Pakistan Uji Coba Rudal Balisitik Baru
Pakistan Uji Coba Rudal Balisitik Baru
A
A
A
ISLAMABAD - Pakistan dilaporkan telah melakukan uji coba rudal balisitik baru, semalam. Uji coba ini dilakukan di tengah meningkatkan ketegangan dengan tetangga mereka, yakni India.
Militer Pakistan mengatakan, rudal tersebut bernama Ghaznavi, yang diambil dari nama penguasa Afghanistan abad ke-11, Sultan Mehmood Ghaznavi yang terkenal dengan berbagai serangannya terhadap India.
"Rudal ini mampu membawa beberapa jenis hulu ledak, dengan jarak tembak hingga 180 kilometer," kata juru bicara militer Pakistan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (29/8).
Uji coba terbaru ini menandai uji coba rudal ketiga negara itu tahun ini. Pakistan menembakkan rudal balistik Shaheen-II permukaan-ke-permukaan, dan rudal balistik taktis Nasr pada bulan Mei dan Januari.
Seperti diketahui, ketegangan antara kedua tetangga semakin meningkat menyusul keputusan New Delhi untuk melucuti otonomi Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus, dengan para pakar keamanan khawatir perlombaan senjata baru di Asia Selatan.
Dari tahun 1954 hingga 5 Agustus 2019, Jammu dan Kashmir memiliki ketentuan khusus di mana ia memberlakukan hukumnya sendiri. Ketentuan-ketentuan itu juga melindungi undang-undang kewarganegaraan wilayah tersebut, yang melarang orang luar menetap dan memiliki tanah di wilayah tersebut.
Militer Pakistan mengatakan, rudal tersebut bernama Ghaznavi, yang diambil dari nama penguasa Afghanistan abad ke-11, Sultan Mehmood Ghaznavi yang terkenal dengan berbagai serangannya terhadap India.
"Rudal ini mampu membawa beberapa jenis hulu ledak, dengan jarak tembak hingga 180 kilometer," kata juru bicara militer Pakistan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (29/8).
Uji coba terbaru ini menandai uji coba rudal ketiga negara itu tahun ini. Pakistan menembakkan rudal balistik Shaheen-II permukaan-ke-permukaan, dan rudal balistik taktis Nasr pada bulan Mei dan Januari.
Seperti diketahui, ketegangan antara kedua tetangga semakin meningkat menyusul keputusan New Delhi untuk melucuti otonomi Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus, dengan para pakar keamanan khawatir perlombaan senjata baru di Asia Selatan.
Dari tahun 1954 hingga 5 Agustus 2019, Jammu dan Kashmir memiliki ketentuan khusus di mana ia memberlakukan hukumnya sendiri. Ketentuan-ketentuan itu juga melindungi undang-undang kewarganegaraan wilayah tersebut, yang melarang orang luar menetap dan memiliki tanah di wilayah tersebut.
(esn)
Explore More