Ketua Parlemen: Lebanon Seperti Kapal yang Sedang Tenggelam
A
A
A
BEIRUT - Ketua Parlemen Nabih Berri menyatakan Lebanon seperti kapal yang sedang tenggelam kecuali ada tindakan yang dilakukan. Dia juga menjelaskan krisis ekonomi dan politik yang semakin parah di negara itu.
Surat kabar al-Joumhuria mengutip Berri saat mengatakan, upaya membentuk pemerintahan baru sepenuhnya membeku dan menunggu perkembangan kapan pun. Berri merupakan aliansi kelompok Hizbullah.
Menghadapi utang publik dan krisis ekonomi, Lebanon terlilit masalah politik terbesar sejak pengunjuk rasa turun ke jalan untuk mengecam para elit politik. Demonstrasi itu memaksa Perdana Menteri (PM) Saad al-Hariri mundur pada 29 Oktober.
Pada Minggu (17/11), perbankan yang sebagian besar tutup sejak unjuk rasa terjadi, mengumumkan kebijakan sementara termasuk pembatasan penarikan uang tunai USD1.000 per pekan dan membatasi transfer ke luar negeri hanya untuk kebutuhan pribadi yang penting.
Upaya membentuk pemerintahan baru perlu untuk menerapkan reformasi. Langkah itu mengalami kemunduran pada akhir pekan saat mantan Menteri Keuangan Mohammad Safadi mundur dari pencalonan untuk posisi PM. Langkah Safadi itu memicu berbagai tuduhan.
Berri menyatakan dia masih berharap Hariri akan sepakat membentuk kabinet baru. "Negara ini seperti kapal yang tenggelam sedikit demi sedikit. Jika kita tidak mengambil langkah yang diperlukan, ini akan sepenuhnya tenggelam," papar Berri, dikutip al-Joumhuria.
Surat kabar al-Joumhuria mengutip Berri saat mengatakan, upaya membentuk pemerintahan baru sepenuhnya membeku dan menunggu perkembangan kapan pun. Berri merupakan aliansi kelompok Hizbullah.
Menghadapi utang publik dan krisis ekonomi, Lebanon terlilit masalah politik terbesar sejak pengunjuk rasa turun ke jalan untuk mengecam para elit politik. Demonstrasi itu memaksa Perdana Menteri (PM) Saad al-Hariri mundur pada 29 Oktober.
Pada Minggu (17/11), perbankan yang sebagian besar tutup sejak unjuk rasa terjadi, mengumumkan kebijakan sementara termasuk pembatasan penarikan uang tunai USD1.000 per pekan dan membatasi transfer ke luar negeri hanya untuk kebutuhan pribadi yang penting.
Upaya membentuk pemerintahan baru perlu untuk menerapkan reformasi. Langkah itu mengalami kemunduran pada akhir pekan saat mantan Menteri Keuangan Mohammad Safadi mundur dari pencalonan untuk posisi PM. Langkah Safadi itu memicu berbagai tuduhan.
Berri menyatakan dia masih berharap Hariri akan sepakat membentuk kabinet baru. "Negara ini seperti kapal yang tenggelam sedikit demi sedikit. Jika kita tidak mengambil langkah yang diperlukan, ini akan sepenuhnya tenggelam," papar Berri, dikutip al-Joumhuria.
(sfn)