Jet Tempur F-15 AS Bombardir Pangkalan Militernya Sendiri di Suriah
A
A
A
KOBANE - Dua jet tempur F-15 Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) membombardir pangkalan militernya sendiri di Suriah pada hari Rabu. Target yang dibom adalah bungker tempat penyimpanan amnusi di dekat Kobane.
Pengeboman dilakukan sesaat sebelum pasukan Amerika tergesa-gesa meninggalkan Kobane dan kawasan Manbij atas perintah Presiden Donald Trump. Dua pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa pengeboman sengaja dilakukan untuk mencegah amunisi dan peralatan lainnya jatuh ke tangan kelompok bersenjata.
"Pada 16 Oktober, setelah semua personel Koalisi (yang dipimpin AS) dan peralatan taktis penting bergegas, dua F-15Es berhasil melakukan serangan udara presisi yang telah direncanakan sebelumnya di Pabrik Semen Lafarge untuk menghancurkan amunisi, dan mengurangi kegunaan militer fasilitas itu," kata juru biacara Koalisi Internasional Anti-ISIS pimpinan AS, Kolonel Myles Caggins, kepada CNN yang dilansir Kamis (17/10/2019).
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa tidak ada pasukan di dekatnya saat pengeboman berlangsung dan tak ada korban luka maupun korban jiwa. Ini adalah contoh pertama yang diketahui publik, di mana AS harus menghancurkan peralatan militernya sendiri karena harus menarik pasukannya secara cepat dari Suriah timur laut atas perintah Presiden Trump.
Perintah Trump diumumkan hari Minggu atau menjelang invasi militer Turki terhadap pasukan Kurdi Suriah. Pangkalan militer AS yang dibombardir itu merupakan wilayah yang dikuasai pasukan Kurdi sehingga rawan terhadap serangan Ankara dan milisinya.
Pangkalan militer AS di sekitar Pabrik Semen Lafarge berada di antara Kobane dan Ain Issa dan dekat dengan perbatasan Turki. Kompleks militer itu berfungsi sebagai markas koalisi anti-ISIS di Suriah sebelum dikosongkan.
Pada hari Selasa, Caggins mengatakan bahwa Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi membakar, kemudian mengosongkan, fasilitas dan peralatannya ketika milisi yang didukung Turki bergerak menuju Pabrik Semen Lafarge.
Sementara itu, media Rusia; Russia Today, dalam laporannya mengatakan bahwa aksi AS mengebom pangkalan militer sendiri itu diduga untuk mencegah pasukan Moskow mempermalukan militer Washington dengan merekam video tentang peralatan tempur yang ditinggalkan. Sesaat setelah pasukan AS hengkang dari wilayah itu, pasukan Rusia dan Suriah berdatangan.
Milisi Kurdi yang beraliansi dengan AS dalam memerangi ISIS sebelumnya menolak untuk bergabung kembali dengan pasukan rezim Suriah. Namun, invasi milisi yang didukung Turki dari arah utara membuat milisi Kurdi bersedia kesepakatan dengan pemerintah Suriah, di mana tentara Damaskus akan mencegah invasi Turki dan milisinya. Sebagai imbalannya, Kurdi bersedia menyerahkan wilayah yang dikuasainya kepada rezim Suriah.
Pengeboman dilakukan sesaat sebelum pasukan Amerika tergesa-gesa meninggalkan Kobane dan kawasan Manbij atas perintah Presiden Donald Trump. Dua pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa pengeboman sengaja dilakukan untuk mencegah amunisi dan peralatan lainnya jatuh ke tangan kelompok bersenjata.
"Pada 16 Oktober, setelah semua personel Koalisi (yang dipimpin AS) dan peralatan taktis penting bergegas, dua F-15Es berhasil melakukan serangan udara presisi yang telah direncanakan sebelumnya di Pabrik Semen Lafarge untuk menghancurkan amunisi, dan mengurangi kegunaan militer fasilitas itu," kata juru biacara Koalisi Internasional Anti-ISIS pimpinan AS, Kolonel Myles Caggins, kepada CNN yang dilansir Kamis (17/10/2019).
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa tidak ada pasukan di dekatnya saat pengeboman berlangsung dan tak ada korban luka maupun korban jiwa. Ini adalah contoh pertama yang diketahui publik, di mana AS harus menghancurkan peralatan militernya sendiri karena harus menarik pasukannya secara cepat dari Suriah timur laut atas perintah Presiden Trump.
Perintah Trump diumumkan hari Minggu atau menjelang invasi militer Turki terhadap pasukan Kurdi Suriah. Pangkalan militer AS yang dibombardir itu merupakan wilayah yang dikuasai pasukan Kurdi sehingga rawan terhadap serangan Ankara dan milisinya.
Pangkalan militer AS di sekitar Pabrik Semen Lafarge berada di antara Kobane dan Ain Issa dan dekat dengan perbatasan Turki. Kompleks militer itu berfungsi sebagai markas koalisi anti-ISIS di Suriah sebelum dikosongkan.
Pada hari Selasa, Caggins mengatakan bahwa Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi membakar, kemudian mengosongkan, fasilitas dan peralatannya ketika milisi yang didukung Turki bergerak menuju Pabrik Semen Lafarge.
Sementara itu, media Rusia; Russia Today, dalam laporannya mengatakan bahwa aksi AS mengebom pangkalan militer sendiri itu diduga untuk mencegah pasukan Moskow mempermalukan militer Washington dengan merekam video tentang peralatan tempur yang ditinggalkan. Sesaat setelah pasukan AS hengkang dari wilayah itu, pasukan Rusia dan Suriah berdatangan.
Milisi Kurdi yang beraliansi dengan AS dalam memerangi ISIS sebelumnya menolak untuk bergabung kembali dengan pasukan rezim Suriah. Namun, invasi milisi yang didukung Turki dari arah utara membuat milisi Kurdi bersedia kesepakatan dengan pemerintah Suriah, di mana tentara Damaskus akan mencegah invasi Turki dan milisinya. Sebagai imbalannya, Kurdi bersedia menyerahkan wilayah yang dikuasainya kepada rezim Suriah.
(mas)