Kebakaran Mengerikan Landa Hutan Amazon, Rumah Suku Kuno Ikut Hancur
A
A
A
BRASILIA - Kebakaran mengerikan melanda hutan Amazon di Brazil. Kobaran api yang sudah tidak bisa dikenalikan otoritas berwenang Brazil ini juga menghancurkan rumah-rumah milik suku kuno atau suku asli yang tinggal di dalam hutan.
Suku asli Mura yang selama ini dikelilingi tanah kering dan kayu tumbang hasil dari penggundulan hutan yang cepat menjadi korban dari kebakaran hutan.
"Saya akan memberikan tetes darah terakhir saya untuk hutan ini," kata pemimpin suku tersebut, Raimundo Mura, yang tinggal di sebuah cagar alam dekat Humaita di Negara Bagian Amazonas, Brazil.
"Semua pohon memiliki kehidupan, mereka semua harus hidup, masing-masing di tempat mereka sendiri," katanya. "Bagi kami ini adalah kehancuran. Apa yang dilakukan di sini adalah kekejaman terhadap kami."
Handech Wakana Mura, pemimpin lokal lainnya yang tinggal di dalam hutan mengecam penggundulan hutan Amazon. "Setiap hari kami menyaksikan kehancuran yang terus meningkat—penggundulan hutan, invasi dan penebangan," katanya, seperti dikutip Mirror, Sabtu (24/8/2019).
"Kami sedih karena hutan mati setiap saat. Kami merasakan perubahan iklim dan dunia membutuhkan hutan," ujarnya.
"Kami membutuhkan hutan dan anak-anak kami membutuhkan hutan," imbuh dia.
Lebih dari 9.500 kebakaran hutan baru telah dimulai di seluruh Brazil, terutama di lembah hutan hujan Amazon sejak 15 Agustus 2019. Kecaman internasional telah muncul atas kegagalan Brazil mengendalikan kebakaran hutan.
Para ahli memperkirakan hutan hujan seukuran tiga lapangan sepakbola hilang setiap menit. Tingkat kebakaran hutan hujan Amazon begitu parah sehingga bisa dilihat oleh satelit.
Angka dari Lembaga Penelitian Luar Angkasa Nasional (INPE) Brazil menunjukkan bahwa pada bulan Juli hutan hujan Amazon kehilangan 519 mil persegi area pohon, sebuah rekor baru untuk deforestasi terbanyak yang diderita hutan Amazon dalam satu bulan.
INPE telah melaporkan kenaikan 84 persen dalam kebakaran hutan sejak awal tahun dengan total 74.155 insiden sejauh ini.
Global Forest Watch, yang disponsori oleh World Resources Institute dan ikut memantau kebakaran hutan serta melacak menggunakan satelit, mengatakan telah ada 109.000 peringatan kebakaran di Brazil antara 13-22 Agustus 2019.
Negara Bagian terbesar di Brazil, Amazonas, mengumumkan keadaan darurat pada hari Senin awal pekan lalu.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah dikecam para pemimpin dunia dan pecinta lingkungan karena pemerintahnya dianggap bertanggung jawab atas peningkatan deforestasi yang cepat. Bolsonaro telah mengatakan di masa lalu bahwa tindakan perlindungan terhadap hutan hujan telah menghambat pertumbuhan ekonomi.
Pada bulan Januari, Bolsonaro berjanji akan membuka Amazon untuk penambangan dan pertanian.
Meskipun kebakaran adalah kejadian biasa dan alami selama musim kemarau reguler pada saat ini, para pecinta lingkungan menyalahkan petumbuhan tajam pada petani yang membuka hutan untuk padang rumput.
Jaksa federal di Brazil mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka sedang menyelidiki lonjakan deforestasi dan kebakaran hutan yang mengamuk di negara bagian Amazonas.
