Tiga Negara Dukung Inggris Kawal Kapal di Teluk Hormuz
A
A
A
BRUSSELS - Tiga negara Eropa memberikan dukungan awal terhadap rencana Inggris untuk misi angkatan laut yang dipimpin Eropa guna memastikan keamanan pengiriman laut melalui Selat Hormuz. Usulan ini disampaikan setelah Iran menyita sebuah kapal berbendera Inggris pekan lalu.
Prancis, Italia, dan Denmark memberikan dukungan itu pada pertemuan utusan Uni Eropa di Brussels. Ini sangat kontras dengan respons yang ditunjukkan Eropa terhadap seruan serupa yang disuarakan Amerika Serikat (AS) di NATO pada akhir Juni lalu. Kala itu, negara-negara Eropa khawatir mereka dapat memperburuk ketegangan AS-Iran.
"Permintaan Inggris, bukan permintaan Washington, membuat orang Eropa lebih mudah untuk mendukungnya," kata seorang diplomat senior Uni Eropa.
"Kebebasan navigasi sangat penting, ini terpisah dari kampanye tekanan maksimum AS di Iran," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (24/7/2019).
Inggris mengungkapkan gagasan itu kepada para diplomat senior Uni Eropa (UE) pada pertemuan di Brussels. Inggris mengatakan tidak akan melibatkan UE, NATO, atau AS secara langsung.
Itu adalah pertemuan formal Eropa pertama sejak menteri luar negeri Inggris Jeremy Hunt menguraikan rencananya untuk melindungi Selat Hormuz ke parlemen pada Senin lalu, jalur di mana seperlima dari minyak dunia lewat. (Baca juga: Kawal Kapal di Teluk, Inggris Umumkan Gugus Tugas Armada UE )
Seorang diplomat senior Jerman di Berlin mengatakan Menteri Luar Negeri Heiko Maas memiliki hubungan yang dekat dengan rekan-rekannya asal Inggris dan Prancis, Hunt dan Jean-Yves Le Drian, untuk berkontribusi pada keamanan Teluk termasuk pada keamanan laut.
Belanda juga tengah menilai proposal Inggris, sementara seorang pejabat Spanyol mengatakan Madrid telah mengadakan pembicaraan dengan London dan sedang mempelajari gagasan itu.
Para diplomat mengatakan Inggris bertujuan untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan ibukota UE termasuk Stockholm, sementara pada pertemuan UE di Brussels, Polandia dan Jerman juga menunjukkan minat yang sama.
Salah satu diplomat mengatakan misi tersebut dapat dijalankan oleh komando gabungan Prancis-Inggris. Inggris memiliki pangkalan angkatan laut di Oman, sementara Prancis memiliki pangkalan di Uni Emirat Arab.
Meski begitu, para diplomat mengatakan, setiap misi masih membutuhkan persetujuan parlemen di beberapa negara Uni Eropa.
Iran telah menolak proposal itu dan mengatakan kekuatan asing harus menyerahkan jalur pelayaran ke Teheran dan yang lainnya di wilayah tersebut. Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak mengekspor sebagian besar minyak mentah mereka melalui Selat Hormuz.
Ketegangan di sekitar Selat Hormuz telah meningkat secara signifikan sejak AS meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Teheran, bergerak untuk membawa ekspor minyak negara itu ke titik nol.
Prancis, Italia, dan Denmark memberikan dukungan itu pada pertemuan utusan Uni Eropa di Brussels. Ini sangat kontras dengan respons yang ditunjukkan Eropa terhadap seruan serupa yang disuarakan Amerika Serikat (AS) di NATO pada akhir Juni lalu. Kala itu, negara-negara Eropa khawatir mereka dapat memperburuk ketegangan AS-Iran.
"Permintaan Inggris, bukan permintaan Washington, membuat orang Eropa lebih mudah untuk mendukungnya," kata seorang diplomat senior Uni Eropa.
"Kebebasan navigasi sangat penting, ini terpisah dari kampanye tekanan maksimum AS di Iran," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (24/7/2019).
Inggris mengungkapkan gagasan itu kepada para diplomat senior Uni Eropa (UE) pada pertemuan di Brussels. Inggris mengatakan tidak akan melibatkan UE, NATO, atau AS secara langsung.
Itu adalah pertemuan formal Eropa pertama sejak menteri luar negeri Inggris Jeremy Hunt menguraikan rencananya untuk melindungi Selat Hormuz ke parlemen pada Senin lalu, jalur di mana seperlima dari minyak dunia lewat. (Baca juga: Kawal Kapal di Teluk, Inggris Umumkan Gugus Tugas Armada UE )
Seorang diplomat senior Jerman di Berlin mengatakan Menteri Luar Negeri Heiko Maas memiliki hubungan yang dekat dengan rekan-rekannya asal Inggris dan Prancis, Hunt dan Jean-Yves Le Drian, untuk berkontribusi pada keamanan Teluk termasuk pada keamanan laut.
Belanda juga tengah menilai proposal Inggris, sementara seorang pejabat Spanyol mengatakan Madrid telah mengadakan pembicaraan dengan London dan sedang mempelajari gagasan itu.
Para diplomat mengatakan Inggris bertujuan untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan ibukota UE termasuk Stockholm, sementara pada pertemuan UE di Brussels, Polandia dan Jerman juga menunjukkan minat yang sama.
Salah satu diplomat mengatakan misi tersebut dapat dijalankan oleh komando gabungan Prancis-Inggris. Inggris memiliki pangkalan angkatan laut di Oman, sementara Prancis memiliki pangkalan di Uni Emirat Arab.
Meski begitu, para diplomat mengatakan, setiap misi masih membutuhkan persetujuan parlemen di beberapa negara Uni Eropa.
Iran telah menolak proposal itu dan mengatakan kekuatan asing harus menyerahkan jalur pelayaran ke Teheran dan yang lainnya di wilayah tersebut. Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak mengekspor sebagian besar minyak mentah mereka melalui Selat Hormuz.
Ketegangan di sekitar Selat Hormuz telah meningkat secara signifikan sejak AS meningkatkan sanksi ekonomi terhadap Teheran, bergerak untuk membawa ekspor minyak negara itu ke titik nol.
(ian)