Aneh, Profesor Inggris Bilang Virus Corona Dibawa Meteor ke Bumi
A
A
A
LONDON - Seorang profesor Inggris membuat klaim aneh yang menyebut virus corona baru, COVID-19, dibawa meteor ke Bumi dan menyebar ke seluruh dunia karena dibawa angin. Klaim aneh ini muncul ketika virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 145.000 orang di 137 negara dengan korban meninggal lebih dari 5.000 orang.
Ilmuwan yang membuat klaim itu adalah Profesor Chandra Wickramasinghe dari Buckingham Center for Astrobiology. Dia tercatat sebagai ilmuwan Inggris kelahiran Sri Lanka.
Menurutnya, COVID-19 tidak berasal dari hewan, tetapi datang dengan meteor dan sekarang disebarkan oleh angin. Teorinya itu sudah pasti ditolak oleh banyak ahli penyakit yang mengatakan bahwa COVID-19 mirip dengan virus corona lainnya seperti SARS atau MERS, yang masing-masing berasal dari kelelawar dan unta.
Wickramasinghe menegaskan bahwa penyakit tersebut memiliki koneksi kosmik. Dia mengatakan meteor yang meledak di China pada 11 Oktober 2019 melepaskan partikel-partikel infeksius.
Untuk mendukung teori anehnya, dia menyoroti fakta bahwa wabah penyakit terjadi di wilayah tempat meteor dilaporkan terlihat.
“Kami percaya agen infeksi sangat lazim di ruang angkasa, dibawa dengan komet, dan dapat jatuh ke Bumi melalui troposfer. Ini, menurut kami, bisa dan sudah ada di masa lalu berlanjut untuk menyebabkan epidemi penyakit manusia," kata Wickramasinghe kepada Express.co.uk, yang dilansir Sabtu (14/3/2020).
Profesor Wickramasinghe adalah pendukung teori panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan ada di seluruh alam semesta dan didistribusikan oleh spasi, meteor, komet, dan benda langit lainnya.
Sebelumnya, dia telah mengklaim bahwa penyakit menular lainnya seperti pandemi flu 1918, polio, dan SARS memiliki asal ekstraterestrial.
Ilmuwan yang membuat klaim itu adalah Profesor Chandra Wickramasinghe dari Buckingham Center for Astrobiology. Dia tercatat sebagai ilmuwan Inggris kelahiran Sri Lanka.
Menurutnya, COVID-19 tidak berasal dari hewan, tetapi datang dengan meteor dan sekarang disebarkan oleh angin. Teorinya itu sudah pasti ditolak oleh banyak ahli penyakit yang mengatakan bahwa COVID-19 mirip dengan virus corona lainnya seperti SARS atau MERS, yang masing-masing berasal dari kelelawar dan unta.
Wickramasinghe menegaskan bahwa penyakit tersebut memiliki koneksi kosmik. Dia mengatakan meteor yang meledak di China pada 11 Oktober 2019 melepaskan partikel-partikel infeksius.
Untuk mendukung teori anehnya, dia menyoroti fakta bahwa wabah penyakit terjadi di wilayah tempat meteor dilaporkan terlihat.
“Kami percaya agen infeksi sangat lazim di ruang angkasa, dibawa dengan komet, dan dapat jatuh ke Bumi melalui troposfer. Ini, menurut kami, bisa dan sudah ada di masa lalu berlanjut untuk menyebabkan epidemi penyakit manusia," kata Wickramasinghe kepada Express.co.uk, yang dilansir Sabtu (14/3/2020).
Profesor Wickramasinghe adalah pendukung teori panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan ada di seluruh alam semesta dan didistribusikan oleh spasi, meteor, komet, dan benda langit lainnya.
Sebelumnya, dia telah mengklaim bahwa penyakit menular lainnya seperti pandemi flu 1918, polio, dan SARS memiliki asal ekstraterestrial.
(mas)