Netanyahu Klaim Menangi Pemilu Israel

Selasa, 03 Maret 2020 - 16:27 WIB
Netanyahu Klaim Menangi...
Netanyahu Klaim Menangi Pemilu Israel
A A A
TEL AVIV - TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim telah memenangi pemilu ketiga dalam waktu kurang dari setahun di negara itu. Klaim itu muncul setelah hasil jajak pendapat menunjukkan jika partai Netanyahu, Likud, unggul dari lawan-lawannya.

"Kami menang berkat kepercayaan kami pada jalan kami dan terima kasih kepada orang-orang Israel," kata Netanyahu dalam postingan di Twitter pada Selasa (3/3/2020) pagi.

Sementara saat menyampaikan pidatonya di markas pemenangan pemilu Partai Likud di Tel Aviv, Netanyahu tampak berseri-seri.

"Malam yang menggembirakan," ujarnya kepada orang banyak yang bersorak.

"Kemenangan ini sangat manis, karena ini adalah kemenangan melawan segala rintangan...kita mengubah lemon menjadi limun," imbuhnya seperti dilansir dari Sky News.

Netanyahu mengklaim kemenangan atas penantang utamanya Benny Gantz, dari Parti Biru dan Putih.

Meski mengklaim memenangi pemilu, belum diketahui dengan pasti apakah Netanyahu bisa mengamankan kursi mayoritas di parlemen. Tiga stasiun TV utama Israel meramalkan jika Partai Likud dan partai yang sealiran akan merebut 60 dari 120 kursi di parlemen.

Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan jika Netanyahu kurang dua kursi untuk menggenggam kursi mayoritas di parlemen Israel. Dengan hasil aktual terus mengalir sepanjang hari, hasil ini adalah sebuah celah yang menandakan kemungkinan kebuntuan seperti yang disinggung oleh Gantz.

Gantz dalam pidatonya di markas besar pemenangan pemilu partainya, berhenti mengakui kekalahan, dengan mengatakan pemilu tersebut dapat mengakibatkan kebuntuan lainnya.

"Aku akan memberitahumu dengan jujur, aku mengerti dan berbagi perasaan kecewa dan sakit karena itu bukan hasil yang kita inginkan," ujarnya.

Meski begitu, kemenangan bagi politisi berusia 70 tahun itu terjadi setelah hasil pemilu yang tidak meyakinkan pada bulan April dan September 2019.

Kemenangan Netanyahu juga akan menjadi bukti ketahanan politik pemimpin terlama Israel itu, yang bertarung dalam kampanye di bawah bayang-bayang pengadilan korupsi.

Hal itu juga akan membuka jalan bagi Netanyahu untuk memenuhi janjinya mencaplok permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan Lembah Yordan di kawasan itu setelah pemilu.

Langkah itu diusulkan dalam rencana perdamaian oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Baca: Poin-poin Penting Rencana Perdamaian Timur Tengah Trump )

Palestina telah menolak proposal tersebut, dengan mengatakan itu membunuh impian mereka untuk mendirikan negara yang layak di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Israel merebut wilayah itu dalam perang Timur Tengah 1967.

Satu kekhawatiran lain adalah jika hasil resmi pada Selasa cocok dengan jajak pendapat keluar, Netanyahu bisa diadili pada 17 Maret sementara negara itu terjebak dalam kemacetan politik.

Netanyahu didakwa atas tuduhan suap, pelanggaran kepercayaan dan penipuan atas tuduhan yang ia berikan kepada negara bernilai jutaan dolar kepada para taipan media Israel dengan imbalan liputan pers yang menguntungkan.

Netanyahu membantah melakukan kesalahan dan mengatakan dia adalah korban "perburuan penyihir" oleh polisi, jaksa dan media yang bermusuhan.

Perdana menteri Israel itu gagal dalam upaya untuk mengamankan kekebalan dari penuntutan selama kampanye pemilihan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1112 seconds (0.1#10.140)