Situasi Semenanjung Korea Semakin Parah, Trump Telepon Moon Jae-in
A
A
A
SEOUL - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in berdiskusi via telepon selama setengah jam mengenai cara untuk mempertahankan diplomasi dengan Korut. Hal itu diungkapkan pihak Korsel saat Pyongyang memperingatkan kesabaran mereka semakin berkurang terkait dengan pembicaraan nuklir yang mandek.
"Kedua pemimpin sepakat bahwa situasinya telah menjadi parah dan bahwa momentum dialog harus dipertahankan untuk mencapai hasil segera dari perundingan denuklirisasi," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Istana Presiden Korsel.
"Mereka juga setuju untuk berkonsultasi secara teratur sesuai kebutuhan, sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (7/12/2019).
Ketegangan meningkat jelang tenggat waktu akhir tahun yang ditetapkan oleh Korut. Pyongyang meminta AS untuk mengubah kebijakannya yang menuntut denuklirisasi sepihak atau pemimpin Kim Jong-un dapat memilih kebijakan baru yang tidak dapat diprediksi.
Dalam serangkaian pernyataan beberapa pekan terakhir, para pejabat senior Korut telah memperingatkan AS untuk tidak mengabaikan tenggat waktu, dan menyebut tawaran Washington untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan sebagai taktik mengulur waktu jelang pemilu AS tahun depan.
Dua sekutu lama, AS dan Korsel juga dalam negosiasi mengenai berapa banyak pihak Seoul akan membayar untuk mendanai sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di negara itu.
Menurut pejabat Korsel, Trump telah menuntut agar Seoul membayar sebanyak USD4 miliar lebih per tahun. Namun perundingan putaran keempat di Washington yang berakhir pada hari Rabu berujung tanpa kesepakatan.
Blue House, sebutan untuk Istana Presiden Korsel, mengatakan perselisihan pembagian biaya tidak dibahas selama pembicaraan Moon dengan Trump.
"Kedua pemimpin sepakat bahwa situasinya telah menjadi parah dan bahwa momentum dialog harus dipertahankan untuk mencapai hasil segera dari perundingan denuklirisasi," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Istana Presiden Korsel.
"Mereka juga setuju untuk berkonsultasi secara teratur sesuai kebutuhan, sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (7/12/2019).
Ketegangan meningkat jelang tenggat waktu akhir tahun yang ditetapkan oleh Korut. Pyongyang meminta AS untuk mengubah kebijakannya yang menuntut denuklirisasi sepihak atau pemimpin Kim Jong-un dapat memilih kebijakan baru yang tidak dapat diprediksi.
Dalam serangkaian pernyataan beberapa pekan terakhir, para pejabat senior Korut telah memperingatkan AS untuk tidak mengabaikan tenggat waktu, dan menyebut tawaran Washington untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan sebagai taktik mengulur waktu jelang pemilu AS tahun depan.
Dua sekutu lama, AS dan Korsel juga dalam negosiasi mengenai berapa banyak pihak Seoul akan membayar untuk mendanai sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di negara itu.
Menurut pejabat Korsel, Trump telah menuntut agar Seoul membayar sebanyak USD4 miliar lebih per tahun. Namun perundingan putaran keempat di Washington yang berakhir pada hari Rabu berujung tanpa kesepakatan.
Blue House, sebutan untuk Istana Presiden Korsel, mengatakan perselisihan pembagian biaya tidak dibahas selama pembicaraan Moon dengan Trump.
(ian)