Cegah Gelombang Kedua Pandemi Corona, Jerman Ogah Cabut Lockdown

Jum'at, 24 April 2020 - 20:29 WIB
loading...
Cegah Gelombang Kedua...
Jerman pertahankan lockdown guna mencegah gelombang kedua pandemi Corona. Foto/Ilustrasi
A A A
BERLIN - Badan pengontrol penyakit Jerman mendesak agar tidak menghentikan tindakan penguncian (lockdown) sebelum waktunya. Badan tersebut memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu gelombang baru wabah virus Corona.

Wakil kepala Robert Koch Institute, Lars Schaade, mengatakan bahwa keberhasilan relatif Jerman dalam memerangi virus Corona tidak mungkin terjadi tanpa langkah-langkah lockdown yang tepat waktu.

“Dan kita harus tetap seperti itu. Kami tidak bisa lalai sekarang,” katanya pada konferensi pers seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (24/4/2020).

Ia mengeluarkan pernyataan tersebut dalam menanggapi seruan untuk mengakhiri tindakan lockdown virus Corona lebih cepat.

Schaade memperingatkan bahwa terlalu tergesa-gesa dalam mengangkat lockdown dapat menyebabkan peningkatan cepat pada kasus COVID-19 yang baru, membebani sistem kesehatan secara berlebihan dan menyebabkan banyak kematian.

“Kami telah melihat ini di negara lain. Dan kita telah melihat seberapa cepat ini bisa terjadi,” ujarnya.

Menurut perusahaan analisis data Risklayer dan Institut Teknologi Karlsruhe korban tewas akibat virus Corona di Jerman mencapai 5.575 pada hari Jumat, sementara jumlah total kasus mendekati 154 ribu.

Robert Koch Institute telah melaporkan hampir 107 ribu orang telah pulih dari virus COVID-19 sejauh ini.

Jerman memiliki penghitungan tertinggi kelima infeksi COVID-19 di dunia, di belakang Amerika Serikat (AS), Spanyol, Italia, dan Prancis. Namun jumlah kematiannya masih jauh lebih rendah daripada negara-negara lain yang dilanda bencana.

Pemerintah koalisi Kanselir Angela Merkel melakukan tindakan penguncian parsial yang ketat pada minggu ini, memungkinkan toko-toko kecil dibuka kembali.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1505 seconds (0.1#10.140)