Iran Bersumpah Menghukum 'Tentara Bayaran' di Balik Demo Maut
A
A
A
TEHERAN - Iran bersumpah akan menghukum "tentara bayaran" yang ditangkap terkait demonstrasi mematikan yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sikap keras rezim Teheran ini disampaikan setelah akses Internet yang dimatikan selama seminggu dihidupkan lagi.
Seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada hari Minggu mendesak pengadilan di negara itu untuk menjatuhkan hukuman yang keras kepada mereka yang terlibat dalam demonstrasi maut.
"Kami menangkap semua tentara bayaran yang secara terbuka mengaku bahwa mereka melakukan pekerjaan tentara bayaran untuk Amerika dan, insya Allah, sistem peradilan negara akan memberi mereka hukuman maksimum," kata wakil komandan IRGC, Laksamana Muda Ali Fadavi, yang dilansir situs berita Mizan.
Mengutip pejabat penegak hukum, kantor berita Fars mengatakan pada hari Minggu bahwa 180 pemimpin demonstrasi ditangkap karena melakukan kekerasan di jalan.
Para pemimpin Iran sebelumnya menyatakan pelaku demo rusuh di negara itu sebagai "preman" yang terkait dengan kelompok oposisi di pengasingan dan musuh asing—Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi.
"Tidak ada negara non-Muslim di sekitar kita, tetapi sayangnya mereka melakukan tindakan jahat ini yang melanggar Islam dan tetangganya," kata Fadavi. "Kami pasti akan memberikan respons yang sesuai dengan tindakan jahat yang mereka lakukan."
Kenaikan harga BBM memicu demonstrasi di seluruh negeri sejak 15 November. Bank, toko, dan pompa bensin dibakar. Sedangkan pasukan keamanan merespons dengan kekerasan.
Amnesty International menyebut 106 pengunjuk rasa tewas dibunuh pasukan keamanan Iran. Namun, Teheran menyangkal data tersebut tanpa memberikan rincian versi mereka.
Fadavi mengatakan beberapa orang tewas selama protes setelah ditembak dengan pistol dari jarak dekat, yang katanya mengindikasikan penembak berada di antara kerumunan.
Menurut Amnesty, pasukan keamanan menembak kerumunan orang dari atap rumah dan, dalam satu kasus, dari sebuah helikopter.
Pusat Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di New York, mengatakan di situs webnya bahwa penghitungan berdasarkan angka resmi dan laporan yang kredibel menunjukkan minimal 2.755 orang telah ditangkap.
Seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada hari Minggu mendesak pengadilan di negara itu untuk menjatuhkan hukuman yang keras kepada mereka yang terlibat dalam demonstrasi maut.
"Kami menangkap semua tentara bayaran yang secara terbuka mengaku bahwa mereka melakukan pekerjaan tentara bayaran untuk Amerika dan, insya Allah, sistem peradilan negara akan memberi mereka hukuman maksimum," kata wakil komandan IRGC, Laksamana Muda Ali Fadavi, yang dilansir situs berita Mizan.
Mengutip pejabat penegak hukum, kantor berita Fars mengatakan pada hari Minggu bahwa 180 pemimpin demonstrasi ditangkap karena melakukan kekerasan di jalan.
Para pemimpin Iran sebelumnya menyatakan pelaku demo rusuh di negara itu sebagai "preman" yang terkait dengan kelompok oposisi di pengasingan dan musuh asing—Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi.
"Tidak ada negara non-Muslim di sekitar kita, tetapi sayangnya mereka melakukan tindakan jahat ini yang melanggar Islam dan tetangganya," kata Fadavi. "Kami pasti akan memberikan respons yang sesuai dengan tindakan jahat yang mereka lakukan."
Kenaikan harga BBM memicu demonstrasi di seluruh negeri sejak 15 November. Bank, toko, dan pompa bensin dibakar. Sedangkan pasukan keamanan merespons dengan kekerasan.
Amnesty International menyebut 106 pengunjuk rasa tewas dibunuh pasukan keamanan Iran. Namun, Teheran menyangkal data tersebut tanpa memberikan rincian versi mereka.
Fadavi mengatakan beberapa orang tewas selama protes setelah ditembak dengan pistol dari jarak dekat, yang katanya mengindikasikan penembak berada di antara kerumunan.
Menurut Amnesty, pasukan keamanan menembak kerumunan orang dari atap rumah dan, dalam satu kasus, dari sebuah helikopter.
Pusat Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di New York, mengatakan di situs webnya bahwa penghitungan berdasarkan angka resmi dan laporan yang kredibel menunjukkan minimal 2.755 orang telah ditangkap.
(mas)