Kerusuhan Meluas, Maskapai Asia Pangkas Penerbangan ke Hong Kong
A
A
A
HONG KONG - Beberapa maskapai Asia memangkas penerbangan ke Hong Kong dalam beberapa pekan mendatang saat kerusuhan semakin meluas dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Routes Online menyatakan, jadwal terbaru menunjukkan pembatalan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, SpiceJet Ltd asal India, AirAsia Group Bhd asal Malaysia, JejuAir Co Ltd dan Jin Air Co Ltd asal Korea Selatan (Korsel), PAL Holdings Inc dan Cebu Air Inc asal Filipina.
Pemangkasan itu dilakukan saat kepolisian Hong Kong pada Senin (18/11) menembakkan gas air mata pada demonstran yang berupaya keluar dari satu kampus universitas yang dikepung. Para demonstran lainnya sudah menyiapkan bom molotov untuk melawan upaya aparat mengusir mereka dari kampus tersebut.
Kerusuhan telah berlangsung enam bulan di Hong Kong dan mengakibatkan kota itu mengalami resesi untuk pertama kali dalam satu dekade.
Otoritas Bandara Hong Kong melaporkan penurunan 13% penumpang pada Oktober dan penurunan 6,1% untuk jumlah penerbangan yang masuk serta keluar dari kota itu. Penurunan ini merupakan yang paling besar sejak kerusuhan terjadi. "Semakin banyak pelancong yang menggunakan Hong Kong sebagai titik transit dan bukan tujuan perjalanan," ungkap Otoritas Bandara Hong Kong.
Routes Online menunjukkan Garuda mengurangi penerbangan pekanan ke Hong Kong menjadi empat dari 21 penerbangan hingga pertengahan Desember. SpiceJet menghentikan rute Mumbai-Hong Kong hingga 15 Januari dan AirAsia memangkas penerbangan dari Kuala Lumpur dan Kota Kinabalu pada Desember dan Januari.
Pada November, Garuda Indonesia menyesuaikan frekuensi penerbangan dari Jakarta ke Hong Kong dari 14 penerbangan menjadi dua penerbangan per pekan, dan dari Denpasar ke Hong Kong dari tujuh menjadi dua penerbangan, menurut juru bicara Garuda, Ikhsan Rosan. "Perubahan itu upaya menyesuaikan permintaan pasar," tutur dia, dilansir Reuters.
Routes Online menyatakan, jadwal terbaru menunjukkan pembatalan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, SpiceJet Ltd asal India, AirAsia Group Bhd asal Malaysia, JejuAir Co Ltd dan Jin Air Co Ltd asal Korea Selatan (Korsel), PAL Holdings Inc dan Cebu Air Inc asal Filipina.
Pemangkasan itu dilakukan saat kepolisian Hong Kong pada Senin (18/11) menembakkan gas air mata pada demonstran yang berupaya keluar dari satu kampus universitas yang dikepung. Para demonstran lainnya sudah menyiapkan bom molotov untuk melawan upaya aparat mengusir mereka dari kampus tersebut.
Kerusuhan telah berlangsung enam bulan di Hong Kong dan mengakibatkan kota itu mengalami resesi untuk pertama kali dalam satu dekade.
Otoritas Bandara Hong Kong melaporkan penurunan 13% penumpang pada Oktober dan penurunan 6,1% untuk jumlah penerbangan yang masuk serta keluar dari kota itu. Penurunan ini merupakan yang paling besar sejak kerusuhan terjadi. "Semakin banyak pelancong yang menggunakan Hong Kong sebagai titik transit dan bukan tujuan perjalanan," ungkap Otoritas Bandara Hong Kong.
Routes Online menunjukkan Garuda mengurangi penerbangan pekanan ke Hong Kong menjadi empat dari 21 penerbangan hingga pertengahan Desember. SpiceJet menghentikan rute Mumbai-Hong Kong hingga 15 Januari dan AirAsia memangkas penerbangan dari Kuala Lumpur dan Kota Kinabalu pada Desember dan Januari.
Pada November, Garuda Indonesia menyesuaikan frekuensi penerbangan dari Jakarta ke Hong Kong dari 14 penerbangan menjadi dua penerbangan per pekan, dan dari Denpasar ke Hong Kong dari tujuh menjadi dua penerbangan, menurut juru bicara Garuda, Ikhsan Rosan. "Perubahan itu upaya menyesuaikan permintaan pasar," tutur dia, dilansir Reuters.
(sfn)