Viral, Video Kapal Serang Cepat Iran Kejar Kapal Perusak Inggris
A
A
A
TEHERAN - Sebuah rekaman video yang menunjukkan kapal-kapal perang milik Iran mengejar kapal fregat Inggris di Teluk Persia tersebar di dunia maya. Rekaman video yang belum diverifikasi kebenarannya ini muncul di tengah ketegangan antara Inggris dan Iran.
Dalam rekaman video berkualitas rendah itu, tampak kapal serang cepat milik Garda Revolusi Iran (IRGC) mengejar apa yang diyakini sebagai kapal perusak Angkatan Laut Inggris Tipe 45, HMS Duncan, di Selat Hormuz. Selat Hormuz adalah jalur air strategis yang menghubungkan produsen minyak mentah di Timur Tengah ke pasar-pasar utama di dunia.
Video tersebut memperlihatkan kapal perang Inggris berlayar di kejauhan sementara beberapa kapal kecil terus mengikutinya. Tanggal kejadian tersebut belum diketahui seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (11/8/2019).
Masih belum jelas apakah kapal perang dalam video itu sebenarnya adalah HMS Duncan atau bukan. Namun kapal perusak itu diketaui tiba di Teluk pada akhir Juli lalu untuk bergabung dengan kapal fregat HMS Montrose untuk mengawal kapal-kapal yang berlayar di bawah bendera Inggris melalui Selat Hormuz.
Pengguna media sosial telah mempertanyakan kebenaran jika itu adalah kapal HMS Duncan, dan pada gilirannya menyebut bahwa kapal itu adalah korvet kelas Baynunah milik Uni Emirat Arab (UEA).
Inggris dan Iran tengah bersitegang setelah IRGC menyita kapal tanker minyak berbendera Inggris, Stena Impero, bulan lalu. Kapal tersebut disebut Iran telah melanggar hukum laut dan melakukan manuver berbahaya di Selat Hormuz.
Penahanan itu terjadi beberapa minggu setelah pihak berwenang Gibraltar menyita satu kapal Iran, supertanker minyak Grace-1, dengan bantuan dari Marinir Kerajaan Inggris. Kapal itu diduga mengirim minyak mentah ke Suriah yang merupakan sebuah pelanggaran terhadap sanksi Uni Eropa. Teheran telah membantah tuduhan itu, dan kemudian mengatakan bahwa penyitaan kapal tanker Inggris itu bukan langkah pembalasan.
Sehubungan dengan insiden-insiden ini, Inggris mengumumkan rencana untuk menyusun "misi perlindungan" maritim yang dipimpin Eropa untuk mengawasi Teluk Persia dan Selat Hormuz, sementara secara bersamaan menyetujui untuk menandatangani inisiatif serupa yang diajukan AS melawan ancaman Iran.
Dalam rekaman video berkualitas rendah itu, tampak kapal serang cepat milik Garda Revolusi Iran (IRGC) mengejar apa yang diyakini sebagai kapal perusak Angkatan Laut Inggris Tipe 45, HMS Duncan, di Selat Hormuz. Selat Hormuz adalah jalur air strategis yang menghubungkan produsen minyak mentah di Timur Tengah ke pasar-pasar utama di dunia.
Video tersebut memperlihatkan kapal perang Inggris berlayar di kejauhan sementara beberapa kapal kecil terus mengikutinya. Tanggal kejadian tersebut belum diketahui seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (11/8/2019).
Masih belum jelas apakah kapal perang dalam video itu sebenarnya adalah HMS Duncan atau bukan. Namun kapal perusak itu diketaui tiba di Teluk pada akhir Juli lalu untuk bergabung dengan kapal fregat HMS Montrose untuk mengawal kapal-kapal yang berlayar di bawah bendera Inggris melalui Selat Hormuz.
Pengguna media sosial telah mempertanyakan kebenaran jika itu adalah kapal HMS Duncan, dan pada gilirannya menyebut bahwa kapal itu adalah korvet kelas Baynunah milik Uni Emirat Arab (UEA).
Inggris dan Iran tengah bersitegang setelah IRGC menyita kapal tanker minyak berbendera Inggris, Stena Impero, bulan lalu. Kapal tersebut disebut Iran telah melanggar hukum laut dan melakukan manuver berbahaya di Selat Hormuz.
Penahanan itu terjadi beberapa minggu setelah pihak berwenang Gibraltar menyita satu kapal Iran, supertanker minyak Grace-1, dengan bantuan dari Marinir Kerajaan Inggris. Kapal itu diduga mengirim minyak mentah ke Suriah yang merupakan sebuah pelanggaran terhadap sanksi Uni Eropa. Teheran telah membantah tuduhan itu, dan kemudian mengatakan bahwa penyitaan kapal tanker Inggris itu bukan langkah pembalasan.
Sehubungan dengan insiden-insiden ini, Inggris mengumumkan rencana untuk menyusun "misi perlindungan" maritim yang dipimpin Eropa untuk mengawasi Teluk Persia dan Selat Hormuz, sementara secara bersamaan menyetujui untuk menandatangani inisiatif serupa yang diajukan AS melawan ancaman Iran.
(ian)