PM Negara NATO: Uni Eropa Ingin Berperang dan Mengalahkan Rusia
loading...
A
A
A
BUDAPEST - Kepemimpinan Uni Eropa (UE) telah mendorong blok tersebut ke arah perang dengan Rusia, mengabaikan kepentingan rakyatnya sendiri. Demikian disampaikan Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban.
Dalam sebuah opini yang diterbitkan di surat kabar Magyar Nemzet pada hari Sabtu, PM negara anggota NATO itu memperingatkan bahwa UE sedang menghadapi serangkaian krisis, termasuk tantangan ekonomi dan meningkatnya ancaman terorisme.
“Lebih buruk lagi, birokrasi Brussels yang hidup dalam gelembung telah membuat sejumlah keputusan politik yang buruk dalam beberapa tahun terakhir,” tulis Orban.
“Eropa semakin terseret ke dalam perang yang tidak menghasilkan apa-apa dan segalanyan akan hilang,” lanjut Orban.
“Para birokrat di Brussels menginginkan perang ini. Mereka melihatnya sebagai milik mereka dan ingin mengalahkan Rusia. Mereka terus mengirimkan uang rakyat Eropa ke Ukraina, menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan Eropa, meningkatkan inflasi, dan mempersulit jutaan warga Eropa untuk mencari nafkah,” papar PM Hongaria tersebut, yang dilansir Russia Today, Minggu (30/6/2024).
Orban juga menuduh kepemimpinan UE menerapkan ideologi mereka sendiri, bukannya menjaga kepentingan rakyat.
DIa menyampaikan komentarnya tidak lama setelah UE secara resmi menominasikan Ursula von der Leyen untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden Komisi Eropa.
Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Estonia Kaja Kallas dinominasikan untuk menggantikan Josep Borrell sebagai diplomat utama blok tersebut.
Dikenal karena sikapnya yang keras dalam kebijakan luar negeri, Kallas telah menjadi salah satu pendukung utama sanksi yang lebih keras terhadap Rusia dan lebih banyak pengiriman senjata ke Ukraina. Dia juga menganjurkan penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk ditransfer sebagai bantuan ke Ukraina.
Orban secara konsisten mengkritik pendekatan UE terhadap perang Rusia- Ukraina, dan lebih memilih penyelesaian diplomatik melalui negosiasi dibandingkan dengan eskalasi lebih lanjut.
Tidak seperti banyak anggota NATO, Hongaria menolak mengirim senjata apa pun ke Kyiv dan melobi untuk menolak bantuan keuangan tanpa syarat.
Orban sebelumnya mengeklaim bahwa AS dan Uni Eropa adalah sumber dari “kegilaan perang” yang melanda benua Eropa dan menuduh Brussels melakukan tindakan berbahaya dalam pendekatannya terhadap Rusia.
Lihat Juga: Pemimpin Anggota NATO Ini Curhat ke Putin, Keluhkan Kehadiran Pasukan Korea Utara di Ukraina
Dalam sebuah opini yang diterbitkan di surat kabar Magyar Nemzet pada hari Sabtu, PM negara anggota NATO itu memperingatkan bahwa UE sedang menghadapi serangkaian krisis, termasuk tantangan ekonomi dan meningkatnya ancaman terorisme.
“Lebih buruk lagi, birokrasi Brussels yang hidup dalam gelembung telah membuat sejumlah keputusan politik yang buruk dalam beberapa tahun terakhir,” tulis Orban.
“Eropa semakin terseret ke dalam perang yang tidak menghasilkan apa-apa dan segalanyan akan hilang,” lanjut Orban.
“Para birokrat di Brussels menginginkan perang ini. Mereka melihatnya sebagai milik mereka dan ingin mengalahkan Rusia. Mereka terus mengirimkan uang rakyat Eropa ke Ukraina, menjatuhkan sanksi kepada perusahaan-perusahaan Eropa, meningkatkan inflasi, dan mempersulit jutaan warga Eropa untuk mencari nafkah,” papar PM Hongaria tersebut, yang dilansir Russia Today, Minggu (30/6/2024).
Orban juga menuduh kepemimpinan UE menerapkan ideologi mereka sendiri, bukannya menjaga kepentingan rakyat.
DIa menyampaikan komentarnya tidak lama setelah UE secara resmi menominasikan Ursula von der Leyen untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden Komisi Eropa.
Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Estonia Kaja Kallas dinominasikan untuk menggantikan Josep Borrell sebagai diplomat utama blok tersebut.
Dikenal karena sikapnya yang keras dalam kebijakan luar negeri, Kallas telah menjadi salah satu pendukung utama sanksi yang lebih keras terhadap Rusia dan lebih banyak pengiriman senjata ke Ukraina. Dia juga menganjurkan penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk ditransfer sebagai bantuan ke Ukraina.
Orban secara konsisten mengkritik pendekatan UE terhadap perang Rusia- Ukraina, dan lebih memilih penyelesaian diplomatik melalui negosiasi dibandingkan dengan eskalasi lebih lanjut.
Tidak seperti banyak anggota NATO, Hongaria menolak mengirim senjata apa pun ke Kyiv dan melobi untuk menolak bantuan keuangan tanpa syarat.
Orban sebelumnya mengeklaim bahwa AS dan Uni Eropa adalah sumber dari “kegilaan perang” yang melanda benua Eropa dan menuduh Brussels melakukan tindakan berbahaya dalam pendekatannya terhadap Rusia.
Lihat Juga: Pemimpin Anggota NATO Ini Curhat ke Putin, Keluhkan Kehadiran Pasukan Korea Utara di Ukraina
(mas)