Aksi Pasukan Keamanan Irak Tewaskan Tiga Demonstran di Baghdad

Selasa, 21 Januari 2020 - 02:52 WIB
Aksi Pasukan Keamanan Irak Tewaskan Tiga Demonstran di Baghdad
Aksi Pasukan Keamanan Irak Tewaskan Tiga Demonstran di Baghdad
A A A
BAGHDAD - Tiga pengunjuk rasa dilaporkan tewas di Baghdad, Senin (20/1). Menurut petugas medis, dua demonstran tewas akibat terkena amunisi hidup dan seorang lainnya tewas setelah tabung gas air mata menembus lehernya.

Pemerintah Irak tidak mengkonfirmasi kematian tiga demonstran tersebut. Osama Bin Javaid dari Al Jazeera, melaporkan dari aksi demonstrasi di Baghdad, para aktivis mengambil video yang memperlihatkan para pengunjuk rasa yang terluka dibawa pergi setelah terjadinya bentrokan sengit.

Kendaraan roda tiga menyelamatkan korban gas air mata dan membawa mereka ke rumah sakit darurat dekat lokasi demonstrasi. Petugas medis di tempat kejadian merawat puluhan orang yang menderita efek gas air mata.

Jamal, seorang petugas medis di Baghdad, mengatakan kepada Al Jazeera, ia merawat banyak korban di Lapangan Tayaran, Baghdad. “Orang-orang berharap saya membantu mereka. Saya juga diserang oleh gas air mata. Saya jatuh ketika pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan amunisi hidup," jelasnya.

Seorang demonstran mengecam strategi kekerasan yang digunakan oleh pasukan keamanan untuk membubarkan massa. "Selama berbulan-bulan tidak ada yang mendengarkan tuntutan kami. Mereka membunuh kami. Itu hanya pertumpahan darah," kata pengunjuk rasa Hassan Ali.

Bentrokan terjadi ketika pasukan keamanan Irak berusaha membersihkan jalan-jalan di Baghdad, setelah ratusan pemrotes turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka pada langkah lambat reformasi pemerintah.

Sejak akhir pekan lalu, demonstran mulai menutup jalan raya dan jembatan dengan membakar ban. "Kami memblokir jalan untuk menuntut hak kami, hak kaum muda untuk mendapatkan pekerjaan," kata salah seorang pengunjuk rasa di Baghdad, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah untuk menggelar jajak pendapat singkat di bawah undang-undang pemilihan yang baru, penunjukan perdana menteri independen, dan mencopot pejabat yang diduga melakukan korupsi.

Utusan PBB untuk Irak, Jeanine Hennis-Plasschaert, mendesak para elit politik Irak untuk kembali mendorong reformasi dan agar protes tetap damai.

"Setiap langkah yang diambil sejauh ini untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat akan tetap kosong, jika mereka tidak selesai," kata Hennis-Plasschaert dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh PBB. "Penindasan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai tidak dapat ditoleransi dan harus dihindari dengan cara apa pun," lanjutnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4947 seconds (0.1#10.140)