Tak Ada Serangan Jet Tempur AS, Rusia Ragukan Kematian al-Baghdadi
A
A
A
MOSKOW - Rusia meragukan kematian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dalam operasi pasukan Amerika Serikat di Idlib, Suriah pada Sabtu malam atau Minggu dini hari waktu setempat. Alasannya, Moskow yang ikut menguasai wilayah itu tidak mendeteksi serangan jet tempur Washington maupun koalisinya.
Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan tidak memberikan kerja sama yang memungkinkan unit udara AS memasuki wilayah udara di atas zona deeskalasi Idlib selama misi terhadap pembunuhan al-Baghdadi sebagaimana diklaim Washington.
"Tidak ada serangan udara yang dilakukan oleh pesawat jet tempur AS atau pesawat milik koalisi internasional yang terdeteksi pada hari Sabtu atau pada hari-hari berikutnya," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Sputniknews, Senin (28/10/2019).
Menurut Konashenkov laporan dugaan kematian pemimpin teroris ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) tidak akan berdampak serius pada situasi di Suriah saat ini.
"Sejak kekalahan final Daesh (ISIS) di tangan tentara pemerintah Suriah yang didukung oleh Angkatan Udara Rusia pada awal 2018, kemudian lagi 'kematian' Abu Bakr al-Baghdadi tidak memiliki kepentingan strategis apa pun mengenai situasi di Suriah atau aksi teroris yang tersisa di Idlib," lanjut dia.
Sebelumnya, kementerian itu mengumumkan bahwa mereka tidak memiliki informasi valid mengenai operasi AS di Idlib yang dilaporkan menyebabkan kematian al-Baghdadi. "Kementerian Pertahanan Rusia tidak memiliki informasi valid tentang prajurit AS yang melakukan operasi untuk melenyapkan mantan pemimpin Daesh, Abu Bakr al-Baghdadi di bagian yang dikontrol Turki dari zona deeskalasi Idlib," kata Konashenkov.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah mengonfirmasi kematian al-Baghdadi. "Al-Badhgadi tewas mati setelah berlari ke jalan buntu, merintih, menangis dan berteriak sepanjang jalan," kata Trump yang menyebut operasi pasukan khusus AS luar biasa.
Dia juga berterima kasih kepada Rusia, dengan mengklaim bahwa pasukan AS harus terbang melalui daerah-daerah tertentu yang dikendalikan Rusia untuk mencapai target.
"Rusia memperlakukan kami dengan baik. Mereka membuka (izin), kami harus terbang di atas wilayah yang dikuasai Rusia. Rusia hebat," kata Trump.
Menurut Trump, al-Baghdadi tewas bersama dua istri dan tiga anaknya setelah meledakkan rompi bom bunuh diri ketika pasukan dan anjing militer AS mencoba mendekatinya. Tubuh pemimpin kelompok teroris itu termutilasi akibat ledakan, namun dia memastikan hasil tes telah mengonfirmasi bahwa tubuh yang termutilasi merupakan tubuh al-Baghdadi.
Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan tidak memberikan kerja sama yang memungkinkan unit udara AS memasuki wilayah udara di atas zona deeskalasi Idlib selama misi terhadap pembunuhan al-Baghdadi sebagaimana diklaim Washington.
"Tidak ada serangan udara yang dilakukan oleh pesawat jet tempur AS atau pesawat milik koalisi internasional yang terdeteksi pada hari Sabtu atau pada hari-hari berikutnya," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Sputniknews, Senin (28/10/2019).
Menurut Konashenkov laporan dugaan kematian pemimpin teroris ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) tidak akan berdampak serius pada situasi di Suriah saat ini.
"Sejak kekalahan final Daesh (ISIS) di tangan tentara pemerintah Suriah yang didukung oleh Angkatan Udara Rusia pada awal 2018, kemudian lagi 'kematian' Abu Bakr al-Baghdadi tidak memiliki kepentingan strategis apa pun mengenai situasi di Suriah atau aksi teroris yang tersisa di Idlib," lanjut dia.
Sebelumnya, kementerian itu mengumumkan bahwa mereka tidak memiliki informasi valid mengenai operasi AS di Idlib yang dilaporkan menyebabkan kematian al-Baghdadi. "Kementerian Pertahanan Rusia tidak memiliki informasi valid tentang prajurit AS yang melakukan operasi untuk melenyapkan mantan pemimpin Daesh, Abu Bakr al-Baghdadi di bagian yang dikontrol Turki dari zona deeskalasi Idlib," kata Konashenkov.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah mengonfirmasi kematian al-Baghdadi. "Al-Badhgadi tewas mati setelah berlari ke jalan buntu, merintih, menangis dan berteriak sepanjang jalan," kata Trump yang menyebut operasi pasukan khusus AS luar biasa.
Dia juga berterima kasih kepada Rusia, dengan mengklaim bahwa pasukan AS harus terbang melalui daerah-daerah tertentu yang dikendalikan Rusia untuk mencapai target.
"Rusia memperlakukan kami dengan baik. Mereka membuka (izin), kami harus terbang di atas wilayah yang dikuasai Rusia. Rusia hebat," kata Trump.
Menurut Trump, al-Baghdadi tewas bersama dua istri dan tiga anaknya setelah meledakkan rompi bom bunuh diri ketika pasukan dan anjing militer AS mencoba mendekatinya. Tubuh pemimpin kelompok teroris itu termutilasi akibat ledakan, namun dia memastikan hasil tes telah mengonfirmasi bahwa tubuh yang termutilasi merupakan tubuh al-Baghdadi.
(mas)