup kedutaanya di Suriah, hal yang sama diikuti oleh Inggris dan Belgia, hari ini beberapa negara Eropa lainya seperti Perancis, Italia, Belanda dan Spanyol bergabung untuk menutup kantor kedutaannya di Suriah.
Sementara itu, enam negara Arab yang terletak di wilayah teluk memutuskan untuk memutuskan untuk mendeportasi para diplomat yang berasal dari Suriah dan menarik diplomat mereka, sebagai aksi protes atas pembunuhan massal terhadap warga sipil.(azh)
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland bersikap skeptis dengan janji yang diutarakan oleh Presiden Suriah Bassar Al-assad.
"Anda semua dapat memahami kenapa masyarakat internasional bersikap skeptis. Assad bukan fokus pada upaya mengakhiri kekerasan. Namun yang terlihat hanya penawaran yang sama dari Assad," ungkap Victoria kepada wartawan di Washington. ungkap Victoria seperti dikutip dalam AFP Rabu (8/2/2012)
Sementara itu, Anggota Senator AS John McCain mengatakan bahwa AS harus berpikir tentang mempersenjatai para pemberontak.
"Kami harus mulai mempertimbangkan semua pilihan, termasuk mempersenjatai kelompok oposisi. Pertumpahan darah harus dihentikan," ungkap McCain.
Sementara itu, Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney mengatakan bahwa AS telah berkonsultasi dengan sekutu untuk membahas bagaimana memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban Suriah.
"Kami sedang menjajaki kemungkinan memberikan bantuan kemanusiaan ke Suriah," ungkap Carney.
Namun, AS menemui hambatan untuk melakukan upaya tersebut. Pasalnya, saat ini tidak adanya mekanisme yang tersedia untuk memberikan bantuan tersebut.
Sehari setelah AS menutup kedutaanya di Suriah, hal yang sama diikuti oleh Inggris dan Belgia, hari ini beberapa negara Eropa lainya seperti Perancis, Italia, Belanda dan Spanyol bergabung untuk menutup kantor kedutaannya di Suriah.
Sementara itu, enam negara Arab yang terletak di wilayah teluk memutuskan untuk memutuskan untuk mendeportasi para diplomat yang berasal dari Suriah dan menarik diplomat mereka, sebagai aksi protes atas pembunuhan massal terhadap warga sipil.(azh)
()