Penyebaran Corona Tembus Hutan Amazon, Wanita Suku Terinfeksi

Kamis, 02 April 2020 - 00:56 WIB
Penyebaran Corona Tembus Hutan Amazon, Wanita Suku Terinfeksi
Penyebaran Corona Tembus Hutan Amazon, Wanita Suku Terinfeksi
A A A
BRASILIA - Seorang wanita pribumi atau suku asli di hutan hujan Amazon, Brazil, telah terinfeksi virus corona baru, COVID-19. Terpaparnya wanita tersebut menjadi tanda bahwa virus ini sudah menyebar hingga ke hutan pedalaman di Amerika Latin.

Terpaparnya wanita suku hutan Amazon oleh COVID-19 dilaporkan layanan kesehatan suku Kementerian Kesehatan Sesai di Brazil pada Rabu. Menurut layanan tersebut, itu adalah kasus pertama di antara lebih dari 300 suku di Brazil.

Wanita 19 tahun dari suku Kokama dites positif terinfeksi COVID-19 di distrik Santo Antonio do Içá. Lokasinya terletak di dekat perbatasan dengan Kolombia sekitar 880 km (550 mil) di atas sungai Amazon dari ibu kota negara bagian Manaus.

"Sayangnya, kami memiliki orang pribumi dengan virus," kata seorang juru bicara Sesai melalui telepon, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/4/2020).

Menurut laporan surat kabar O Globo, pasien yang namanya tidak dipublikasikan itu adalah seorang pekerja medis yang bepergian ke hulu di beberapa desa, termasuk Tabatinga. Dia kembali ke rumah dengan gejala demam, sakit tenggorokan dan nyeri dada.

Empat kasus COVID-19 telah dikonfirmasi di distrik yang sama, termasuk seorang dokter Brazil yang dites positif minggu lalu. Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa epidemi dapat menyebar ke komunitas-komunitas adat yang terpencil dan rentan dengan efek yang menghancurkan.

Dokter, yang namanya tidak dipublikasikan, telah kembali dari liburan di Brazil selatan untuk bekerja dengan Tikunas, salah satu suku terbesar di Amazon dengan lebih dari 30.000 orang yang tinggal di Amazon bagian atas dekat perbatasan dengan Kolombia dan Peru.

Para pakar kesehatan memperingatkan bahwa virus yang menyebar dapat membunuh 850.000 penduduk asli Brazil. Penduduk asli di negara itu pernah menderita oleh penyakit yang dibawa orang Eropa beberapa abad lalu, mulai dari cacar, malaria hingga flu.

Para ahli kesehatan mengatakan cara hidup masyarakat adat di dusun komunal di bawah struktur jerami yang besar meningkatkan risiko penularan jika ada anggota yang terjangkit COVID-19.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6219 seconds (0.1#10.140)