India dan Filipina Minta Iran Bebaskan Warganya
A
A
A
NEW DELHI - India telah menghubungi Iran untuk menjamin pembebasan warganya yang bekerja di kapal tanker berbendera Inggris yang disita Teheran di Selat Hormuz. Juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Raveesh Kumar mengatakan, 18 warga negaranya berada di kapal itu.
"New Delhi menjalin hubungan dengan pemerintah India untuk menjamin pembebasan dan pemulangan mereka," ujarnya seperti dikutip dari NDTV, Sabtu (20/7/2019).
Tidak hanya India, Filipina juga melakukan hal yang sama. Departemen Luar Negeri Filipina mengatakan seorang warga Filipina, tiga Rusia dan satu Latvia juga berada di antara awak kapal Stena Impero yang disita Iran pada Jumat kemarin.
"Duta Besar (Filipina) untuk Iran Fred Santos sedang menghubungi pihak berwenang Iran untuk meminta jaminan bahwa pelaut Filipina itu aman dan akan segera dibebaskan," kata Departemen Luar Negeri Filipina, seraya menambahkan keluarga anggota awak yang tidak dikenal telah diberitahu.
"Agen pekerja yang memasok anggota awak asal Filipina mengatakan kepada Manila tidak ada yang dilaporkan cedera saat kapal itu menuju pantai Iran pada hari Jumat," tambah Departemen Luar Negeri Filipina.
Di Riga, Kementerian Luar Negeri Latvia mengatakan melakukan segala yang mereka bisa untuk membebaskan warga negaranya.
Dikatakan Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics berhubungan dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini dan Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt untuk memastikan koordinasi yang erat dalam upaya untuk membebaskan sesama warga mereka.
Namun, pihak berwenang belum mengkonfirmasi bahwa mereka telah melakukan kontak dengan awak kapal.
Pihak berwenang Iran mengatakan kapal tanker Stena Impero ditahan di pelabuhan Bandar Abbas karena melanggar "aturan maritim internasional" setelah bertabrakan dengan perahu nelayan. Kapal tanker itu telah berlabuh di Bandar Abbas dengan 23 awaknya.
Inggris mengatakan kapal kedua juga telah ditangkap di Teluk Persia. Kapal dengan nama Mesdar itu berbendera Liberia.
Pemilik Mesdar asal Inggris mengatakan kapal itu sempat dinaiki oleh personel bersenjata, tetapi bebas untuk pergi dan bahwa semua krunya dalam kondisi aman dan selamat.
Ketegangan di Teluk melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Serangkaian serangan terhadap kapal tanker terjadi di Selat Hormuz yang menjadi jalur arteri pelayaran minyak dunia. Amerika Serikat (AS) menuding Iran berada di balik rangkaian serangan itu, namun dibantah oleh Teheran.
Eskalasi meningkat setelah Iran menembak jatuh sebuah pesawat drones AS. Presiden AS Donald Trump sempat memerintahkan serangan udara sebagai balasan sebelum kemudian membatalkannya di menit-menit akhir.
Ketegangan ini dipicu oleh keputusan Trump menarik AS dari perjanjian internasional 2015 yang membatasi program nuklir Iran. Keputusan itu dibarengi dengan penjatuhan sanksi ekonomi yang melumpuhkan terhadap Teheran.
"New Delhi menjalin hubungan dengan pemerintah India untuk menjamin pembebasan dan pemulangan mereka," ujarnya seperti dikutip dari NDTV, Sabtu (20/7/2019).
Tidak hanya India, Filipina juga melakukan hal yang sama. Departemen Luar Negeri Filipina mengatakan seorang warga Filipina, tiga Rusia dan satu Latvia juga berada di antara awak kapal Stena Impero yang disita Iran pada Jumat kemarin.
"Duta Besar (Filipina) untuk Iran Fred Santos sedang menghubungi pihak berwenang Iran untuk meminta jaminan bahwa pelaut Filipina itu aman dan akan segera dibebaskan," kata Departemen Luar Negeri Filipina, seraya menambahkan keluarga anggota awak yang tidak dikenal telah diberitahu.
"Agen pekerja yang memasok anggota awak asal Filipina mengatakan kepada Manila tidak ada yang dilaporkan cedera saat kapal itu menuju pantai Iran pada hari Jumat," tambah Departemen Luar Negeri Filipina.
Di Riga, Kementerian Luar Negeri Latvia mengatakan melakukan segala yang mereka bisa untuk membebaskan warga negaranya.
Dikatakan Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics berhubungan dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini dan Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt untuk memastikan koordinasi yang erat dalam upaya untuk membebaskan sesama warga mereka.
Namun, pihak berwenang belum mengkonfirmasi bahwa mereka telah melakukan kontak dengan awak kapal.
Pihak berwenang Iran mengatakan kapal tanker Stena Impero ditahan di pelabuhan Bandar Abbas karena melanggar "aturan maritim internasional" setelah bertabrakan dengan perahu nelayan. Kapal tanker itu telah berlabuh di Bandar Abbas dengan 23 awaknya.
Inggris mengatakan kapal kedua juga telah ditangkap di Teluk Persia. Kapal dengan nama Mesdar itu berbendera Liberia.
Pemilik Mesdar asal Inggris mengatakan kapal itu sempat dinaiki oleh personel bersenjata, tetapi bebas untuk pergi dan bahwa semua krunya dalam kondisi aman dan selamat.
Ketegangan di Teluk melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Serangkaian serangan terhadap kapal tanker terjadi di Selat Hormuz yang menjadi jalur arteri pelayaran minyak dunia. Amerika Serikat (AS) menuding Iran berada di balik rangkaian serangan itu, namun dibantah oleh Teheran.
Eskalasi meningkat setelah Iran menembak jatuh sebuah pesawat drones AS. Presiden AS Donald Trump sempat memerintahkan serangan udara sebagai balasan sebelum kemudian membatalkannya di menit-menit akhir.
Ketegangan ini dipicu oleh keputusan Trump menarik AS dari perjanjian internasional 2015 yang membatasi program nuklir Iran. Keputusan itu dibarengi dengan penjatuhan sanksi ekonomi yang melumpuhkan terhadap Teheran.
(ian)