Iran Rampas Kapal Tanker Minyak Inggris, Ini Reaksi AS

Sabtu, 20 Juli 2019 - 07:59 WIB
Iran Rampas Kapal Tanker Minyak Inggris, Ini Reaksi AS
Iran Rampas Kapal Tanker Minyak Inggris, Ini Reaksi AS
A A A
WASHINGTON - Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran merampas kapal tanker minyak Inggris, Stena Impero, yang hendak berlayar ke Arab Saudi pada hari Jumat. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku sudah menerima laporan penyitaan kapal tanker tersebut dan menganggap tindakan pasukan paramiliter Teheran sebagai eskalasi kekerasan.

"Kami mengetahui laporan bahwa pasukan Iran menyita sebuah kapal tanker minyak Inggris," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Garrett Marquis, seperti dikutip Reuters, Sabtu (20/7/2019).

"AS akan terus bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk mempertahankan keamanan dan kepentingan kami terhadap perilaku Iran yang merusak," ujarnya.

"Ini adalah kedua kalinya dalam lebih dari satu minggu Inggris menjadi target kekerasan yang meningkat oleh rezim Iran," imbuh Marquis.

Presiden Amerika Serikat Donald John Trump enggan berkomentar banyak soal perampasan kapal tanker minyak Stena Impero Inggris oleh IRGC Iran. Trump menolak untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana respons Amerika atas tindakan Teheran kali ini. Menurutnya, insiden itu akan membawa AS dan Inggris untuk membuat perjanjian tentang keamanan maritim.

Seperti diberitakan sebelumnya, media Iran melaporkan IRGC telah menyita kapal tanker minyak Stena Impero milik Inggris di Selat Hormuz.

Menurut data pelacakan, Stena Impero hendak menuju Arab Saudi tetapi meninggalkan jalur laut internasional dan melaju ke arah utara ke pulau Qeshm, Iran.

Menurut media pemerintah yang mengutip sumber militer Iran, sebelum disita, kapal tanker minyak itu mematikan alat pelacak dan mengabaikan peringatan.

"Alasan di balik penahanan kapal tanker Inggris adalah karena tidak mematuhi rute laut di Selat Hormuz, mematikan sistem identifikasi otomatis (AIS), mencemari perairan internasional dan tidak memerhatikan peringatan Iran," kata sumber tersebut.

Kapal tanker seberat 30.000 ton itu dimiliki oleh Stena Bulk, dan semestinya menuju ke pelabuhan Al Jubail, Arab Saudi.

"Kapal didekati oleh kapal-kapal kecil tak dikenal dan sebuah helikopter selama transit Selat Hormuz, sementara kapal ini berada di perairan internasional," kata pihak Stena Impero dalam sebuah pernyataan."

Perusahaan operator kapal belum bisa menghubungi kru yang telah menuju wilayah utara Iran. "Ada 23 awak," kata perusahaan tersebut.

Pada Jumat malam, sebuah kapal tanker lainnya, Mesdar, yang berbendera Liberia, tiba-tiba mengubah arah dan menuju ke daratan Iran. Kapal itu dimiliki oleh Norbulk Shipping Inggris dan semestinya juga menuju Arab Saudi.

Sementara itu, pemerintah Inggris menyatakan tindakan Iran yang menyita kapal berbendera Inggris dan berbendera Liberia di Selat Hormuz tidak dapat diterima. Inggris menyerukan kebebasan navigasi di Teluk Persia.

"Saya sangat prihatin dengan penyitaan dua kapal oleh otoritas Iran di Selat Hormuz," kata Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt.

"Saya akan segera menghadiri pertemuan COBR (Cabinet Office Briefing Rooms) untuk meninjau kembali apa yang kita ketahui dan apa yang dapat kita lakukan untuk mengamankan pembebasan kedua kapal, kapal berbendera Inggris dan kapal berbendera Liberia," ujarnya.

“Penyitaan ini tidak bisa diterima. Sangat penting bahwa kebebasan navigasi dijaga dan bahwa semua kapal dapat bergerak dengan aman dan bebas di wilayah tersebut,” ujar Hunt.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5536 seconds (0.1#10.140)