Kecewa Tanker Iran Dibebaskan, AS Ancam Cabut Visa Kru Kapal
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengancam akan menahan visa awak kapal super tanker Iran, Grace 1, yang dibebaskan oleh Gibraltar. AS sebelumnya sempat meminta kepada Gibraltar untuk tidak membebaskan kapal tanker tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus mengatakan, kapal tanker Grace 1 telah membantu Garda Revolusi Iran dengan mengangkut minyak dari Iran ke Suriah ketika ditahan bulan lalu.
"Awak kapal yang membantu IRGC (Korps Garda Revolusi Iran) dengan mengangkut minyak dari Iran mungkin tidak memenuhi syarat untuk visa atau masuk ke Amerika Serikat di bawah alasan tidak dapat diterimanya terkait terorisme," kata Ortagus seperti dikutip dari France24, Jumat (16/8/2019).
Ortagus merujuk pada keputusan pemerintahan Trump pada April lalu yang telah memasukkan IRGC sebagai kelompok teroris. (Baca juga: Pertama dalam Sejarah, AS Nyatakan IRGC Iran Teroris )
"Komunitas maritim harus menyadari bahwa pemerintah AS bermaksud untuk mencabut visa yang dipegang oleh kru kapal tersebut," imbuhnya.
"Dalam hal Grace 1 M/T, kami akan terus bertindak konsisten dengan kebijakan kami saat ini mengenai mereka yang memberikan dukungan material kepada IRGC," tegasnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, Gibraltar memutuskan untuk membebaskan kapal yang disita atas dugaan pengiriman minyak ke Suriah yang dilanda perang karena melanggar sanksi internasional. (Baca juga: Intervensi AS Gagal, Gibraltar Bebaskan Kapal Tanker Iran )
Beberapa jam sebelum pengumuman, AS telah meluncurkan langkah hukum di menit terakhir yang menuntut wilayah luar negeri Inggris itu untuk tetap menahan kapal tersebut. (Baca juga: Intervensi di Menit Akhir, AS Minta Gibraltar Tidak Lepaskan Tanker Iran )
Polisi Gibraltar dan pasukan khusus Inggris menangkap Grace 1, yang membawa 2,1 juta barel minyak Iran, pada 4 Juli lalu. Insiden ini memprovokasi krisis diplomatik.
Teheran membalas dengan merebut sebuah kapal tanker Inggris, Stena Impero, dua minggu kemudian di Selat Hormuz yang strategis - jalur pengiriman minyak mentah dunia - karena melanggar aturan maritim internasional.
Penangkapan kapal tanker itu meningkatkan ketegangan ketika negara-negara Eropa berebut untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir dengan Iran setelah AS menarik diri dari perjanjian pada Mei tahun lalu dan mulai menjatuhkan sanksi yang menyakitkan terhadap Iran.
Iran merespons dengan menangguhkan beberapa komitmennya di bawah kesepakatan nuklir.
Hakim Agung Gibraltar Anthony Dudley mengatakan keputusan untuk melepaskan kapal tanker itu mengikuti jaminan tertulis dari Iran bahwa Grace 1 tidak akan menuju ke negara-negara yang dikenai sanksi Uni Eropa.
Menteri utama Gibraltar Fabian Picardo memuji keputusan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami telah merampas rejim Assad di Suriah senilai lebih dari USD140 juta minyak mentah."
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus mengatakan, kapal tanker Grace 1 telah membantu Garda Revolusi Iran dengan mengangkut minyak dari Iran ke Suriah ketika ditahan bulan lalu.
"Awak kapal yang membantu IRGC (Korps Garda Revolusi Iran) dengan mengangkut minyak dari Iran mungkin tidak memenuhi syarat untuk visa atau masuk ke Amerika Serikat di bawah alasan tidak dapat diterimanya terkait terorisme," kata Ortagus seperti dikutip dari France24, Jumat (16/8/2019).
Ortagus merujuk pada keputusan pemerintahan Trump pada April lalu yang telah memasukkan IRGC sebagai kelompok teroris. (Baca juga: Pertama dalam Sejarah, AS Nyatakan IRGC Iran Teroris )
"Komunitas maritim harus menyadari bahwa pemerintah AS bermaksud untuk mencabut visa yang dipegang oleh kru kapal tersebut," imbuhnya.
"Dalam hal Grace 1 M/T, kami akan terus bertindak konsisten dengan kebijakan kami saat ini mengenai mereka yang memberikan dukungan material kepada IRGC," tegasnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, Gibraltar memutuskan untuk membebaskan kapal yang disita atas dugaan pengiriman minyak ke Suriah yang dilanda perang karena melanggar sanksi internasional. (Baca juga: Intervensi AS Gagal, Gibraltar Bebaskan Kapal Tanker Iran )
Beberapa jam sebelum pengumuman, AS telah meluncurkan langkah hukum di menit terakhir yang menuntut wilayah luar negeri Inggris itu untuk tetap menahan kapal tersebut. (Baca juga: Intervensi di Menit Akhir, AS Minta Gibraltar Tidak Lepaskan Tanker Iran )
Polisi Gibraltar dan pasukan khusus Inggris menangkap Grace 1, yang membawa 2,1 juta barel minyak Iran, pada 4 Juli lalu. Insiden ini memprovokasi krisis diplomatik.
Teheran membalas dengan merebut sebuah kapal tanker Inggris, Stena Impero, dua minggu kemudian di Selat Hormuz yang strategis - jalur pengiriman minyak mentah dunia - karena melanggar aturan maritim internasional.
Penangkapan kapal tanker itu meningkatkan ketegangan ketika negara-negara Eropa berebut untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir dengan Iran setelah AS menarik diri dari perjanjian pada Mei tahun lalu dan mulai menjatuhkan sanksi yang menyakitkan terhadap Iran.
Iran merespons dengan menangguhkan beberapa komitmennya di bawah kesepakatan nuklir.
Hakim Agung Gibraltar Anthony Dudley mengatakan keputusan untuk melepaskan kapal tanker itu mengikuti jaminan tertulis dari Iran bahwa Grace 1 tidak akan menuju ke negara-negara yang dikenai sanksi Uni Eropa.
Menteri utama Gibraltar Fabian Picardo memuji keputusan itu, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami telah merampas rejim Assad di Suriah senilai lebih dari USD140 juta minyak mentah."
(ian)