Iran Kirim Peringatan ke Uni Eropa Soal Komitmen Perjanjian Nuklir

Selasa, 03 September 2019 - 09:31 WIB
Iran Kirim Peringatan ke Uni Eropa Soal Komitmen Perjanjian Nuklir
Iran Kirim Peringatan ke Uni Eropa Soal Komitmen Perjanjian Nuklir
A A A
MOSKOW - Iran mengatakan pihaknya akan mengurangi komitmennya di bawah kesepakatan nuklir tahun 2015 jika Eropa gagal melindungi ekonomi Teheran dari sanksi Amerika Serikat (AS). AS kembali memberlakukan sanksi kepada Iran setelah Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir internasional tahun lalu.

"Tidak ada artinya untuk melanjutkan komitmen sepihak pada kesepakatan jika kita tidak menikmati manfaatnya seperti yang dijanjikan oleh pihak-pihak Eropa dari kesepakatan itu," ujar Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan dalam konferensi pers bersama dengan rekannya dari Rusia di Moskow seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/9/2019).

Iran telah mengatakan akan melanggar batas kesepakatan pada kegiatan nuklirnya satu per satu, meningkatkan tekanan pada negara-negara yang masih berharap untuk menyelamatkan perjanjian yang di teken di Wina, Austria pada 2015 lalu itu.

Teheran telah mengancam untuk mengambil langkah lebih lanjut pada 6 September, seperti memperkaya uranium hingga 20% atau memulai kembali sentrifugal mothballed, mesin yang memurnikan uranium untuk digunakan sebagai bahan bakar di pembangkit listrik atau, jika sangat diperkaya, untuk senjata.

Sementara itu juru bicara Kementeria Luar Negeri Iran Abbas Mousavi mengatakan Teheran siap untuk mengambil "langkah lebih kuat" dalam mengurangi komitmennya di bawah kesepakatan dengan kekuatan dunia jika negara-negara Eropa tidak mengambil tindakan untuk menyelamatkan pakta tersebut.

"Langkah ketiga telah dirancang dan akan lebih kuat dari langkah pertama dan kedua untuk menciptakan keseimbangan antara hak-hak Iran dan komitmen untuk JCPOA," kantor berita negara Iran, IRNA, mengutip Mousavi.

Namun, Iran sebelumnya menekankan bahwa langkah-langkah ini "dapat dibatalkan" jika para penandatangan pakta dari Eropa memenuhi kewajiban mereka.

Presiden Donald Trump tahun lalu keluar dari perjanjian antara Iran dan enam kekuatan dunia yang bertujuan untuk mengekang program nuklir Teheran, yang diduga Barat untuk membuat senjata nuklir, dengan imbalan atas pencabutan banyak sanksi internasional terhadap Teheran. Washington juga telah menerapkan kembali sanksi terhadap ekspor minyak Iran.

Iran menyangkal pernah berusaha mendapatkan senjata nuklir.

Sementara itu juru bicara pemerintah Iran juga mengatakan bahwa pandangan Iran dan Prancis tentang kesepakatan telah bergerak lebih dekat, terutama setelah pembicaraan telepon antara Presiden Hassan Rouhani dan koleganya dari Prancis Emmanuel Macron.

“Untungnya poin pandangan menjadi lebih dekat pada banyak masalah dan sekarang diskusi teknis sedang diadakan tentang cara-cara untuk melaksanakan komitmen Eropa (dalam kesepakatan nuklir),” ucap juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabiei, dalam sambutan yang dilakukan oleh televisi pemerintah. Namun ia tidak merinci poin-poin yang disepakati Rouhani dan Macron.

Dua pejabat Iran dan satu diplomat mengatakan kepada Reuters pada 25 Agustus lalu bahwa Iran ingin mengekspor minimal 700.000 barel minyak per hari dan idealnya hingga 1,5 juta barel per hari jika Barat ingin bernegosiasi dengan Teheran untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir.

"Minyak Iran harus dibeli dan uangnya dapat diakses," kata Rabiei.

Ekspor minyak Iran telah anjlok karena sanksi AS, yang juga menyulitkan negara untuk menerima pembayaran melalui bank.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7195 seconds (0.1#10.140)
pixels