Demonstran Pro Demokrasi Hong Kong Bentrok dengan Massa Pro Beijing

Minggu, 15 September 2019 - 00:02 WIB
Demonstran Pro Demokrasi...
Demonstran Pro Demokrasi Hong Kong Bentrok dengan Massa Pro Beijing
A A A
HONG KONG - Bentrokan antar demonstran pecah di Hong Kong, Sabtu (14/9/2019), dalam aksi protes terbaru yang menyerukan reformasi demokrasi di wilayah semi otonom China itu.

Bentrokan pecah tak lama setelah demonstran pro demokrasi berkumpul di sebuah plaza di daerah Teluk Kowloon. Di lokasi ini, ratusan massa pro Beijing tengah menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera China.

Kedua kelompok terlibat jual beli pukulan dan beberapa demonstran menyerang lawannya dengan payung. Video yang beredar di dunia maya menunjukkan sekelompok pria menyerang sekelompok anak muda dengan tiang bendera, tendangan dan pukulan, membuat mereka yang menyaksikan peristiwa itu melarikan diri

Polisi yang menggunakan tongkat bergerak cepat untuk memecah massa, yang jumlahnya dianggap kecil dibandingkan dengan aksi-aksi sebelumnya dibanding saat demonstran pro demokrasi menyerang gedung legislatif, membakar ban di jalan, menghancurkan stasiun kereta bawah tanah dan bentrok dengan polisi seperti dikutip dari VOA, Minggu (15/9/2019).

Aksi demonstrasi mahasiswa juga terjadi di lapangan umum pusat kota dan pawai pro-demokrasi di pinggiran barat laut Tin Shui Wai.

Bentrokan ini terjadi setelah beberapa malam aksi demonstrasi damai dilakukan di pusat perbelanjaan oleh para pendukung demonstrasi pro-demokrasi selama berbulan-bulan.

Mereka terus melanjutkan aksi meskipun pemerintah Hong Kong berjanji untuk menarik rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi yang memicu protes. Sejak itu para pembangkang telah memperluas tuntutan mereka untuk pemilihan langsung para pemimpin dan penyelidikan terhadap kekerasan polisi terhadap demonstran.

Para pengunjuk rasa melihat RUU yang akan memungkinkan beberapa tersangka kriminal Hong Kong diekstradisi ke daratan China untuk diadili sebagai contoh erosi otonomi Hong Kong sejak bekas koloni Inggris itu dikembalikan ke China pada tahun 1997.

Lebih dari 1.300 orang telah ditangkap sejak aksi demonstrasi dimulai pada awal Juni lalu.

Demonstrasi yang semakin keras semakin merusak ekonomi Hong Kong, yang telah dilemahkan oleh perang perdagangan AS-China.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1689 seconds (0.1#10.140)