Donald Trump: Suriah Kacau, Biarkan Saja, AS Jangan Terlibat!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Suriah sekarang sedang kacau dan dia meminta militer Amerika untuk tidak terlibat dalam peristiwa tersebut.
Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan media-media Barat telah meninggalkan Damaskus dalam menghadapi serangan pemberontak yang mendekati ibu kota. Namun, pemerintah Suriah membantah keras laporan tersebut.
The Wall Street Journal melaporkan istri Assad, Asma al-Assad, dan ketiga anak mereka telah melarikan diri ke Rusia. Laporan itu mengutip pejabat keamanan Suriah dan pejabat Arab yang tidak disebutkan namanya.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump menyebut serangan pemberontak Suriah sekarang ini belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi menegaskan bahwa AS tidak boleh terlibat dalam peristiwa tersebut.
"Petempur oposisi di Suriah, dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, telah sepenuhnya mengambil alih banyak kota, dalam sebuah serangan yang sangat terkoordinasi, dan sekarang berada di pinggiran Damaskus, jelas bersiap untuk melakukan langkah yang sangat besar untuk menyingkirkan Assad," tulis Trump, yang dilansir Newsweek, Minggu (8/12/2024).
“Rusia, karena mereka sangat terikat di Ukraina, dan dengan hilangnya lebih dari 600.000 tentara di sana, tampaknya tidak mampu menghentikan pawai literal ini melalui Suriah, negara yang telah mereka lindungi selama bertahun-tahun. Di sinilah mantan Presiden Obama menolak untuk menghormati komitmennya melindungi garis merah di pasir, dan semua kekacauan terjadi, dengan campur tangan Rusia,” lanjut Trump.
“Namun sekarang mereka, seperti mungkin Assad sendiri, dipaksa keluar, dan itu mungkin sebenarnya hal terbaik yang dapat terjadi pada mereka. Tidak pernah ada banyak manfaat di Suriah bagi Rusia, selain membuat Obama terlihat sangat bodoh,” paparnya.
Trump mengakhiri unggahannya di Truth Social: "Bagaimanapun, Suriah memang kacau, tetapi bukan teman kita, dan Amerika Serikat tidak boleh bergabung dengan ini. Ini bukan perang kita. Biarkan saja. Jangan terlibat!"
Pasukan oposisi telah mencapai pinggiran Damaskus pada hari Sabtu, menandai perambahan pertama di kota tersebut sejak tahun 2018. Kemajuan cepat tersebut telah menandai tantangan terbesar bagi pemerintahan Assad dalam beberapa tahun terakhir.
Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan media-media Barat telah meninggalkan Damaskus dalam menghadapi serangan pemberontak yang mendekati ibu kota. Namun, pemerintah Suriah membantah keras laporan tersebut.
The Wall Street Journal melaporkan istri Assad, Asma al-Assad, dan ketiga anak mereka telah melarikan diri ke Rusia. Laporan itu mengutip pejabat keamanan Suriah dan pejabat Arab yang tidak disebutkan namanya.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump menyebut serangan pemberontak Suriah sekarang ini belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi menegaskan bahwa AS tidak boleh terlibat dalam peristiwa tersebut.
"Petempur oposisi di Suriah, dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, telah sepenuhnya mengambil alih banyak kota, dalam sebuah serangan yang sangat terkoordinasi, dan sekarang berada di pinggiran Damaskus, jelas bersiap untuk melakukan langkah yang sangat besar untuk menyingkirkan Assad," tulis Trump, yang dilansir Newsweek, Minggu (8/12/2024).
“Rusia, karena mereka sangat terikat di Ukraina, dan dengan hilangnya lebih dari 600.000 tentara di sana, tampaknya tidak mampu menghentikan pawai literal ini melalui Suriah, negara yang telah mereka lindungi selama bertahun-tahun. Di sinilah mantan Presiden Obama menolak untuk menghormati komitmennya melindungi garis merah di pasir, dan semua kekacauan terjadi, dengan campur tangan Rusia,” lanjut Trump.
“Namun sekarang mereka, seperti mungkin Assad sendiri, dipaksa keluar, dan itu mungkin sebenarnya hal terbaik yang dapat terjadi pada mereka. Tidak pernah ada banyak manfaat di Suriah bagi Rusia, selain membuat Obama terlihat sangat bodoh,” paparnya.
Trump mengakhiri unggahannya di Truth Social: "Bagaimanapun, Suriah memang kacau, tetapi bukan teman kita, dan Amerika Serikat tidak boleh bergabung dengan ini. Ini bukan perang kita. Biarkan saja. Jangan terlibat!"
Pasukan oposisi telah mencapai pinggiran Damaskus pada hari Sabtu, menandai perambahan pertama di kota tersebut sejak tahun 2018. Kemajuan cepat tersebut telah menandai tantangan terbesar bagi pemerintahan Assad dalam beberapa tahun terakhir.