Tentara Malaysia Anggap Serius Kasus Penculikan WNI
A
A
A
KUALA LUMPUR - Tentara Malaysia memandang serius isiden penculikan lima orang warga negara Indonesia (WNI) di perairan Tambisan, Sabah, pada 16 Januari lalu. Hal itu ditegaskan pihak Angkatan Tentara Malaysia (ATM) dalam siaran persnya.
"Kelima WNI dipercaya telah dibawa ke Filipina selatan oleh gerombolan penculik yang dikaitkan dengan kelompok Abu Sayyaf," kata ATM dalam rilisnya di Twitter yang dipantau Sindonews, Jumat (24/1/2020).
ATM menyatakan senantiasa mengimplementasikan kesepakatan patroli bersama antara Malaysia, Indonesia dan Filipina. Kesepakatan ketiga negara untuk memperkuat keselamatan kawasan maritim secara terpadu di perairan laut Sulu dimulai sejak tahun 2016 telah dan sedang dilaksanakan oleh ATM.
"Ketiga negara juga telah membentuk Pusat Pengawasan Maririm dengan tujuan untuk berbagi informasi dan koordinasi aktivitas Trilateral Maritime Patrol (TMP) dan Trilateral Air Patrol (TAP) yang melibatkan ATM, TNI dan tentara Filipina," kata ATM.
"Kesemua kesepakatan lain yang disetujui bersama di bahwa Trilateral Coopeation Agreement di antara ketiga negara juga telah dilaksanakan oleh Malaysia dan ATM," sambungnya.
ATM juga menyatakan kerap bekerja sama dengan berbagai badan keamanan lain untuk menjaga keamanan kawasan maritim di pantai timur Sabah khususnya. Badan-badan itu adalah Eastern Sabah Security Command (ESSCOM), Pasukan Gerakan Marin Polisi Diraja Malaysia (PGM-PDRM) dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).
"Ini merupakan manifestasi komitmen Malaysia dan ATM untuk memperkuat keamanan kawasan maritim melalui kesepakatan kerja sama yang disepakati ketiga negara dalam Trilateral Cooperation Agreement," kata ATM.
"ATM senantiasa berkomitmen untuk memastikan kesepakatan patroli secara bersama antara Malaysia, Indonesia dan Filipina dilaksanakan sepenuhnya termasuk meneruskan kerja sama dengan pelbagai badan keamanan lain dari Malaysia untuk memperkuat keamanan kawasan maritim di Laut Sulu dan Panti Timur Sabah," demikian pernyataan ATM.
"Kelima WNI dipercaya telah dibawa ke Filipina selatan oleh gerombolan penculik yang dikaitkan dengan kelompok Abu Sayyaf," kata ATM dalam rilisnya di Twitter yang dipantau Sindonews, Jumat (24/1/2020).
ATM menyatakan senantiasa mengimplementasikan kesepakatan patroli bersama antara Malaysia, Indonesia dan Filipina. Kesepakatan ketiga negara untuk memperkuat keselamatan kawasan maritim secara terpadu di perairan laut Sulu dimulai sejak tahun 2016 telah dan sedang dilaksanakan oleh ATM.
"Ketiga negara juga telah membentuk Pusat Pengawasan Maririm dengan tujuan untuk berbagi informasi dan koordinasi aktivitas Trilateral Maritime Patrol (TMP) dan Trilateral Air Patrol (TAP) yang melibatkan ATM, TNI dan tentara Filipina," kata ATM.
"Kesemua kesepakatan lain yang disetujui bersama di bahwa Trilateral Coopeation Agreement di antara ketiga negara juga telah dilaksanakan oleh Malaysia dan ATM," sambungnya.
ATM juga menyatakan kerap bekerja sama dengan berbagai badan keamanan lain untuk menjaga keamanan kawasan maritim di pantai timur Sabah khususnya. Badan-badan itu adalah Eastern Sabah Security Command (ESSCOM), Pasukan Gerakan Marin Polisi Diraja Malaysia (PGM-PDRM) dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).
"Ini merupakan manifestasi komitmen Malaysia dan ATM untuk memperkuat keamanan kawasan maritim melalui kesepakatan kerja sama yang disepakati ketiga negara dalam Trilateral Cooperation Agreement," kata ATM.
"ATM senantiasa berkomitmen untuk memastikan kesepakatan patroli secara bersama antara Malaysia, Indonesia dan Filipina dilaksanakan sepenuhnya termasuk meneruskan kerja sama dengan pelbagai badan keamanan lain dari Malaysia untuk memperkuat keamanan kawasan maritim di Laut Sulu dan Panti Timur Sabah," demikian pernyataan ATM.
(ian)