Trump: Pembunuhan al-Baghdadi Lebih Penting daripada Osama bin Laden
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald John Trump membanggakan pembunuhan terhadap pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi oleh operasi pasukan Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, dia meremehkan operasi pembunuhan terhadap pendiri al-Qaeda Osama bin Laden di bawah pemerintahan mantan Presiden Barack Obama.
"Ini yang terbesar. Ini adalah yang terburuk," kata Trump, dalam konferensi pers hari Minggu waktu AS.
"Osama bin Laden sangat besar, tetapi Osama bin Laden menjadi besar dengan World Trade Center. Ini (al-Baghdadi) adalah seorang pria yang membangun keseluruhan, sebagaimana dia ingin menyebutnya, sebuah negara, sebuah kekhalifahan, dan sedang mencoba untuk melakukannya lagi," lanjut Trump, seperti dikutip Business Insider, Senin (28/10/2019).
Pasukan AS membunuh Osama bin Laden—dalang serangan teroris 9/11—dalam serangan di Pakistan di bawah pengawasan Obama pada tahun 2011.
Trump bahkan mengklaim bahwa dia sudah memperkirakan ancaman yang diajukan Osama bin Laden kepada AS sebelum serangan 11 September 2001 atau 9/11 dalam bukunya tahun 2000; "The America We Deserve".
"Jika pemerintah AS saat itu mendengarkan saya, (serangan) 9/11 tidak akan terjadi," kata Trump kepada wartawan.
"Saya menulis sebuah buku, sebuah buku yang sangat sukses, saya bilang ada seseorang bernama Osama bin Laden, Anda lebih baik membunuhnya atau membawanya keluar, sesuatu untuk efek itu, dia adalah masalah besar," lanjut Trump.
"Dan saya bilang kepada orang-orang, keluarkan Osama bin Laden, bahwa tidak ada yang pernah mendengar tentang...tidak ada yang mendengarkan saya...mari kita bicara seperti ini, jika mereka mendengarkan saya, banyak hal akan berbeda," papar Presiden Trump.
Trump telah membuat satu referensi tentang Osama bin Laden dalam bukunya yang tebalnya lebih dari 300 halaman. Pada saat itu, bin Laden dikenal sebagai salah satu teroris paling berbahaya di dunia dan, dan sedang dikejar oleh pasukan AS.
“Suatu hari kita semua yakin bahwa Irak berada di bawah kendali, inspektur AS telah melakukan pekerjaan mereka, semuanya baik-baik saja, tidak perlu khawatir. Hari berikutnya pemboman dimulai," tulis Trump dalam bukunya.
"Suatu hari kami diberi tahu bahwa sosok bayangan tanpa alamat tetap bernama Osama bin Laden adalah musuh publik nomor satu, dan pesawat jet tempur AS membuang sampah ke kampnya di Afghanistan. Dia melarikan diri kembali di bawah bebatuan, dan beberapa siklus berita kemudian mengarah ke musuh baru dan krisis baru," lanjut tulisan dalam buku tersebut.
"Ini yang terbesar. Ini adalah yang terburuk," kata Trump, dalam konferensi pers hari Minggu waktu AS.
"Osama bin Laden sangat besar, tetapi Osama bin Laden menjadi besar dengan World Trade Center. Ini (al-Baghdadi) adalah seorang pria yang membangun keseluruhan, sebagaimana dia ingin menyebutnya, sebuah negara, sebuah kekhalifahan, dan sedang mencoba untuk melakukannya lagi," lanjut Trump, seperti dikutip Business Insider, Senin (28/10/2019).
Pasukan AS membunuh Osama bin Laden—dalang serangan teroris 9/11—dalam serangan di Pakistan di bawah pengawasan Obama pada tahun 2011.
Trump bahkan mengklaim bahwa dia sudah memperkirakan ancaman yang diajukan Osama bin Laden kepada AS sebelum serangan 11 September 2001 atau 9/11 dalam bukunya tahun 2000; "The America We Deserve".
"Jika pemerintah AS saat itu mendengarkan saya, (serangan) 9/11 tidak akan terjadi," kata Trump kepada wartawan.
"Saya menulis sebuah buku, sebuah buku yang sangat sukses, saya bilang ada seseorang bernama Osama bin Laden, Anda lebih baik membunuhnya atau membawanya keluar, sesuatu untuk efek itu, dia adalah masalah besar," lanjut Trump.
"Dan saya bilang kepada orang-orang, keluarkan Osama bin Laden, bahwa tidak ada yang pernah mendengar tentang...tidak ada yang mendengarkan saya...mari kita bicara seperti ini, jika mereka mendengarkan saya, banyak hal akan berbeda," papar Presiden Trump.
Trump telah membuat satu referensi tentang Osama bin Laden dalam bukunya yang tebalnya lebih dari 300 halaman. Pada saat itu, bin Laden dikenal sebagai salah satu teroris paling berbahaya di dunia dan, dan sedang dikejar oleh pasukan AS.
“Suatu hari kita semua yakin bahwa Irak berada di bawah kendali, inspektur AS telah melakukan pekerjaan mereka, semuanya baik-baik saja, tidak perlu khawatir. Hari berikutnya pemboman dimulai," tulis Trump dalam bukunya.
"Suatu hari kami diberi tahu bahwa sosok bayangan tanpa alamat tetap bernama Osama bin Laden adalah musuh publik nomor satu, dan pesawat jet tempur AS membuang sampah ke kampnya di Afghanistan. Dia melarikan diri kembali di bawah bebatuan, dan beberapa siklus berita kemudian mengarah ke musuh baru dan krisis baru," lanjut tulisan dalam buku tersebut.
(mas)