Presiden Palestina Kecam Proposal AS sebagai Hadiah untuk Israel
A
A
A
NEW YORK - Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat bicara di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan marah menolak proposal damai Timur Tengah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai hadiah untuk Israel. Rencana Trump itu juga tak dapat diterima oleh Palestina.
Sambil menunjukkan salinan peta sesuai rencana AS untuk solusi dua negara bagi Israel dan Palestina, Abbas menyatakan negara yang diusulkan untuk Palestina terlihat seperti pecahan "keju Swiss".
"Ini negara yang mereka akan beri pada kami. Ini seperti keju Swiss, benar. Siapa di antara Anda akan menerima negara yang sama dan syarat-syarat yang sama?" papar Abbas.
Kehadiran Abbas di Dewan Keamanan PBB itu saat draf resolusi diedarkan untuk mengecam rencana Israel mencaplok pemukiman di Tepi Barat serta menjadi teguran bagi rencana Trump.
Naskah draf resolusi itu diedarkan oleh Indonesia dan Tunisia. AS tampaknya akan mengeluarkan veto atas draf resolusi itu. Meski demikian, kehadiran draf resolusi itu mencerminkan penolakan beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB terhadap rencana Trump tersebut.
Abbas mendesak Trump mencabut rencana itu dan kembali ke negosiasi berdasarkan resolusi PBB yang menyerukan solusi dua negara berdasarkan garis perbatasan sebelum 1967.
Abbas mendesak Dewan Keamanan menggelar konferensi internasional untuk penerapan pemukiman. "AS tidak bisa menjadi satu-satunya mediator," tegas Abbas.
Terkait kekerasan yang dapat pecah, Abbas menyatakan, "Situasi dapat meledak kapan pun. Kami perlu harapan. Tolong jangan mengambil harapan ini dari kami."
Abbas juga menyatakan rakyat Palestina tidak akan berminat dengan terorisme.
Rencana Trump itu akan mengakui otoritas Israel di pemukiman Tepi BArat dan mengharuskan Palestina memenuhi syarat yang sulit untuk diizinkan memiliki negara dengan ibu kota di satu desa di Tepi Barat, timur Yerusalem.
Sambil menunjukkan salinan peta sesuai rencana AS untuk solusi dua negara bagi Israel dan Palestina, Abbas menyatakan negara yang diusulkan untuk Palestina terlihat seperti pecahan "keju Swiss".
"Ini negara yang mereka akan beri pada kami. Ini seperti keju Swiss, benar. Siapa di antara Anda akan menerima negara yang sama dan syarat-syarat yang sama?" papar Abbas.
Kehadiran Abbas di Dewan Keamanan PBB itu saat draf resolusi diedarkan untuk mengecam rencana Israel mencaplok pemukiman di Tepi Barat serta menjadi teguran bagi rencana Trump.
Naskah draf resolusi itu diedarkan oleh Indonesia dan Tunisia. AS tampaknya akan mengeluarkan veto atas draf resolusi itu. Meski demikian, kehadiran draf resolusi itu mencerminkan penolakan beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB terhadap rencana Trump tersebut.
Abbas mendesak Trump mencabut rencana itu dan kembali ke negosiasi berdasarkan resolusi PBB yang menyerukan solusi dua negara berdasarkan garis perbatasan sebelum 1967.
Abbas mendesak Dewan Keamanan menggelar konferensi internasional untuk penerapan pemukiman. "AS tidak bisa menjadi satu-satunya mediator," tegas Abbas.
Terkait kekerasan yang dapat pecah, Abbas menyatakan, "Situasi dapat meledak kapan pun. Kami perlu harapan. Tolong jangan mengambil harapan ini dari kami."
Abbas juga menyatakan rakyat Palestina tidak akan berminat dengan terorisme.
Rencana Trump itu akan mengakui otoritas Israel di pemukiman Tepi BArat dan mengharuskan Palestina memenuhi syarat yang sulit untuk diizinkan memiliki negara dengan ibu kota di satu desa di Tepi Barat, timur Yerusalem.
(sfn)