AS-NATO Bahas Bantuan Militer untuk Turki
A
A
A
PARIS - Amerika Serikat (AS) sedang melakukan pembahasan dengan NATO terkait bantuan militer yang akan diberikan kepada Turki terkait krisis di Idlib, Suriah. Keduanya juga membahas langkah-langkah yang mungkin diambil jika Rusia dan pemerintah Suriah menghentikan gencatan senjata.
"Kami melihat apa yang dapat dilakukan NATO," kata utusan khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, kepada wartawan dalam teleconference dari Brussels di mana ia mengadakan pembicaraan dengan NATO.
"Semuanya ada di atas meja," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/3/2020).
Jeffrey, yang berbicara bersama duta besar AS untuk Turki David Satterfield, mengesampingkan penggunaan pasukan darat seandainya gencatan senjata dilanggar. Ia pun mengulangi bahwa Ankara perlu mengklarifikasi sikapnya mengenai pembelian Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia.
Sebelumnya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meminta bantuan tambahan kepada NATO untuk membantu memperkuat pertahanan Turki di wilayah yang berbatasan dengan Suriah. Menurutnya bantuan dibutuhkan untuk melawan setiap ancaman yang berbasis di Suriah, termasuk ISIS.
Turki dan rezim Suriah yang ditengahi Rusia sepakat melakukan gencatan senjata di Idlib. Tiga hari setelah kesepakatan diteken, Ankara mengancam akan mengambil tindakan sepihak jika gencatan senjata dilanggar.
"(Kami telah meminta) bantuan tambahan NATO di Suriah, untuk pertahanan perbatasan dengan Suriah, dan sehubungan dengan tantangan migrasi," kata Erdogan kepada wartawan pada hari Senin bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. (Baca: Lawan Ancaman dari ISIS di Suriah, Erdogan Minta Bantuan NATO )
"Kami melihat apa yang dapat dilakukan NATO," kata utusan khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, kepada wartawan dalam teleconference dari Brussels di mana ia mengadakan pembicaraan dengan NATO.
"Semuanya ada di atas meja," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/3/2020).
Jeffrey, yang berbicara bersama duta besar AS untuk Turki David Satterfield, mengesampingkan penggunaan pasukan darat seandainya gencatan senjata dilanggar. Ia pun mengulangi bahwa Ankara perlu mengklarifikasi sikapnya mengenai pembelian Sistem Pertahanan Udara S-400 Rusia.
Sebelumnya Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meminta bantuan tambahan kepada NATO untuk membantu memperkuat pertahanan Turki di wilayah yang berbatasan dengan Suriah. Menurutnya bantuan dibutuhkan untuk melawan setiap ancaman yang berbasis di Suriah, termasuk ISIS.
Turki dan rezim Suriah yang ditengahi Rusia sepakat melakukan gencatan senjata di Idlib. Tiga hari setelah kesepakatan diteken, Ankara mengancam akan mengambil tindakan sepihak jika gencatan senjata dilanggar.
"(Kami telah meminta) bantuan tambahan NATO di Suriah, untuk pertahanan perbatasan dengan Suriah, dan sehubungan dengan tantangan migrasi," kata Erdogan kepada wartawan pada hari Senin bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. (Baca: Lawan Ancaman dari ISIS di Suriah, Erdogan Minta Bantuan NATO )
(ian)