Ditahan di Manila, Ratu Kecantikan Iran Minta Suaka Kanada
A
A
A
MANILA - Seorang ratu kecantikan Iran yang ditahan di bandara Manila, Filipina, atas permintaan rezim Teheran melalui Red Notice Interpol telah memohon suaka kepada pemerintah Kanada. Dia takut dibunuh jika dipulang ke negaranya.
Bahareh Zare Bahari—yang sangat keras dalam mengkritik rezim para Mullah di Teheran—telah ditahan selama tiga minggu terakhir.
“Filipina bukan tempat yang aman. Saya meminta suaka kepada pemerintah Kanada agar saya bisa aman dan bebas dari penganiayaan Iran. Keselamatan saya yang saya minta," kata Bahari dalam keterangan persnya, dikutip Toronto Sun, Jumat (8/11/2019).
Menurut organisasi hak asasi manusia, One Free World International (OFWI), rezim Iran tengah menjebak Interpol untuk menganiaya dan memburu pengkritik rezim tersebut, bahkan di luar perbatasan negara itu.
OFWI mengklaim bahwa Iran mengarang tuduhan penyerangan palsu untuk membuat Interpol mengeluarkan Red Notice, yang mencegah Bahari memasuki kembali Filipina setelah liburan singkat di Uni Emirat Arab.
Bahari sedang belajar kedokteran gigi di negara Asia Tenggara tersebut dan mewakili Iran di kontes Miss Intercontinental 2018 di Manila.
Dia dikenal sebagai seorang pengkritik pemerintah Iran dan telah menjadi advokat vokal untuk hak-hak perempuan dan hak asasi manusia.
OFWI mengklaim bahwa di Iran, keluarga Bahari menghadapi ancaman pembunuhan.
Pejabat Filipina telah menolak untuk memberikan suaka kepada Bahari. Selama tiga minggu terakhir, Bandara Internasional Ninoy Aquino telah menjadi rumahnya.
OFWI telah menulis Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland dan Menteri Imigrasi, Pengungsi, dan Kewarganegaraan Ahmed Hussen memohon agar Bahari diberikan suaka di Kanada. OFWI minta Kanada melakukan intervensi terhadap otoritas Filipina guna menyelamatkan hidup Bahari.
Sekarang, Bahari dan OFWI telah meluncurkan kampanye #FreeBahareh dan meminta warga Kanada dan orang-orang di seluruh dunia untuk berbicara mendukung sang ratu kecantikan.
"Ketika rezim jahat seperti Iran menggunakan sistem Interpol untuk menganiaya orang di luar perbatasannya, itu berbahaya bagi kita semua," kata pendiri dan presiden OFWI, Majed El Shafie.
"Filipina telah membuktikan bahwa itu bukan tempat yang aman untuk Bahareh (Zare Bahari), jadi Menteri Freeland dan Menteri Hussen perlu bertindak cepat dan memberikan suaka guna memastikan Bahareh aman dan jauh dari jangkauan tirani Iran."
Bahareh Zare Bahari—yang sangat keras dalam mengkritik rezim para Mullah di Teheran—telah ditahan selama tiga minggu terakhir.
“Filipina bukan tempat yang aman. Saya meminta suaka kepada pemerintah Kanada agar saya bisa aman dan bebas dari penganiayaan Iran. Keselamatan saya yang saya minta," kata Bahari dalam keterangan persnya, dikutip Toronto Sun, Jumat (8/11/2019).
Menurut organisasi hak asasi manusia, One Free World International (OFWI), rezim Iran tengah menjebak Interpol untuk menganiaya dan memburu pengkritik rezim tersebut, bahkan di luar perbatasan negara itu.
OFWI mengklaim bahwa Iran mengarang tuduhan penyerangan palsu untuk membuat Interpol mengeluarkan Red Notice, yang mencegah Bahari memasuki kembali Filipina setelah liburan singkat di Uni Emirat Arab.
Bahari sedang belajar kedokteran gigi di negara Asia Tenggara tersebut dan mewakili Iran di kontes Miss Intercontinental 2018 di Manila.
Dia dikenal sebagai seorang pengkritik pemerintah Iran dan telah menjadi advokat vokal untuk hak-hak perempuan dan hak asasi manusia.
OFWI mengklaim bahwa di Iran, keluarga Bahari menghadapi ancaman pembunuhan.
Pejabat Filipina telah menolak untuk memberikan suaka kepada Bahari. Selama tiga minggu terakhir, Bandara Internasional Ninoy Aquino telah menjadi rumahnya.
OFWI telah menulis Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland dan Menteri Imigrasi, Pengungsi, dan Kewarganegaraan Ahmed Hussen memohon agar Bahari diberikan suaka di Kanada. OFWI minta Kanada melakukan intervensi terhadap otoritas Filipina guna menyelamatkan hidup Bahari.
Sekarang, Bahari dan OFWI telah meluncurkan kampanye #FreeBahareh dan meminta warga Kanada dan orang-orang di seluruh dunia untuk berbicara mendukung sang ratu kecantikan.
"Ketika rezim jahat seperti Iran menggunakan sistem Interpol untuk menganiaya orang di luar perbatasannya, itu berbahaya bagi kita semua," kata pendiri dan presiden OFWI, Majed El Shafie.
"Filipina telah membuktikan bahwa itu bukan tempat yang aman untuk Bahareh (Zare Bahari), jadi Menteri Freeland dan Menteri Hussen perlu bertindak cepat dan memberikan suaka guna memastikan Bahareh aman dan jauh dari jangkauan tirani Iran."
(mas)