Dua Kapal Terbalik di Mediterania, 150 Migran Dikhawatirkan Tewas

Jum'at, 26 Juli 2019 - 00:43 WIB
Dua Kapal Terbalik di...
Dua Kapal Terbalik di Mediterania, 150 Migran Dikhawatirkan Tewas
A A A
TRIPOLI - Sebanyak 150 orang hilang dan dikhawatirkan tewas tenggelam setelah dua kapal yang membawa sekitar 300 migran terbalik di Laut Mediterania di lepas pantai Libya, Kamis (25/7/2019).

Juru bicara penjaga pantai Libya, Ayoub Gassim, mengatakan kepada AP bahwa dua kapal yang membawa sekitar 300 orang terbalik di perairan yang berjarak sekitar 75 mil (120 km) sebelah timur Tripoli. Sekitar 137 orang diselamatkan dan dibawa ke Libya. Pasukan penjaga pantai sejauh ini telah menemukan satu jenazah.

Charlie Yaxley, juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR), mengatakan 147 korban telah diselamatkan. "Kami memperkirakan 150 migran berpotensi hilang dan mati di laut," katanya.

Setelah pemberontakan yang menggulingkan dan membunuh Muammar Gaddafi pada 2011, Libya menjadi saluran utama bagi para migran dan pengungsi Afrika yang berusaha mencapai Eropa.

Para penyelundup dan kelompok-kelompok bersenjata telah mengeksploitasi kekacauan Libya sejak penggulingan Gaddafi, dan telah terlibat dalam pelecehan yang meluas terhadap para migran, termasuk penyiksaan dan penculikan untuk tebusan.

Minggu ini, penjaga pantai Libya mencegat sekitar tiga lusin migran di lepas pantai dan membawa mereka ke pusat penahanan di dekat Tripoli, tempat serangan udara yang menewaskan lebih dari 50 orang awal bulan ini.

Lebih dari 200 orang masih ditahan di pusat penahanan Tajoura, dekat garis depan pertempuran antara faksi-faksi yang saling bermusuhan di Libya. PBB telah menyatakan keprihatinannya atas keselamatan mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, Uni Eropa telah bermitra dengan penjaga pantai dan pasukan Libya lainnya untuk mencegah migran melakukan perjalanan berbahaya melalui laut ke Eropa. Kelompok-kelompok HAM mengatakan upaya-upaya itu membuat para migran bergantung pada kelompok-kelompok bersenjata brutal atau terkurung di pusat-pusat penahanan yang jorok, serta kekurangan makanan dan air.

Setidaknya 2.500 migran ditahan di pusat-pusat di dan sekitar Tripoli, di mana pasukan yang setia pada Jenderal Khalifa Haftar telah berjuang melawan sejumlah milisi yang statusnya disejajarkan dengan pemerintah baru Libya yang diakui PBB sejak April. Pemerintah menyalahkan serangan udara di pusat penahanan terhadap pasukan Haftar. Namun, pihak Haftar menolak bertanggung jawab dan menuduh milisi yang terkait dengan pemerintah telah menyimpan senjata di fasilitas itu.

UNHCR mengatakan 164 migran tewas ketika bepergian dari Libya ke Eropa sejak awal tahun ini. Angka itu lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Namun PBB mengatakan perjalanan para migran menjadi lebih berbahaya, dengan satu dari empat migran sekarat di laut sebelum mencapai Eropa.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0858 seconds (0.1#10.140)