Turki: Pengiriman Kedua Sistem Rudal S-400 Rusia Mungkin Tertunda
A
A
A
ANKARA - Pengiriman batch kedua sistem pertahanan rudal S-400 Rusia ke Turki kemungkinan tertunda melampaui jadwalnya tahun 2020. Alasannya, pada pengiriman kedua ini disertai pembahasan untuk berbagi teknologi dan produksi bersama senjata pertahanan tersebut.
Kemungkinan tertundanya pengiriman komponen sistem rudal itu disampaikan Kepala Direktorat Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, hari Senin.
Turki dan sekutu NATO-nya, Amerika Serikat, telah berselisih mengenai pembelian sistem rudal S-400 oleh Ankara. Menurut Washington senjata buatan Moskow itu tidak kompatibel dengan pertahanan NATO dan menimbulkan ancaman bagi jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin.
Terlepas dari peringatan dan ancaman sanksi dari AS, Turki telah menerima pengiriman batch pertama S-400 pada bulan Juli. Sebagai tanggapan, Washington telah mencoret Turki dari program F-35, di mana Ankara adalah produsen komponen pesawat dan pembeli.
Washington masih berharap bisa membujuk sekutunya itu untuk meninggalkan sistem senjata Rusia.
“Kami sedang merencanakan timeline untuk tahun depan. Berbeda dengan (batch) pertama, ada produksi bersama dan transfer teknologi di sini," kata Demir kepada penyiar NTV yang dikutip Reuters, Selasa (5/11/2019).
“Konsep produksi bersama dapat memindahkan timeline. Kami memiliki beberapa sensitivitas terkait beberapa produksi yang ada di sini. Pekerjaan teknis terus berlanjut," ujarnya.
Terlepas dari ancaman sanksi Amerika Serikat atas tindakan Ankara yang membeli sistem senjata Rusia, Turki telah mengindikasikan akan membeli jet tempur Rusia jika Amerika Serikat menolak mengirimkan jet F-35 yang telah dibelinya.
Pada hari Senin, Demir mengatakan bahwa Rusia telah menawarkan untuk menjual jet tempur Su-35 kepada Turki.
“Ada tawaran dan kami sedang mengevaluasinya. Tidak mungkin ada hal seperti 'kami akan membeli besok' dalam hal-hal seperti itu. Aspek-aspek keuangan dan strategis penawaran akan diperiksa, tidak mungkin ada keputusan segera," ujar Demir.
"Tidak benar untuk mengatakan era era F-35 ditutup, era Su-35 dimulai, tetapi kami akan mengevaluasi tawaran itu," paparnya.
Hubungan antara Ankara dan Washington telah tegang karena masalah seperti invasi ofensif Turki terhadap pasukan Kurdi di Suriah timur laut. Turki juga marah atas keputusan Parlemen AS yang mendukung sanksi terhadap Ankara dan pengakuan Washington soal pembunuhan massal orang-orang Armenia oleh Kekaisaran Ottoman sebagai genosida.
Kemungkinan tertundanya pengiriman komponen sistem rudal itu disampaikan Kepala Direktorat Industri Pertahanan Turki, Ismail Demir, hari Senin.
Turki dan sekutu NATO-nya, Amerika Serikat, telah berselisih mengenai pembelian sistem rudal S-400 oleh Ankara. Menurut Washington senjata buatan Moskow itu tidak kompatibel dengan pertahanan NATO dan menimbulkan ancaman bagi jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin.
Terlepas dari peringatan dan ancaman sanksi dari AS, Turki telah menerima pengiriman batch pertama S-400 pada bulan Juli. Sebagai tanggapan, Washington telah mencoret Turki dari program F-35, di mana Ankara adalah produsen komponen pesawat dan pembeli.
Washington masih berharap bisa membujuk sekutunya itu untuk meninggalkan sistem senjata Rusia.
“Kami sedang merencanakan timeline untuk tahun depan. Berbeda dengan (batch) pertama, ada produksi bersama dan transfer teknologi di sini," kata Demir kepada penyiar NTV yang dikutip Reuters, Selasa (5/11/2019).
“Konsep produksi bersama dapat memindahkan timeline. Kami memiliki beberapa sensitivitas terkait beberapa produksi yang ada di sini. Pekerjaan teknis terus berlanjut," ujarnya.
Terlepas dari ancaman sanksi Amerika Serikat atas tindakan Ankara yang membeli sistem senjata Rusia, Turki telah mengindikasikan akan membeli jet tempur Rusia jika Amerika Serikat menolak mengirimkan jet F-35 yang telah dibelinya.
Pada hari Senin, Demir mengatakan bahwa Rusia telah menawarkan untuk menjual jet tempur Su-35 kepada Turki.
“Ada tawaran dan kami sedang mengevaluasinya. Tidak mungkin ada hal seperti 'kami akan membeli besok' dalam hal-hal seperti itu. Aspek-aspek keuangan dan strategis penawaran akan diperiksa, tidak mungkin ada keputusan segera," ujar Demir.
"Tidak benar untuk mengatakan era era F-35 ditutup, era Su-35 dimulai, tetapi kami akan mengevaluasi tawaran itu," paparnya.
Hubungan antara Ankara dan Washington telah tegang karena masalah seperti invasi ofensif Turki terhadap pasukan Kurdi di Suriah timur laut. Turki juga marah atas keputusan Parlemen AS yang mendukung sanksi terhadap Ankara dan pengakuan Washington soal pembunuhan massal orang-orang Armenia oleh Kekaisaran Ottoman sebagai genosida.
(mas)