Hidup Enak Raja Thailand: Nikah 4 Kali, 20 Selir, Harta Rp490 Triliun

Kamis, 02 April 2020 - 00:11 WIB
Hidup Enak Raja Thailand:...
Hidup Enak Raja Thailand: Nikah 4 Kali, 20 Selir, Harta Rp490 Triliun
A A A
BANGKOK - Banyak orang di dunia berdiam diri di rumah untuk menghindar dari bahaya terpapar virus corona baru, COVID-19. Namun tidak bagi Raja Thailand yang dilaporkan pergi ke Jerman, mengisolasi diri bersama 20 selir di hotel mewah.

Raja Maha Vajiralongkorn, 67,—dikenal juga sebagai Rama X—dilaporkan telah memindahkan seluruh selirnya ke Grand Hotel Sonnenbichl di Bavaria setelah ia diberi izin oleh pihak berwenang Bavaria.

Bavaria saat ini sedang di-lockdown seperti halnya seluruh wilayah Jerman. Hotel-hotel pun harus ditutup bersama dengan yang bisnis lainnya. Namun, "izin khusus" diberikan kepada Raja Rama X untuk menyewanya.

Tidak diketahui apakah istri raja berada di antara sekelompok wanita kesukaan Raja Rama X yang dibawa ke hotel tersebut.

Raja Vajiralongkorn telah lama menjadi tokoh kontroversial di Thailand, di mana setiap orang dilarang mengkritik keluarga kerajaan atau bahkan hewan peliharaan mereka sekalipun. (Baca: Raja Thailand Isolasi Diri di Jerman Bersama Puluhan Selir )

Meskipun ada ancaman 35 tahun penjara, sang raja tetap saja mendapat kritik di negara asalnya, meskipun kritik itu secara pribadi.

Sebagai raja tertua yang naik ke takhta Thailand, Raja Vajiralongkorn, telah menikah empat kali dan memiliki kehidupan pribadi yang penuh warna.

Menurut laporan Daily Mirror, Rabu (1/4/2020), sang raja memiliki kekayaan senilai 24 miliar poundsterling atau lebih dari Rp490,4 triliun.

Dia telah menjadi berita utama karena hal-hal yang tak wajar, mulai dari pernikahannya, kehidupan dengan kekasihnya, hingga bocornya video dari ratu yang nyaris telanjang karena hanya mengenakan G-string.

Pada bulan November 2009, sebuah video dari rumah sang raja dan istri ketiganya, Srirasmi Suwadee, bocor ke publik. Dalam video itu, sang ratu tidak mengenakan apa-apa selain G-string sementara para pelayan mengikuti perayaan ulang tahun anjing pudel peliharaannya.

Pada tahun yang sama, penulis Australia bernama Harry Nicolaides dihukum penjara selama tiga tahun setelah dia menerbitkan sebuah buku yang berisi kalimat; "Jika pangeran jatuh cinta dengan salah satu istri kecilnya dan dia mengkhianatinya, dia dan keluarganya akan menghilang dengan nama mereka, garis keturunan keluarga dan semua sisa keberadaan mereka dihapuskan selamanya."

Nicolaides kemudian diampuni oleh raja dan dia mengatakan bahwa bukunya sepenuhnya fiksi dari depan hingga belakang.

Dua tahun kemudian, salah satu pesawat milik Vajiralongkorn disita oleh pihak berwenang Jerman saat pembayaran utang sebesar 27 juta poundsterling. Utang dibayarkan kepada perusahaan Jerman yang kala itu sedang dalam bahaya di ambang kebangkrutan.

Vajiralongkorn akhirnya setuju untuk membayar 18 juta poundsterling, yang kemudian pembayarannya ditanggung oleh pemerintah Thailand.

Dia menikah dengan istri pertamanya, Putri Soamsawali Kitiyakara, pada tahun 1977 dan pasangan itu dikaruniai anak perempuan bernama Putri Najrakitiyabha.

Namun, selama pernikahan pertamanya, Vajiralongkorn memulai berselingkuh dengan aktris Yuvadhida Polpraserth. Entah dari raja atau bukan, aktris itu memiliki lima anak.

