Biden Ledek Kebijakan Presiden Trump Duduki Minyak Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Bakal calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden meledek kebijakan Presiden Donald Trump yang ia sebut telah menurunkan peringkat militer Amerika menjadi pasukan pendudukan ladang minyak di Suriah.
Biden adalah mantan wakil presiden era Barack Obama yang melakukan lobi untuk mempersenjatai pemberontak di Suriah.
"Meninggalkan pasukan di belakang seperti yang sedang dilakukan (Trump)—dia mengatakan bahwa apa yang ingin dia lakukan adalah kita akan menduduki ladang minyak dan kita akan mengambilnya. Itu seperti poster raksasa rekrutmen 300 kaki untuk ISIS," kata Biden kepada Wall Street Journal.
"Jadi, saya dia tidak memiliki kebijakan luar negeri," ujar Biden yang dilansir Senin (4/11/2019).
"Posisi Rusia di kawasan itu baru saja diperkuat. Posisi (Presiden Suriah Bashar) Assad telah diperkuat. Iran sekarang memiliki jalur menuju Suriah dan bahkan ke Lebanon. Jika saya orang Israel, saya tidak akan menjadi sangat senang tentang hal itu. Jadi semuanya telah terbalik dan pada dasarnya, kami berada di sana sendirian sekarang," imbuh dia.
Pada masa jaya-jayanya di pemerintahan Obama, Biden melobi untuk program pelatihan dan persenjataan untuk pemberontak Suriah senilai USD500 juta. Saat itu, pemberontak yang didukung AS diklaim sebagai pemberontak moderat.
Fakanya, laporan bahwa senjata Amerika secara teratur jatuh ke tangan kelompok ISIS dan para militan pemberontak yang didukung AS bergabung dengan barisan jihadis garis keras terungkap oleh media-media internasional.
Kendati demikian, Biden mencoba untuk menangkis kesalahan itu, dengan mengklaim bahwa itu bukan kesalahan Washington. Menurutnya, sekutunya sendiri mengalirkan ratusan juta dolar dan ribuan ton senjata ke siapa pun yang akan berperang melawan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Presiden Donald Trump pada akhir pekan lalu telah menjelaskan kepada wartawannya soal alasannya untuk mempertahankan beberapa pasukan Amerika di Suriah. "Saya suka minyak! Kami menjaga minyaknya," kata Trump.
Biden adalah mantan wakil presiden era Barack Obama yang melakukan lobi untuk mempersenjatai pemberontak di Suriah.
"Meninggalkan pasukan di belakang seperti yang sedang dilakukan (Trump)—dia mengatakan bahwa apa yang ingin dia lakukan adalah kita akan menduduki ladang minyak dan kita akan mengambilnya. Itu seperti poster raksasa rekrutmen 300 kaki untuk ISIS," kata Biden kepada Wall Street Journal.
"Jadi, saya dia tidak memiliki kebijakan luar negeri," ujar Biden yang dilansir Senin (4/11/2019).
"Posisi Rusia di kawasan itu baru saja diperkuat. Posisi (Presiden Suriah Bashar) Assad telah diperkuat. Iran sekarang memiliki jalur menuju Suriah dan bahkan ke Lebanon. Jika saya orang Israel, saya tidak akan menjadi sangat senang tentang hal itu. Jadi semuanya telah terbalik dan pada dasarnya, kami berada di sana sendirian sekarang," imbuh dia.
Pada masa jaya-jayanya di pemerintahan Obama, Biden melobi untuk program pelatihan dan persenjataan untuk pemberontak Suriah senilai USD500 juta. Saat itu, pemberontak yang didukung AS diklaim sebagai pemberontak moderat.
Fakanya, laporan bahwa senjata Amerika secara teratur jatuh ke tangan kelompok ISIS dan para militan pemberontak yang didukung AS bergabung dengan barisan jihadis garis keras terungkap oleh media-media internasional.
Kendati demikian, Biden mencoba untuk menangkis kesalahan itu, dengan mengklaim bahwa itu bukan kesalahan Washington. Menurutnya, sekutunya sendiri mengalirkan ratusan juta dolar dan ribuan ton senjata ke siapa pun yang akan berperang melawan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Presiden Donald Trump pada akhir pekan lalu telah menjelaskan kepada wartawannya soal alasannya untuk mempertahankan beberapa pasukan Amerika di Suriah. "Saya suka minyak! Kami menjaga minyaknya," kata Trump.
(mas)