Demonstran Hong Kong Keukeuh Tuntut Penarikan RUU Ekstradisi
A
A
A
HONG KONG - Pernyataan Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, yang menyebut rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi sudah mati mendapat tanggapan negatif dari kelompok anti ruu tersebut. Menurut mereka, pernyataan itu hanyalah permainan kata-kata.
Kelompok mahasiswa Hong Kong yang selama ini menjadi kekuatan utama dalam aksi demonstrasi anti RUU ekstradisi menolak pernyataan Lam.
“Yang kami inginkan adalah penarikan rancangan undang-undang sepenuhnya. Dia memainkan permainan kata-kata," kata Chan Wai Lam William, general officer dari Student Union of Chinese University of Hong Kong seperti dilansir dari Reuters, Selasa (9/7/2019).
Demonstran sendiri telah menuntut Lam untuk mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif Hong Kong. Mereka juga meminta dilakukannya penyelidikan independen tindakan polisi terhadap para demonstran, dan meminta pemerintah berhenti menggunakan kata-kata kerusuhan terhadap aksi demonstrasi yang berujung kekerasan pada 12 Juni lalu.
"Bukanlah hal yang mudah bagi CE (kepala eksekutif) untuk mundur, dan saya sendiri masih memiliki semangat dan upaya untuk melayani orang-orang Hong Kong," kata Lam ketika ditanya tentang tuntutan para pengunjuk rasa.
"Saya berharap masyarakat Hong Kong dapat memberi saya dan tim saya peluang dan ruang untuk memungkinkan kami menggunakan gaya tata kelola baru kami untuk menanggapi permintaan masyarakat dalam ekonomi dan mata pencaharian," imbuhnya.
Fernando Cheung, seorang anggota parlemen pro-demokrasi yang telah bersekutu dengan para pemrotes, mengatakan tanggapan Lam tidak cukup.
"Dia masih belum mengerti. Jika dia tidak membentuk komisi penyelidikan independen, itu adalah kematian pemerintahannya, bukan hanya RUU. Krisis tidak dapat diselesaikan tanpa beberapa kepala bergulir,” katanya.
Jimmy Sham, dari Front Hak Asasi Manusia Sipil yang telah mengorganisir serangkaian protes, mengatakan Lam harus memenuhi tuntutan para pemrotes dan berhenti menggunakan kata-kata untuk menipu publik.
Kepala eksekutif Hong Kong dipilih oleh komite kecil tokoh yang mendukung Beijing dan secara resmi ditunjuk oleh pemerintah pusat Cina. Pengunduran diri Lam akan membutuhkan persetujuan Beijing, kata para ahli.
RUU ekstradisi yang kontroversial telah memicu krisis politik terbesar di Hong Kong dalam beberapa dekade terakhir.
RUU ekstradisi ini memungkinkan orang-orang di Hong Kong dikirim ke China daratan untuk diadili. Regulasi ini pun memantik aksi protes yang keras dan menjerumuskan wilayah bekas koloni Inggris itu dalam kekacauan.
Kelompok mahasiswa Hong Kong yang selama ini menjadi kekuatan utama dalam aksi demonstrasi anti RUU ekstradisi menolak pernyataan Lam.
“Yang kami inginkan adalah penarikan rancangan undang-undang sepenuhnya. Dia memainkan permainan kata-kata," kata Chan Wai Lam William, general officer dari Student Union of Chinese University of Hong Kong seperti dilansir dari Reuters, Selasa (9/7/2019).
Demonstran sendiri telah menuntut Lam untuk mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif Hong Kong. Mereka juga meminta dilakukannya penyelidikan independen tindakan polisi terhadap para demonstran, dan meminta pemerintah berhenti menggunakan kata-kata kerusuhan terhadap aksi demonstrasi yang berujung kekerasan pada 12 Juni lalu.
"Bukanlah hal yang mudah bagi CE (kepala eksekutif) untuk mundur, dan saya sendiri masih memiliki semangat dan upaya untuk melayani orang-orang Hong Kong," kata Lam ketika ditanya tentang tuntutan para pengunjuk rasa.
"Saya berharap masyarakat Hong Kong dapat memberi saya dan tim saya peluang dan ruang untuk memungkinkan kami menggunakan gaya tata kelola baru kami untuk menanggapi permintaan masyarakat dalam ekonomi dan mata pencaharian," imbuhnya.
Fernando Cheung, seorang anggota parlemen pro-demokrasi yang telah bersekutu dengan para pemrotes, mengatakan tanggapan Lam tidak cukup.
"Dia masih belum mengerti. Jika dia tidak membentuk komisi penyelidikan independen, itu adalah kematian pemerintahannya, bukan hanya RUU. Krisis tidak dapat diselesaikan tanpa beberapa kepala bergulir,” katanya.
Jimmy Sham, dari Front Hak Asasi Manusia Sipil yang telah mengorganisir serangkaian protes, mengatakan Lam harus memenuhi tuntutan para pemrotes dan berhenti menggunakan kata-kata untuk menipu publik.
Kepala eksekutif Hong Kong dipilih oleh komite kecil tokoh yang mendukung Beijing dan secara resmi ditunjuk oleh pemerintah pusat Cina. Pengunduran diri Lam akan membutuhkan persetujuan Beijing, kata para ahli.
RUU ekstradisi yang kontroversial telah memicu krisis politik terbesar di Hong Kong dalam beberapa dekade terakhir.
RUU ekstradisi ini memungkinkan orang-orang di Hong Kong dikirim ke China daratan untuk diadili. Regulasi ini pun memantik aksi protes yang keras dan menjerumuskan wilayah bekas koloni Inggris itu dalam kekacauan.
(ian)