Meskipun ada permintaan berulang kali, Putri Soamsawali menolak untuk menceraikan suaminya yang kala itu statusnya adalah putra mahkota Thailand. Namun, pada akhirnya Vajiralongkorn mendapatkan keinginannya untuk bercerai pada tahun 1993, dengan klaim gagalnya pernikahan terletak pada istrinya.

Meski begitu, istri pertamanya dan putri mereka terus memainkan peran utama dalam acara-acara kerajaan.

Vajiralongkorn, yang kala itu masih seorang pangeran mahkota, kemudian menikahi sang aktris yang telah dia pacari selama lebih dari 15 tahun. Namun, pernikahan mereka tidak direstui oleh sang ratu.

Hanya dua tahun setelah pernikahan mereka, Yuvadhida pindah ke Inggris bersama semua anak dari pasangan itu. Vajiralongkorn tidak bereaksi dengan baik atas pindahnya istri keduanya.

Dia lantas memasang poster di sekeliling istana yang berisi tuduhan bahwa istri keduanya berzina. Dia akhirnya menculik putrinya dan membawanya kembali ke Thailand untuk tinggal bersamanya.

Putri yang diculik itu kemudian diangkat sebagai putri kerajaan. Namun, istrinya dan putra-putranya kehilangan gelar kerajaan dan mereka semua sekarang tinggal di Amerika Serikat (AS).

Istri ketiganya adalah Srirasmi Suwadee, yang telah bekerja untuk sang pangeran Vajiralongkorn sejak 1992. Pernikahan itu dirahasikan dari publik selama empat tahun, sebelum akhirnya diungkapkan pada 2005.

Srirasmi melahirkan putra pasangan itu, Pangeran Dipangkorn Rasmijoti, pada tahun yang sama dan diangkat menjadi putri kerajaan oleh suaminya. Meski demikian, Vajiralongkorn tetap menjalani "kehidupan liar" di belakang istri ketiganya.

Sembilan tahun kemudian Vajiralongkorn menuntut agar gelar kerajaan untuk keluarga istri ketiganya dicopot atas tuduhan terjadi praktik korupsi di antara kerabat sang istri.

Istri ketiganya melepaskan gelar kerajaannya segera setelah itu dan setuju untuk bercerai setelah 13 tahun menikah. Srirasmi dianugerahi "uang penyelesaian" senilai 4,4 juta poundsterling.

Hanya tiga hari sebelum dia dinobatkan sebagai raja, Vajiralongkorn menikah untuk keempat kalinya dengan wanita bernama Suthida Tidjai. Dia mantan komandan Departemen Aide-de-Camp Kerajaan Thailand.

Namun, meskipun sekali lagi menjadi pria yang sudah menikah, Vajiralongkorn masih belum setia dan hanya beberapa bulan setelah pernikahannya ia memberikan gelar Chao Khun Phra untuk selirnya; Sineenat Wongvajirapakdi. Gelar itu bermakna permaisuri bangsawan.

Perempuan 34 tahun itu telah menjadi permaisuri pertama di Kerajaan Thailand selama hampir satu abad. Dia adalah pendamping resmi untuk raja, tetapi statusnya bukan ratu.

Namun, hanya tiga bulan kemudian, raja melucuti posisi, kekayaan, jabatan dan pangkat baru Sineenat Wongvajirapakdi. Raja mengklaim bahwa dia tidak menghormati ratu dan tidak loyal kepadanya.

"Perilaku permaisuri dianggap tidak sopan," bunyi pernyataan resmi Raja Vajiralongkorn kala itu."Menunjukkan ketidaktaatan terhadap raja dan ratu dan menyalahgunakan kekuasaannya untuk memberi perintah atas nama raja."

Raja, menurut pernyataan tersebut, telah mengetahui bahwa Sineenat Wongvajirapakdi tidak bersyukur atas gelar yang diberikan kepadanya, dan dia juga tidak berperilaku sesuai dengan statusnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1551 seconds (0.1#10.140)