Assad janji hentikan kekerasan di Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Rusia menegaskan Presiden Suriah Bashar Al-Assad berjanji akan menghentikan aksi kekerasan dan tidak akan membiarkan kekerasan berlanjut.
Al-Assad berkomitmen untuk mengakhiri pertumpahan darah yang telah berlangsung selama rezim pemerintahannya. Assad juga berjanji untuk mengakhiri pertumpahan darah yang terjadi di kota Homs.
Selasa kemarin, Menlu Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Assad untuk membicarakan resolusi konflik internal di negaranya. Keputusan ini diambil oleh Presiden Rusia setelah Rusia dan China memveto draft resolusi Dewan Kemanan PBB untuk Suriah.
"Kami menegaskan bahwa kami siap untuk bertindak cepat untuk membuat solusi atas krisis yang terjadi beradasarkan rencana yang diajukan oleh Liga Arab," ungkap Lavrov seperti dilaporkan kantor berita Rusia, dikutip oleh AFP, Rabu (8/2/2012).
Lavrov menambahkan, Presiden Suriah siap jika Liga Arab hendak memperluas misi di negaranya. "Di sini kami punya alasan yang kuat untuk percaya bahwa sinyal yang kami berikan merupakan langkah perubahan bersama dengan cara yang lebih aktif dari segala arah yang didengar," tambahnya.
Menurut Lavrov, secara khusus Presiden Assad meyakinkan Rusia untuk berkomitmen penuh dengan menghentikan kekerasan dari sumber manapun.
Sebelumnya, pada Desember, Liga Arab yang beranggotakan 22 negara mengirimkan misi pengamat ke Suriah, mengawasi rencana untuk mengakhiri pertumpahan darah. Namun, misi Liga Arab tertunda sebulan kemudian karena aksi kekerasan terus meningkat.
Lavrov mengatakan, warga Suriah menuntut pemerintah Assad menunaikan janjinya memebuat konstitusi baru melalui mereferendum untuk menggantikan dominasi abadi Partai Baath.
Dalam pertemuan itu, Presiden Assad berjanji dalam pidato tahun lalu dan akan segera mengumumkan jadwal referendum mengenai konstitusi baru untuk menggantikan dominasi Partai Baath.(azh)
Al-Assad berkomitmen untuk mengakhiri pertumpahan darah yang telah berlangsung selama rezim pemerintahannya. Assad juga berjanji untuk mengakhiri pertumpahan darah yang terjadi di kota Homs.
Selasa kemarin, Menlu Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Assad untuk membicarakan resolusi konflik internal di negaranya. Keputusan ini diambil oleh Presiden Rusia setelah Rusia dan China memveto draft resolusi Dewan Kemanan PBB untuk Suriah.
"Kami menegaskan bahwa kami siap untuk bertindak cepat untuk membuat solusi atas krisis yang terjadi beradasarkan rencana yang diajukan oleh Liga Arab," ungkap Lavrov seperti dilaporkan kantor berita Rusia, dikutip oleh AFP, Rabu (8/2/2012).
Lavrov menambahkan, Presiden Suriah siap jika Liga Arab hendak memperluas misi di negaranya. "Di sini kami punya alasan yang kuat untuk percaya bahwa sinyal yang kami berikan merupakan langkah perubahan bersama dengan cara yang lebih aktif dari segala arah yang didengar," tambahnya.
Menurut Lavrov, secara khusus Presiden Assad meyakinkan Rusia untuk berkomitmen penuh dengan menghentikan kekerasan dari sumber manapun.
Sebelumnya, pada Desember, Liga Arab yang beranggotakan 22 negara mengirimkan misi pengamat ke Suriah, mengawasi rencana untuk mengakhiri pertumpahan darah. Namun, misi Liga Arab tertunda sebulan kemudian karena aksi kekerasan terus meningkat.
Lavrov mengatakan, warga Suriah menuntut pemerintah Assad menunaikan janjinya memebuat konstitusi baru melalui mereferendum untuk menggantikan dominasi abadi Partai Baath.
Dalam pertemuan itu, Presiden Assad berjanji dalam pidato tahun lalu dan akan segera mengumumkan jadwal referendum mengenai konstitusi baru untuk menggantikan dominasi Partai Baath.(azh)
()