Generasi Tua Hong Kong Kecam Aksi Demonstran Muda
A
A
A
HONG KONG - Aksi demonstrasi di Hong Kong yang sudah berlangsung lebih dari dua bulan mulai menuai kecaman dari warga Hong Kong sendiri. Para demonstran yang mayoritas adalah anak-anak muda, dinilai oleh generasi tua Hong Kong sudah melewati batas toleransi. Selain sudah merugikan banyak orang karena aksi protes sempat melumpuhkan bandara selama dua hari, para demonstran juga dinilai sudah bersikap anarkis.
"Mereka (pengunjuk rasa) tidak tahu apa yang mereka lakukan. Apa yang mereka lakukan itu berlebihan. Jika mereka ingin menggelar unjuk rasa, silahkan. Tetapi, apa yang telah mereka lakukan sudah melampaui ini,” kata Wong Man Kit (82), seperti dikutip dari CNA, Senin (19/8).
Menurutnya, polisi sudah bersikap "adil" dalam menangani protes, dan hanya membalas setelah pemrotes melemparkan benda ke arah mereka. “Kami para orang tua tidak berpikiran sederhana. Kami melihat segala sesuatu dengan jelas. Kami tidak hanya mendengarkan satu sisi cerita dan melempar barang ke polisi," lanjutnya.
Penduduk Hong Kong lainnya, yang hanya ingin dikenal sebagai Leung, juga berpendapat bahwa anak-anak muda itu telah bertindak salah. “Mereka lahir dan dibesarkan di Hong Kong. Dengan membuat hal-hal buruk di sini, apa yang harus mereka dapatkan?" ujarnya.
"Apakah mereka tidak punya makanan di atas meja? Apakah mereka tidak memiliki pekerjaan yang layak? Dari semua hal yang harus dilakukan, mengapa mereka harus menjadi pengunjuk rasa?” ungkap pria 98 tahun itu.
“Jika mereka tidak bahagia, mereka harus berdiskusi dengan pemerintah secara perlahan. Biarkan semua pihak menyelesaikannya. Mereka adalah orang beradab. Apakah orang beradab melakukan kekerasan?” lanjutnya.
Kecaman juga datang dari Chong Hong Wing (60), yang tinggal di wilayah Tai Po. Ia mengecam demonstran karena telah melumpuhkan lalu lintas kota. "Mengapa mereka ingin memblokir jalan dan membuatnya tidak bisa dilewati kendaraan? Mereka (pengunjuk rasa) menginginkan kebebasan untuk diri mereka sendiri, tetapi mereka sebenarnya menghalangi kebebasan orang lain," tandasnya.
Para generasi tua ini dengan tegas mendukung langkah yang telah diambil kepolisian Hong Kong. "Saya menghargai polisi. “Para pengunjuk rasa menghancurkan mata pencaharian Hong Kong. Mereka memblokade bandara. Di negara yang demokratis, tidak ada masalah bagi mereka untuk mengekspresikan pandangan mereka. Tetapi mereka tidak bisa melangkahi garis batas,” cetus Mr Tham (63).
"Mereka (pengunjuk rasa) tidak tahu apa yang mereka lakukan. Apa yang mereka lakukan itu berlebihan. Jika mereka ingin menggelar unjuk rasa, silahkan. Tetapi, apa yang telah mereka lakukan sudah melampaui ini,” kata Wong Man Kit (82), seperti dikutip dari CNA, Senin (19/8).
Menurutnya, polisi sudah bersikap "adil" dalam menangani protes, dan hanya membalas setelah pemrotes melemparkan benda ke arah mereka. “Kami para orang tua tidak berpikiran sederhana. Kami melihat segala sesuatu dengan jelas. Kami tidak hanya mendengarkan satu sisi cerita dan melempar barang ke polisi," lanjutnya.
Penduduk Hong Kong lainnya, yang hanya ingin dikenal sebagai Leung, juga berpendapat bahwa anak-anak muda itu telah bertindak salah. “Mereka lahir dan dibesarkan di Hong Kong. Dengan membuat hal-hal buruk di sini, apa yang harus mereka dapatkan?" ujarnya.
"Apakah mereka tidak punya makanan di atas meja? Apakah mereka tidak memiliki pekerjaan yang layak? Dari semua hal yang harus dilakukan, mengapa mereka harus menjadi pengunjuk rasa?” ungkap pria 98 tahun itu.
“Jika mereka tidak bahagia, mereka harus berdiskusi dengan pemerintah secara perlahan. Biarkan semua pihak menyelesaikannya. Mereka adalah orang beradab. Apakah orang beradab melakukan kekerasan?” lanjutnya.
Kecaman juga datang dari Chong Hong Wing (60), yang tinggal di wilayah Tai Po. Ia mengecam demonstran karena telah melumpuhkan lalu lintas kota. "Mengapa mereka ingin memblokir jalan dan membuatnya tidak bisa dilewati kendaraan? Mereka (pengunjuk rasa) menginginkan kebebasan untuk diri mereka sendiri, tetapi mereka sebenarnya menghalangi kebebasan orang lain," tandasnya.
Para generasi tua ini dengan tegas mendukung langkah yang telah diambil kepolisian Hong Kong. "Saya menghargai polisi. “Para pengunjuk rasa menghancurkan mata pencaharian Hong Kong. Mereka memblokade bandara. Di negara yang demokratis, tidak ada masalah bagi mereka untuk mengekspresikan pandangan mereka. Tetapi mereka tidak bisa melangkahi garis batas,” cetus Mr Tham (63).
(esn)