Pakai Stuxnet, Mossad, CIA dan AIVD Serang Situs Nuklir Iran
A
A
A
TEL AVIV - Intelijen Amerika Serikat (AS), Israel dan Belanda dilaporkan meluncurkan serangan siber Stuxnet terhadap situs nuklir Iran di Natanz. Sistem komputer pabrik pengayaan uranium negara para Mullah itu jadi target serangan siber setelah seorang insinyur Teheran direkrut badan intelijen Belanda, AIVD.
Insinyur yang berkhianat itu menyediakan akses ke situs nuklir di Natanz yang memungkinkan Badan Intelijen Pusat (CIA) AS dan badan intelijen Mossad Israel meluncurkan serangan siber ofensif Stuxnet.
Serangan siber itu dilaporkan pertama kali oleh Yahoo News pada hari Senin dan dilansir Haaretz, Selasa (4/9/2019).
"Seorang mole yang direkrut oleh badan intelijen AIVD Belanda memberikan data penting untuk memastikan kemanjuran kode malware, dan kemudian menyediakan akses yang sangat dibutuhkan," bunyi laporan tersebut yang mengutip empat perwira intelijen dari salah satu tiga badan mata-mata yang menyerang situs nuklir Iran. Mole adalah istilah agen asal negara target yang direkrut badan intelijen musuh.
Insinyur itu pula yang memungkinkan virus Stuxnet menginfeksi sistem komputer situs nuklir di Natanz dengan menggunakan USB flash drive.
Stuxnet, yang secara luas diyakini telah dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Mossad Israel, terdeteksi pada 2010 setelah digunakan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium Natanz. Serangan siber tahun 2010 adalah contoh pertama yang diketahui secara publik tentang virus yang digunakan untuk menyerang mesin industri dan sentrifugal tersebut.
Baik CIA, Mossad maupun AIVD menolak untuk mengomentari laporan serangan siber Stuxnet.
Menurut laporan itu, perwakilan Mossad dan CIA menjangkau AIVD pada akhir 2004, hampir tiga tahun sebelum Teheran memasang set sentrifugal pertamanya di Natanz pada Februari 2007.
Mole yang direkrut AIVD, kata laporan itu, menyamar sebagai mekanik dengan kompi depan di Natanz, salah satu dari dua kompi lokal yang dirancang oleh Belanda. Dia tidak menginstal sentrifugal yang ditargetkan oleh serangan itu, tetapi salah satu sumber mengatakan kepada Yahoo News bahwa dia mendapatkan akses yang memungkinkannya untuk "mengumpulkan informasi" yang akan membuat para programmer memperbarui virus yang sesuai.
Setelah Stuxnet dipublikasikan pada 2010, ada laporan penangkapan dan eksekusi terhadap warga Iran yang dicurigai membantu operasi serangan siber tersebut. Menurut dua sumber yang dikutip oleh Yahoo News, memang ada korban jiwa. Namun, masih belum jelas apakah mole Belanda adalah salah satu yang dieksekusi atau bukan.
Insinyur yang berkhianat itu menyediakan akses ke situs nuklir di Natanz yang memungkinkan Badan Intelijen Pusat (CIA) AS dan badan intelijen Mossad Israel meluncurkan serangan siber ofensif Stuxnet.
Serangan siber itu dilaporkan pertama kali oleh Yahoo News pada hari Senin dan dilansir Haaretz, Selasa (4/9/2019).
"Seorang mole yang direkrut oleh badan intelijen AIVD Belanda memberikan data penting untuk memastikan kemanjuran kode malware, dan kemudian menyediakan akses yang sangat dibutuhkan," bunyi laporan tersebut yang mengutip empat perwira intelijen dari salah satu tiga badan mata-mata yang menyerang situs nuklir Iran. Mole adalah istilah agen asal negara target yang direkrut badan intelijen musuh.
Insinyur itu pula yang memungkinkan virus Stuxnet menginfeksi sistem komputer situs nuklir di Natanz dengan menggunakan USB flash drive.
Stuxnet, yang secara luas diyakini telah dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Mossad Israel, terdeteksi pada 2010 setelah digunakan untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium Natanz. Serangan siber tahun 2010 adalah contoh pertama yang diketahui secara publik tentang virus yang digunakan untuk menyerang mesin industri dan sentrifugal tersebut.
Baik CIA, Mossad maupun AIVD menolak untuk mengomentari laporan serangan siber Stuxnet.
Menurut laporan itu, perwakilan Mossad dan CIA menjangkau AIVD pada akhir 2004, hampir tiga tahun sebelum Teheran memasang set sentrifugal pertamanya di Natanz pada Februari 2007.
Mole yang direkrut AIVD, kata laporan itu, menyamar sebagai mekanik dengan kompi depan di Natanz, salah satu dari dua kompi lokal yang dirancang oleh Belanda. Dia tidak menginstal sentrifugal yang ditargetkan oleh serangan itu, tetapi salah satu sumber mengatakan kepada Yahoo News bahwa dia mendapatkan akses yang memungkinkannya untuk "mengumpulkan informasi" yang akan membuat para programmer memperbarui virus yang sesuai.
Setelah Stuxnet dipublikasikan pada 2010, ada laporan penangkapan dan eksekusi terhadap warga Iran yang dicurigai membantu operasi serangan siber tersebut. Menurut dua sumber yang dikutip oleh Yahoo News, memang ada korban jiwa. Namun, masih belum jelas apakah mole Belanda adalah salah satu yang dieksekusi atau bukan.
(mas)