Jaksa juga akan menyelidiki sebuah iklan yang dilaporkan diterbitkan oleh sebuah surat kabar lokal minggu lalu yang mendorong para petani untuk berpartisipasi dalam "Hari Api", di mana mereka akan membakar hutan yang luas untuk menunjukkan kepada Bolsonaro kesediaan mereka untuk bekerja.
Suku asli Mura yang selama ini dikelilingi tanah kering dan kayu tumbang hasil dari penggundulan hutan yang cepat menjadi korban dari kebakaran hutan.
"Saya akan memberikan tetes darah terakhir saya untuk hutan ini," kata pemimpin suku tersebut, Raimundo Mura, yang tinggal di sebuah cagar alam dekat Humaita di Negara Bagian Amazonas, Brazil.
"Semua pohon memiliki kehidupan, mereka semua harus hidup, masing-masing di tempat mereka sendiri," katanya. "Bagi kami ini adalah kehancuran. Apa yang dilakukan di sini adalah kekejaman terhadap kami."
Handech Wakana Mura, pemimpin lokal lainnya yang tinggal di dalam hutan mengecam penggundulan hutan Amazon. "Setiap hari kami menyaksikan kehancuran yang terus meningkat—penggundulan hutan, invasi dan penebangan," katanya, seperti dikutip Mirror, Sabtu (24/8/2019).
"Kami sedih karena hutan mati setiap saat. Kami merasakan perubahan iklim dan dunia membutuhkan hutan," ujarnya.
"Kami membutuhkan hutan dan anak-anak kami membutuhkan hutan," imbuh dia.
Lebih dari 9.500 kebakaran hutan baru telah dimulai di seluruh Brazil, terutama di lembah hutan hujan Amazon sejak 15 Agustus 2019. Kecaman internasional telah muncul atas kegagalan Brazil mengendalikan kebakaran hutan.
Para ahli memperkirakan hutan hujan seukuran tiga lapangan sepakbola hilang setiap menit. Tingkat kebakaran hutan hujan Amazon begitu parah sehingga bisa dilihat oleh satelit.
Angka dari Lembaga Penelitian Luar Angkasa Nasional (INPE) Brazil menunjukkan bahwa pada bulan Juli hutan hujan Amazon kehilangan 519 mil persegi area pohon, sebuah rekor baru untuk deforestasi terbanyak yang diderita hutan Amazon dalam satu bulan.
INPE telah melaporkan kenaikan 84 persen dalam kebakaran hutan sejak awal tahun dengan total 74.155 insiden sejauh ini.
Global Forest Watch, yang disponsori oleh World Resources Institute dan ikut memantau kebakaran hutan serta melacak menggunakan satelit, mengatakan telah ada 109.000 peringatan kebakaran di Brazil antara 13-22 Agustus 2019.
Negara Bagian terbesar di Brazil, Amazonas, mengumumkan keadaan darurat pada hari Senin awal pekan lalu.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah dikecam para pemimpin dunia dan pecinta lingkungan karena pemerintahnya dianggap bertanggung jawab atas peningkatan deforestasi yang cepat. Bolsonaro telah mengatakan di masa lalu bahwa tindakan perlindungan terhadap hutan hujan telah menghambat pertumbuhan ekonomi.
Pada bulan Januari, Bolsonaro berjanji akan membuka Amazon untuk penambangan dan pertanian.
Meskipun kebakaran adalah kejadian biasa dan alami selama musim kemarau reguler pada saat ini, para pecinta lingkungan menyalahkan petumbuhan tajam pada petani yang membuka hutan untuk padang rumput.
Jaksa federal di Brazil mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka sedang menyelidiki lonjakan deforestasi dan kebakaran hutan yang mengamuk di negara bagian Amazonas.
Jaksa juga akan menyelidiki sebuah iklan yang dilaporkan diterbitkan oleh sebuah surat kabar lokal minggu lalu yang mendorong para petani untuk berpartisipasi dalam "Hari Api", di mana mereka akan membakar hutan yang luas untuk menunjukkan kepada Bolsonaro kesediaan mereka untuk bekerja.
(ian)