Kalahkan SARS, Jumlah Kasus Virus Corona Wuhan Tembus 6.061
A
A
A
BEIJING - Jumlah kasus virus Corona Wuhan yang telah dikonfirmasi di China telah melebihi jumlah mereka yang tertular virus SARS yang menyerang negara itu pada medio 2003 lalu.
Hingga saat ini, menurut pejabat China, ada 6.061 kasus yang telah dikonfirmasi dan 132 kematian akibat virus dengan nama ncov-2019 itu. Jumlah ini bertambah sekitar 1.500 atau meningkat lebih dari 30%. Jumlah itu tidak termasuk kasus yang ada di Hong Kong dan Macau, yang keduanya juga telah melaporkan sejumlah kecil kasus.
Sementara itu setidaknya ada 91 kasus virus Corona Wuhan yang dilaporkan terjadi di luar China daratan seperti dikutip dari CNN, Kamis (30/1/2020).
Untuk diketahui, selama wabah virus SARS yang juga menyerang China pada 2003 lalu ada 5.327 kasus yang dikonfirmasi dengan 349 kematian.
Para ahli sebelumnya memperkirakan angka kasus virus Corona Wuhan ini masih sangat kurang dilaporkan, membuat virus Corona baru ini jauh lebih menular, tetapi juga lebih mematikan daripada SARS.
Ketua Partai Komunis Wuhan, Ma Guoqiang mengatakan, bahwa pengujian telah disederhanakan dalam beberapa hari terakhir, yang menyebabkan lonjakan diagnosa.
"Ini tidak berarti kecepatan penyebaran penyakit telah meningkat secara drastis," tambahnya.
Pihak berwenang di China juga melaporkan dugaan kasus virus Wuhan di Tibet, yang sebelumnya merupakan satu-satunya wilayah yang terhindar dari virus tersebut. Jika dikonfirmasi, penyebaran ke Tibet terlepas dari penerapan pemeriksaan ketat pada pelancong dan penutupan lokasi wisata akan memperbaharui kekhawatiran tentang seberapa mudah virus ditularkan, terutama ketika orang tidak menunjukkan gejala.
Kasus pertama virus Corona baru ini terdeteksi di Wuhan pada pertengahan Desember lalu. Sejak itu, jumlah kasus yang dikonfirmasi telah meningkat secara eksponensial, dan infeksi telah dilaporkan di seluruh dunia.
Lebih dari selusin negara telah mengkonfirmasi kasus virus Coroan Wuhan, ketika pihak berwenang China berjuang untuk menghentikan penyebarannya.
Sekitar seratus kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan sebagian besar, 14, terdeteksi di Thailand, tujuan populer bagi para pelancong asal China. Negara-negara dengan iklim yang lebih dingin lebih berisiko untuk penyebaran di masa depan, karena virus Corona tumbuh subur di lingkungan yang dingin dan juga tidak menular di daerah yang panas dan cerah.
Sementara sebagian besar kasus yang dilaporkan di luar China memiliki hubungan langsung ke Wuhan, ada indikasi virus itu mulai menyebar di negara-negara lain. Tiga kasus baru dilaporkan di Jerman pada hari Selasa, termasuk apa yang diyakini sebagai penularan dari manusia ke manusia di Eropa.
Banyak negara telah menyarankan warganya untuk tidak mengunjungi China karena wabah yang sedang berlangsung. Pada hari Rabu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan tingkat 3 yang menyarankan semua perjalanan tidak penting dibatalkan - peringatan tertinggi pada skala 1 sampai 3. Namun, Gedung Putih membantah laporan yang menyatakan sedang merencanakan untuk menangguhkan semua penerbangan antara AS dan China.
Hingga saat ini, menurut pejabat China, ada 6.061 kasus yang telah dikonfirmasi dan 132 kematian akibat virus dengan nama ncov-2019 itu. Jumlah ini bertambah sekitar 1.500 atau meningkat lebih dari 30%. Jumlah itu tidak termasuk kasus yang ada di Hong Kong dan Macau, yang keduanya juga telah melaporkan sejumlah kecil kasus.
Sementara itu setidaknya ada 91 kasus virus Corona Wuhan yang dilaporkan terjadi di luar China daratan seperti dikutip dari CNN, Kamis (30/1/2020).
Untuk diketahui, selama wabah virus SARS yang juga menyerang China pada 2003 lalu ada 5.327 kasus yang dikonfirmasi dengan 349 kematian.
Para ahli sebelumnya memperkirakan angka kasus virus Corona Wuhan ini masih sangat kurang dilaporkan, membuat virus Corona baru ini jauh lebih menular, tetapi juga lebih mematikan daripada SARS.
Ketua Partai Komunis Wuhan, Ma Guoqiang mengatakan, bahwa pengujian telah disederhanakan dalam beberapa hari terakhir, yang menyebabkan lonjakan diagnosa.
"Ini tidak berarti kecepatan penyebaran penyakit telah meningkat secara drastis," tambahnya.
Pihak berwenang di China juga melaporkan dugaan kasus virus Wuhan di Tibet, yang sebelumnya merupakan satu-satunya wilayah yang terhindar dari virus tersebut. Jika dikonfirmasi, penyebaran ke Tibet terlepas dari penerapan pemeriksaan ketat pada pelancong dan penutupan lokasi wisata akan memperbaharui kekhawatiran tentang seberapa mudah virus ditularkan, terutama ketika orang tidak menunjukkan gejala.
Kasus pertama virus Corona baru ini terdeteksi di Wuhan pada pertengahan Desember lalu. Sejak itu, jumlah kasus yang dikonfirmasi telah meningkat secara eksponensial, dan infeksi telah dilaporkan di seluruh dunia.
Lebih dari selusin negara telah mengkonfirmasi kasus virus Coroan Wuhan, ketika pihak berwenang China berjuang untuk menghentikan penyebarannya.
Sekitar seratus kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan sebagian besar, 14, terdeteksi di Thailand, tujuan populer bagi para pelancong asal China. Negara-negara dengan iklim yang lebih dingin lebih berisiko untuk penyebaran di masa depan, karena virus Corona tumbuh subur di lingkungan yang dingin dan juga tidak menular di daerah yang panas dan cerah.
Sementara sebagian besar kasus yang dilaporkan di luar China memiliki hubungan langsung ke Wuhan, ada indikasi virus itu mulai menyebar di negara-negara lain. Tiga kasus baru dilaporkan di Jerman pada hari Selasa, termasuk apa yang diyakini sebagai penularan dari manusia ke manusia di Eropa.
Banyak negara telah menyarankan warganya untuk tidak mengunjungi China karena wabah yang sedang berlangsung. Pada hari Rabu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan tingkat 3 yang menyarankan semua perjalanan tidak penting dibatalkan - peringatan tertinggi pada skala 1 sampai 3. Namun, Gedung Putih membantah laporan yang menyatakan sedang merencanakan untuk menangguhkan semua penerbangan antara AS dan China.
(ian)