Marah dengan Brexit, Ribuan Warga Inggris Tuntut Referendum Baru
A
A
A
LONDON - Perselisihan dalam isu Brexit meluas ke jalanan London pada Sabtu (19/10) saat ribuan orang berunjuk rasa menuntut referendum baru. Seruan itu muncul saat parlemen sedang memutuskan nasib Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) atau disebut Brexit.
Sudah lebih dari tiga tahun debat tanpa ujung, dan masih tidak pasti tentang bagaimana dan kapan Brexit terwujud. Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson berupaya meloloskan kesepakatan baru Brexit. Berbagai perselisihan terkait Brexit semakin memperdalam krisis politik di Inggris.
Para demonstran dari penjuru Inggris berkumpul di Park Lane dekat Hyde Park pada siang hari dan berjalan ke parlemen saat para anggota parlemen menggelar voting pada sidang pertama Sabtu sejak perang Falklands 1982.
Direktur kampanye People’s Vote James McGrory yang menggelar unjuk rasa itu menyatakan pemerintah harus mendengar kemarahan para pendukung UE dan menggelar referendum baru tentang Brexit.
"Kesepakatan baru ini tidak mencerminkan apa yang dijanjikan pada rakyat dan ini hak publik untuk memiliki peluang lain menyuarakan pendapat mereka," kata James McGrory, dilansir Reuters.
Dia menambahkan, "Tak ada demonstrasi yang lebih baik untuk mengubah keinginan rakyat selain ratusan ribu orang di jalanan menuntut mereka didengarkan saat para politisi di dalam parlemen mengambil keputusan yang akan mempengaruhi kita selama beberapa generasi."
Sudah lebih dari tiga tahun debat tanpa ujung, dan masih tidak pasti tentang bagaimana dan kapan Brexit terwujud. Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson berupaya meloloskan kesepakatan baru Brexit. Berbagai perselisihan terkait Brexit semakin memperdalam krisis politik di Inggris.
Para demonstran dari penjuru Inggris berkumpul di Park Lane dekat Hyde Park pada siang hari dan berjalan ke parlemen saat para anggota parlemen menggelar voting pada sidang pertama Sabtu sejak perang Falklands 1982.
Direktur kampanye People’s Vote James McGrory yang menggelar unjuk rasa itu menyatakan pemerintah harus mendengar kemarahan para pendukung UE dan menggelar referendum baru tentang Brexit.
"Kesepakatan baru ini tidak mencerminkan apa yang dijanjikan pada rakyat dan ini hak publik untuk memiliki peluang lain menyuarakan pendapat mereka," kata James McGrory, dilansir Reuters.
Dia menambahkan, "Tak ada demonstrasi yang lebih baik untuk mengubah keinginan rakyat selain ratusan ribu orang di jalanan menuntut mereka didengarkan saat para politisi di dalam parlemen mengambil keputusan yang akan mempengaruhi kita selama beberapa generasi."
(sfn)