Virus Corona Mengganas, Makanan WNI di Wuhan Hanya Cukup 5 Hari
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan stok makanan yang dimiliki para warga negara Indonesia di Wuhan , China, diprediksi hanya cukup untuk lima hari. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing kini berupaya mencari cara untuk memasok bantuan logistik.
Sekedar diketahui, Wuhan yang jadi pusat wabah virus Corona jenis baru; 2019-nCoV , sudah ditutup atau diisolasi sejak Kamis lalu. Dengan status "lockdown", cukup sulit untuk mengirimkan logisitik, khususnya bahan makanan, ke kota Wuhan.
Retno sudah berkomunikasi dengan KBRI Beijing semalam. Dia menerima informasi bahwa ketersediaan bahan makanann sudah mulai menipis. Diperkirakan, bahan makanan yang dimiliki oleh WNI di Wuhan, yang sebagian besarnya adalah mahasiswa, hanya cukup untuk lima hari. (Baca: Curhat Mahasiswi RI di Wuhan, Hadapi Virus Corona Sekaligus Cibiran )
"Saya peroleh informasi bahwa ketersediaan makanan, bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, ketersediaannya hanya tiga sampai lima hari. Ini yang kita segerakan untuk kita pasok, karena sekali lagi pada saat bahan makanan menipis, maka tentunya semua kita menjadi khawatir," ucap Retno pada Selasa (28/1/2020).
"Karena itu Duta Besar kita melakukan komunikasi bagaimana cara tercepat agar pasokan logistik ini dapat masuk, yang perlu diketahui, Wuhan saat ini statusnya adalah 'lockdown', sehingga kita tidak bisa bawa makanan masuk, dan sebagainya. Semua gerakan kita harus dikoordinasikan dengan otoritas China , termasuk di dalam pengiriman-pengiriman logistik," ujarnya. (Baca: UPDATE-Virus Corona China: 106 Orang Tewas, 4.000 Terinfeksi )
Dia menuturkan, berdasarkan informasi dari Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Wuhan diketahui sejumlah toko di kota tersebut masih buka dan menjual bahan-bakan makanan. Hanya saja, harganya melambung tinggi. "Oleh karena itu, pemerintah membantu pengadaan logistik tersebut," katanya.
Menlu yang merupakan mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda ini menambahkan bahwa ada kekhawatiran tentang pasokan masker yang sangat terbatas. Pihaknya sudah bicara dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan badan tersebut sanggup untuk mengirim segera masker melalui Beijing. Dari Beijing ada biro pengiriman yang mendapatkan izin dari otoritas China untuk masuk ke Wuhan.
Sekedar diketahui, Wuhan yang jadi pusat wabah virus Corona jenis baru; 2019-nCoV , sudah ditutup atau diisolasi sejak Kamis lalu. Dengan status "lockdown", cukup sulit untuk mengirimkan logisitik, khususnya bahan makanan, ke kota Wuhan.
Retno sudah berkomunikasi dengan KBRI Beijing semalam. Dia menerima informasi bahwa ketersediaan bahan makanann sudah mulai menipis. Diperkirakan, bahan makanan yang dimiliki oleh WNI di Wuhan, yang sebagian besarnya adalah mahasiswa, hanya cukup untuk lima hari. (Baca: Curhat Mahasiswi RI di Wuhan, Hadapi Virus Corona Sekaligus Cibiran )
"Saya peroleh informasi bahwa ketersediaan makanan, bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, ketersediaannya hanya tiga sampai lima hari. Ini yang kita segerakan untuk kita pasok, karena sekali lagi pada saat bahan makanan menipis, maka tentunya semua kita menjadi khawatir," ucap Retno pada Selasa (28/1/2020).
"Karena itu Duta Besar kita melakukan komunikasi bagaimana cara tercepat agar pasokan logistik ini dapat masuk, yang perlu diketahui, Wuhan saat ini statusnya adalah 'lockdown', sehingga kita tidak bisa bawa makanan masuk, dan sebagainya. Semua gerakan kita harus dikoordinasikan dengan otoritas China , termasuk di dalam pengiriman-pengiriman logistik," ujarnya. (Baca: UPDATE-Virus Corona China: 106 Orang Tewas, 4.000 Terinfeksi )
Dia menuturkan, berdasarkan informasi dari Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Wuhan diketahui sejumlah toko di kota tersebut masih buka dan menjual bahan-bakan makanan. Hanya saja, harganya melambung tinggi. "Oleh karena itu, pemerintah membantu pengadaan logistik tersebut," katanya.
Menlu yang merupakan mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda ini menambahkan bahwa ada kekhawatiran tentang pasokan masker yang sangat terbatas. Pihaknya sudah bicara dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan badan tersebut sanggup untuk mengirim segera masker melalui Beijing. Dari Beijing ada biro pengiriman yang mendapatkan izin dari otoritas China untuk masuk ke Wuhan.
(mas)