Tukang Jagal ISIS Berjuluk Algojo Raqqa Akhirnya Tertangkap
A
A
A
DAMASKUS - Seorang penduduk Birmingham Inggris yang memenggal lebih dari 100 orang di bekas Ibu Kota Negara Islam Suriah Irak (ISIS) berhasil ditangkap.
Anouar Haddouchi, yang dijuluki Algojo Raqqa, awalnya berasal dari Belgia tetapi kemudian pindah ke Midlands, Birmingham, Inggris pada 2009. Ia berhasil mendapatkan uang ribuan poundsterling dari tunjangan pemerintah Inggris selama berperang untuk ISIS di Suriah.
Dikutip dari Mirror, Sabtu (31/8/2019), Haddouchi (35) dilaporkan sekarang ditahan di penjara yang dikelola oleh Pasukan Demokrat Suriah, sebuah pasukan yang terdiri dari campuran pejuang Kurdi dan Arab.
Haddouchi diketahui telah memenggal lebih dari 100 orang di Raqqa, bekas Ibu Kota ISIS di Suriah, lapor Het Laatste Nieuws.
Pasukan Demokrat Suriah menangkap Haddouchi dan istrinya Julie Maes (32) setelah pertempuran untuk merebut kubu terakhir ISIS di Baghouz.
Dia dan istrinya pergi ke Suriah pada 2014 untuk bergabung dengan ISIS. Pemerintah Inggris tidak mengetahui jika Haddouchi telah pergi dan terus memberikan tunjangan manfaat perumahan ke dalam rekeningnya. Pasangan itu menerima hampir 10.000 pounds dalam bentuk uang tunai yang semuanya dianggap berakhir di tangan ISIS.
Haddouchi sendiri tidak dapat mengambil uang di Raqqa, karena kurangnya bank internasional. Namun uang sebesar 3.000 pounds ditarik dari rekeningnya oleh rekanan pada Juli 2015 dan diserahkan kepada Mohamed Abrini - dalang di balik serangan Paris pada November 2015 dan pemboman Brussels 2016.
Haddouchi juga menerima uang dari ayah istrinya, yang memasukkan uang ke dalam rekeningnya setiap bulan hingga Oktober 2015, lapor De Morgen.
Anouar Haddouchi, yang dijuluki Algojo Raqqa, awalnya berasal dari Belgia tetapi kemudian pindah ke Midlands, Birmingham, Inggris pada 2009. Ia berhasil mendapatkan uang ribuan poundsterling dari tunjangan pemerintah Inggris selama berperang untuk ISIS di Suriah.
Dikutip dari Mirror, Sabtu (31/8/2019), Haddouchi (35) dilaporkan sekarang ditahan di penjara yang dikelola oleh Pasukan Demokrat Suriah, sebuah pasukan yang terdiri dari campuran pejuang Kurdi dan Arab.
Haddouchi diketahui telah memenggal lebih dari 100 orang di Raqqa, bekas Ibu Kota ISIS di Suriah, lapor Het Laatste Nieuws.
Pasukan Demokrat Suriah menangkap Haddouchi dan istrinya Julie Maes (32) setelah pertempuran untuk merebut kubu terakhir ISIS di Baghouz.
Dia dan istrinya pergi ke Suriah pada 2014 untuk bergabung dengan ISIS. Pemerintah Inggris tidak mengetahui jika Haddouchi telah pergi dan terus memberikan tunjangan manfaat perumahan ke dalam rekeningnya. Pasangan itu menerima hampir 10.000 pounds dalam bentuk uang tunai yang semuanya dianggap berakhir di tangan ISIS.
Haddouchi sendiri tidak dapat mengambil uang di Raqqa, karena kurangnya bank internasional. Namun uang sebesar 3.000 pounds ditarik dari rekeningnya oleh rekanan pada Juli 2015 dan diserahkan kepada Mohamed Abrini - dalang di balik serangan Paris pada November 2015 dan pemboman Brussels 2016.
Haddouchi juga menerima uang dari ayah istrinya, yang memasukkan uang ke dalam rekeningnya setiap bulan hingga Oktober 2015, lapor De Morgen.
(ian)