Twitter Tutup Puluhan Ribu Akun Terkait Kasus Mata-mata Saudi
A
A
A
SAN FRANCISCO - Beberapa pekan setelah otoritas Amerika Serikat (AS) mengungkap kasus terhadap tiga warga Arab Saudi yang menggali data pribadi para pengkritik di Twitter, perusahaan media sosial itu menutup atau menangguhkan puluhan ribu akun yang diduga terkait satu perusahaan tersangka.
Twitter mengumumkan penutupan akun itu pada Jumat (20/12) waktu setempat. "Akun yang ditutup hanya yang terkait operasi informasi yang didukung negara yang berasal dari Arab Saudi," papar pernyataan Twitter.
Perusahaan menyebut sumber aktivitas itu adalah perusahaan marketing media sosial bernama Smaat yang berbasis Riyadh. Perusahaan itu memiliki hubungan dengna beberapa tokoh penting Saudi dan portal berita.
Smaat dikelola oleh Ahmed Aljbreen, menurut akun LinkedIn yang dimilikinya dan profil media sosial lainnya. Komplain FBI yang diumumkan pada November menyatakan seorang pria yang dikenal dengan nama itu mengontrol perusahaan marketing media sosial Saudi yang bekerja untuk keluarga kerajaan.
Twitter dan Departemen Kehakiman AS menolak mengatakan apakah keduanya merujuk pada orang yang sama, meski sumber federal menyatakan penegak hukum AS yakin dengan dugaan itu.
Aljbreen yang juga dikenal dengan nama Ahmed Almutairi tak dapat dihubungi untuk dimintai komentar oleh Reuters.
Kasus mata-mata itu mengarahkan publik pada Arab Saudi dan menyoroti praktek yang digunakan Twitter untuk melindungi data pribadi penggunanya.
Aljbreen dituduh bertindak sebagai perantara bagi para pejabat Saudi dan dua mantan pegawai Twitter yang menggunakan posisinya untuk mengakses alamat email, nomor telepon dan alamat protokol internel para pengkritik pemerintah Saudi.
Dalam posting pada Jumat (20/12), Twitter telah menangguhkan 5.929 akun yang membahas tentang Arab Saudi dan kepentingan geopolitik Saudi. Menurut Twitter, akun-akun itu melanggar kebijakan manipulasi platform.
Twitter mengumumkan penutupan akun itu pada Jumat (20/12) waktu setempat. "Akun yang ditutup hanya yang terkait operasi informasi yang didukung negara yang berasal dari Arab Saudi," papar pernyataan Twitter.
Perusahaan menyebut sumber aktivitas itu adalah perusahaan marketing media sosial bernama Smaat yang berbasis Riyadh. Perusahaan itu memiliki hubungan dengna beberapa tokoh penting Saudi dan portal berita.
Smaat dikelola oleh Ahmed Aljbreen, menurut akun LinkedIn yang dimilikinya dan profil media sosial lainnya. Komplain FBI yang diumumkan pada November menyatakan seorang pria yang dikenal dengan nama itu mengontrol perusahaan marketing media sosial Saudi yang bekerja untuk keluarga kerajaan.
Twitter dan Departemen Kehakiman AS menolak mengatakan apakah keduanya merujuk pada orang yang sama, meski sumber federal menyatakan penegak hukum AS yakin dengan dugaan itu.
Aljbreen yang juga dikenal dengan nama Ahmed Almutairi tak dapat dihubungi untuk dimintai komentar oleh Reuters.
Kasus mata-mata itu mengarahkan publik pada Arab Saudi dan menyoroti praktek yang digunakan Twitter untuk melindungi data pribadi penggunanya.
Aljbreen dituduh bertindak sebagai perantara bagi para pejabat Saudi dan dua mantan pegawai Twitter yang menggunakan posisinya untuk mengakses alamat email, nomor telepon dan alamat protokol internel para pengkritik pemerintah Saudi.
Dalam posting pada Jumat (20/12), Twitter telah menangguhkan 5.929 akun yang membahas tentang Arab Saudi dan kepentingan geopolitik Saudi. Menurut Twitter, akun-akun itu melanggar kebijakan manipulasi platform.
(sfn)