Corona Hajar Keras AS: 205.438 Orang Terinfeksi, 4.528 Meninggal

Kamis, 02 April 2020 - 02:06 WIB
Corona Hajar Keras AS: 205.438 Orang Terinfeksi, 4.528 Meninggal
Corona Hajar Keras AS: 205.438 Orang Terinfeksi, 4.528 Meninggal
A A A
WASHINGTON - Wabah virus corona COVID-19 di Amerika Serikat (AS) semakin hari semakin parah. Saat ini, jumlah kasus atau orang yang teringeksi sudah mencapai 205.438 dengan 4.528 di antaranya telah meninggal.

Angka kasus dan kematian di Amerika itu berdasarkan laporan online worldometers.info yang dikutip SINDOnews.com pukul 01.40 WIB pada Kamis (2/4/2020).

Angka itu menjadikan Amerika sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Sedangkan dari jumlah korban jiwa, terlihat bahwa kematian di Amerika sudah melampui angka kematian di China 3.312 orang dari jumlah kasus 81.554.

Gugus Tugas COVID-19 Gedung Putih sendiri memproyeksikan bahwa antara 100.000 hingga 240.000 orang di negara itu bisa meninggal akibat virus tersebut. Sedangkan proyeksi jumlah orang yang terinfeksi adalah jutaan orang.

"Ini akan menjadi periode dua minggu yang kasar," kata Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers pada hari Selasa.

"Sebagai bangsa, kita akan mengalami masa dua minggu yang sangat sulit. Kekuatan kami akan diuji dan daya tahan kami akan dicoba," lanjut Trump, seperti dikutip Fox News. (Baca: Bak Jilat Ludah Sendiri, Trump Sebut Corona Lebih Ganas dari Flu Biasa )

Wyoming sekarang adalah satu-satunya negara bagian di Amerika yang belum memiliki korban meninggal akibat COVID-19 setelah Hawaii mengumumkan seorang warga dengan sakit komplikasi meninggal akibat pandemi corona.

New York—pusat wabah virus di AS—memiliki lebih dari 76.000 kasus infeksi dan lebih dari 1.700 kematian pada Rabu pagi.

Sebanyak 11 negara bagian di Amerika telah memiliki lebih dari 4.000 kasus infeksi corona termasuk Michigan, Illinois, Louisiana, dan Massachusetts.

Michigan memiliki 7.615 kasus dan lebih dari 250 orang meninggal. Illinois memiliki hampir 6.000 kasus dan meminta tambahan petugas kesehatan berlisensi.

"Dalam krisis COVID-19, Illinois mencari individu yang terlatih secara medis untuk bergabung dalam pertempuran," kata situs kelompok profesional medis di negara bagian Illinois.

"Individu yang mendaftar di sini mungkin berpotensi dihubungi untuk bekerja dalam lonjakan (pasien) rumah sakit."

Ketika kasus infeksi COVID-19 muncul di Amerika, Presiden Donald Trump meremehkannya dengan menganggapnya sebagai penyakit flu biasa. Namun, penilaian presiden kini berubah ketika wabah corona semakin parah di negara tersebut.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih hari Rabu (1/4/2020), Trump mengatakan bahwa "banyak orang" sebelumnya menyarankan Amerika Serikat membiarkan virus corona mengambil jalannya, seperti flu musiman.

"Biarkan, jangan lakukan apa-apa, biarkan saja dan anggap itu sebagai flu," ucap Trump menirukan saran dari "banyak orang". "Tapi itu bukan flu. Itu ganas," katanya yang kini mengubah penilaiannya tentang COVID-19, sebagaimana dikutip AFP.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5501 seconds (0.1#10.140)