Pengusaha, Universitas dan Kota di Ethiopia Ingin Kerja Sama dengan RI
A
A
A
ADDIS ABABA - Pengusaha, Universitas Wollo dan pemerintah kota Dessie di Ethiopia ingin mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia. Keinginan itu disampaikan kepada Duta Besar Republik Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur.
General Manager Ayiteyef Share Company Ahmed Assen Muhie, Wakil Presiden Universitas Wollo Dr Mengesha Ayene, dan Wali Kota Dessie Dr Melese Mekonnen bertemu Dubes Basnur dalam kunjungan kerja di Dessie pada Rabu hingga Kamis (31/7-1/8) lalu.
Dessie, terletak 400 km di utara kota Addis Ababa, adalah sebuah kota di wilayah Amhara yang dikelilingi oleh bukit dan pegunungan hijau dan sangat subur. Kota ini berada di ketinggian 2.550 meter dari permukaan laut sehingga sangat dingin, dengan suhu terendah 5 derajat Celsius dan tertinggi 24 derajat Celcius.
Kota ini didirikan tahun 1882 oleh Raja Yohannes IV dan merupakan merupakah salah satu kota tertua di Ethiopia. Di salah satu puncak bukit yang memagari kota ini terdapat beberapa bangunan bersejarah seperti Istana Raja Negus dan gereja.
Hasil utama kota ini adalah pertanian, perikanan darat dan peternakan. Kota Dessie juga kaya dengan pariwisata. “Kami ingin sekali mengadakan kerja sama sister city dengan kota di Indonesia yang berfokus pada kerja sama ekonomi, sosial dan budaya," kata Dr Melese kepada Dubes Basnur.
Sementara itu, Dr Mengesha mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi yang bagus di berbagai bidang. “Kami ingin mengadakan kerja sama dengan berbagai universitas di Indonesia, terutama di bidang teknologi, ilmu sosial politik dan hubungan internasional serta pertukaran mahasiswa," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Dr Abate Getahun, Presiden Universitas Wollo melalui pembicaraan telepon kepada Dubes Basnur. Pada saat berbicara via telepon, Abate sedang bertugas di Addis Ababa.
Universitas Wollow memiliki kampus yang luas, dengan jumlah mahasiswa 27.000 orang. Sebahagian mahasiswa universitas tersebut berasal dari beberapa negara tetangga seperti Sudan dan Somalia.
Pada kunjungan itu Basnur bertemu dengan 100 pengusaha kota Dessie. Pada pertemuan tersebut banyak pengusaha yang ingin mengadakan kerja sama dengan Indonesia. Bahkan delapan pengusaha menyatakan akan menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta, 16-20 Oktober 2019.
“Kunjungan saya ke kota Dessie adalah atas undangan pemerintah dan pengusaha setempat yang ingin melakukan kerja sama dengan Indonesia. Program kerja sama yang akan segera dilakukan antara lain seminar tentang demokrasi dan perdamaian dengan Universitas Wollo dan kunjungan pengusaha Dessie ke Indonesia," kata diplomat Indonesia tersebut dalam keterangan pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Addis Ababa yang diterima SINDOnews.com, Sabtu (3/8/2019).
Pada kunjungan itu, Dubes Basnur dan istrinya; Wenny Busyra, serta staf Ni Putu Anggraeni dan Nico Ismail Pangihutan Nadeak juga menanam pohon di sebuah puncak bukit yang mengelilingi kota Dessie.
Pada Mei 2019, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengajak seluruh masyarakat Ethiopia menanam 4 miliar pohon selama musim hujan, Juni-September 2019. Tanggal 20 Juli 2019, pejabat dan staf KBRI Addis Ababa menanam 70 pohon di kompleks KBRI bersama pejabat pemerintah dan tokoh pemuda setempat.
Sedangkan pada 29 Juli 2019, Ethiopia memecahkan rekor dunia dengan berhasil menanam lebih 350 juta pohon dalam waktu 12 jam.
General Manager Ayiteyef Share Company Ahmed Assen Muhie, Wakil Presiden Universitas Wollo Dr Mengesha Ayene, dan Wali Kota Dessie Dr Melese Mekonnen bertemu Dubes Basnur dalam kunjungan kerja di Dessie pada Rabu hingga Kamis (31/7-1/8) lalu.
Dessie, terletak 400 km di utara kota Addis Ababa, adalah sebuah kota di wilayah Amhara yang dikelilingi oleh bukit dan pegunungan hijau dan sangat subur. Kota ini berada di ketinggian 2.550 meter dari permukaan laut sehingga sangat dingin, dengan suhu terendah 5 derajat Celsius dan tertinggi 24 derajat Celcius.
Kota ini didirikan tahun 1882 oleh Raja Yohannes IV dan merupakan merupakah salah satu kota tertua di Ethiopia. Di salah satu puncak bukit yang memagari kota ini terdapat beberapa bangunan bersejarah seperti Istana Raja Negus dan gereja.
Hasil utama kota ini adalah pertanian, perikanan darat dan peternakan. Kota Dessie juga kaya dengan pariwisata. “Kami ingin sekali mengadakan kerja sama sister city dengan kota di Indonesia yang berfokus pada kerja sama ekonomi, sosial dan budaya," kata Dr Melese kepada Dubes Basnur.
Sementara itu, Dr Mengesha mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak perguruan tinggi yang bagus di berbagai bidang. “Kami ingin mengadakan kerja sama dengan berbagai universitas di Indonesia, terutama di bidang teknologi, ilmu sosial politik dan hubungan internasional serta pertukaran mahasiswa," katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Dr Abate Getahun, Presiden Universitas Wollo melalui pembicaraan telepon kepada Dubes Basnur. Pada saat berbicara via telepon, Abate sedang bertugas di Addis Ababa.
Universitas Wollow memiliki kampus yang luas, dengan jumlah mahasiswa 27.000 orang. Sebahagian mahasiswa universitas tersebut berasal dari beberapa negara tetangga seperti Sudan dan Somalia.
Pada kunjungan itu Basnur bertemu dengan 100 pengusaha kota Dessie. Pada pertemuan tersebut banyak pengusaha yang ingin mengadakan kerja sama dengan Indonesia. Bahkan delapan pengusaha menyatakan akan menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta, 16-20 Oktober 2019.
“Kunjungan saya ke kota Dessie adalah atas undangan pemerintah dan pengusaha setempat yang ingin melakukan kerja sama dengan Indonesia. Program kerja sama yang akan segera dilakukan antara lain seminar tentang demokrasi dan perdamaian dengan Universitas Wollo dan kunjungan pengusaha Dessie ke Indonesia," kata diplomat Indonesia tersebut dalam keterangan pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Addis Ababa yang diterima SINDOnews.com, Sabtu (3/8/2019).
Pada kunjungan itu, Dubes Basnur dan istrinya; Wenny Busyra, serta staf Ni Putu Anggraeni dan Nico Ismail Pangihutan Nadeak juga menanam pohon di sebuah puncak bukit yang mengelilingi kota Dessie.
Pada Mei 2019, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengajak seluruh masyarakat Ethiopia menanam 4 miliar pohon selama musim hujan, Juni-September 2019. Tanggal 20 Juli 2019, pejabat dan staf KBRI Addis Ababa menanam 70 pohon di kompleks KBRI bersama pejabat pemerintah dan tokoh pemuda setempat.
Sedangkan pada 29 Juli 2019, Ethiopia memecahkan rekor dunia dengan berhasil menanam lebih 350 juta pohon dalam waktu 12 jam.
(mas)