Israel geram Hamas dan Fatah bersatu

Selasa, 07 Februari 2012 - 14:58 WIB
Israel geram Hamas dan...
Israel geram Hamas dan Fatah bersatu
A A A
Sindonews.com - Bersatunya kelompok Hamas dan Fatah di Palestina membuat pemerintah Israel geram. Israel pun mendesak pemerintah Palestina untuk membuat pilihan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pemerintah Palestina harus memilih antara perjanjian dengan Hamas atau perdamaian dengan Israel.

Ungkapan Netanyahu ini dilontarkan beberapa jam setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan bahwa dia akan memimpin pemerintahan gabungan sementara antara gerakan Hamas dan Fatah menjelang pemilu mendatang di Tepi Barat dan Gaza.

"Hamas merupakan organisasi teror dan bertujuan merusak Israel," kata Netanyahu, seperti dikutip dalam BBC News, Selasa (7/1/2012).

Berdasarkan laporan wartawan BBC di Ramallah, Jon Donnison mengatakan, keyataannya Abbas mengambil sikap yang bertentangan dengan Israel dan AS. Sikap ini menunjukan pemimpin Palestina nampaknya frustrasi karena tidak ada kemajuan yang dihasilkan dari mediasi perdamaian yang diupayakan AS.

Sebelumnya, PM Abbas dan pemimpin Hamas Khaled Meshaal telah melakukan pembicaraan di Qatar untuk mencapai kesepakatan rekonsiliasi pada April 2011.
Seperti yang dilaporkan koresponden BBC, bahwa pembicaraan tersebut menjadi salah satu sandungan bagi pemerintah Palestina dalam menerapkan perjanjian dengan Israel.

Kesapakatan antara Hamas dan PM Abbas menjadi akhir perpecahan antara dua pemerintah yang terpisah di dua wilayah Palestina. Selama lebih dari empat tahun terakhir, Hamas berkuasa di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Abbas mengatakan, pemerintah Palestina dan Hamas serius untuk menyatu secara politik. "Kami sampaikan pada orang-orang kami bahwa kami serius tentang penyembuhan luka. Menyatukan orang-orang kita bedasarkan kemitraan politik, untuk mencurahkan usaha kami melawan pendudukan Israel," ungkap pemimpin Hamas.

Pada bulan April mendatang pemerintah gabungan ini sepakat untuk mengelar pemilihan presiden dan anggota parlemen. Dalam kesapatan ini, Hamas menentang keras keputusan Abbas yang menunjuk Salam Fayyad sebagai Perdana Menteri Palestina yang berkuasa di Jalur Gaza.

Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon turut mendesak Abbas tidak meninggalkan perundingan damai dengan Israel.

Juru bicara Sekjen PBB Martin Nesirky mengutip pembicaraan yang dilakukan oleh Sekjen PBB bahwa Palestina tidak seharusnya menunjukan dua sikap yang bertentangan dengan upaya perundingan damai dengan Israel.(azh)
()
Berita Terkini
Mengapa AS Tidak Dapat...
Mengapa AS Tidak Dapat Menyelesaikan Masalah Perdamaian Ukraina dengan Tongkat Ajaib?
47 menit yang lalu
6 Agenda Trump Membombardir...
6 Agenda Trump Membombardir Houthi, Salah Satunya Membantu Dominasi Israel di Timur Tengah
2 jam yang lalu
30 Negara Siap Bergabung...
30 Negara Siap Bergabung Dalam Koalisi Ukraina, tapi Kenapa Rusia Tak Akan Gentar?
5 jam yang lalu
PM Baru Kanada Pilih...
PM Baru Kanada Pilih Eropa Dibandingkan AS
6 jam yang lalu
4 Negara di Dunia yang...
4 Negara di Dunia yang Tak Miliki Pesawat Tempur, Salah Satunya Tergabung dalam NATO
7 jam yang lalu
Tunduk pada Keinginan...
Tunduk pada Keinginan Putin, AS Tekan Ukraina untuk Serahkan Wilayah yang Diduduki Rusia
8 jam yang lalu
Infografis
7 Masjid Tua di Jakarta...
7 Masjid Tua di Jakarta yang Ikonik dan Sarat Sejarah Islam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved