Rusia Kembali Kirim Komponen Sistem Pertahanan Udara S-400

Sabtu, 13 Juli 2019 - 19:27 WIB
Rusia Kembali Kirim...
Rusia Kembali Kirim Komponen Sistem Pertahanan Udara S-400
A A A
ANKARA - Rusia kembali mengirimkan komponen sistem pertahan udara canggih S-400 ke Turki. Komponen tersebut dikirim menggunakan pesawat yang mendarat di pangkalan udara dengan Ibu Kota Turki, Ankara.

Sebuah pesawat angkut Rusia mendarat di pangkalan udara Murted, yang terletak sekitar 20 mil barat laut Ibu Kota Turki seperti dilaporkan stasiun televisi Turki yang disitir Sputnik, Sabtu (13/7/2019).

Pengiriman komponen ini juga dibenarkan oleh Kementerian Pertahanan Turki. Kementerian itu mengatakan pesawat kargo Rusia keempat mendarat di pangkalan udara Murted dekat Ibu Kota Turki, Ankara, sehari setelah tiga pesawat besar Rusia AN-124 menurunkan muatan peralatan di pangkalan yang sama seperti dikutip dari Reuters.

Pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan bahwa Ankara telah menerima gelombang pertama sistem pertahanan S-400 dari Rusia. Informasi ini kemudian dikonfirmasi oleh Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Teknis-Militer.

Moskow dan Ankara menandatangani perjanjian pinjaman untuk pengiriman sistem pertahanan udara S-400 pada Desember 2017. Kerja sama Turki dengan Rusia ini mendapat kritikan keras dari NATO dan Amerika Serikat (AS).

Washington telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mencegah kesepakatan itu, dengan alasan sistem pertahanan udara S-400 Rusia tidak sesuai dengan sistem pertahanan udara NATO. AS juga mengatakan bahwa jika S-400 dikerahkan di dekat jet F-35 AS, yang dibeli dan dibantu Turki untuk diproduksi, akan merusak pertahanan pesawat tempur siluman itu.

Para pejabat AS telah memperingatkan bahwa Turki akan terlempar dari program F-35 jika melanjukan niatannya untuk mengakuisisi S-400. Turki juga akan menghadapi sanksi di bawah undang-undang AS yang berusaha mencegah negara-negara lain membeli peralatan militer dari Rusia.

Turki mengatakan S-400 adalah persyaratan pertahanan strategis, terutama untuk mengamankan perbatasan selatannya dengan Suriah dan Irak. Dikatakan bahwa ketika membuat kesepakatan dengan Rusia untuk S-400, AS dan Eropa belum menyajikan alternatif yang layak.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1184 seconds (0.1#10.140)