Macron Kirim Peringatan ke Rouhani

Minggu, 07 Juli 2019 - 06:17 WIB
Macron Kirim Peringatan...
Macron Kirim Peringatan ke Rouhani
A A A
PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron dilaporkan melakukan percakapan lewat telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. Pembicaraan selama satu jam itu membahas kondisi untuk dimulainya kembali dialog antara semua pihak dalam perjanjian nuklir 2015 yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

Dalam pembicaraan itu, Macron memperingatkan Rouhan bahwa ia sangat prihatin dengan melemahnya kesepakatan nuklir Iran dan akan diikuti dengan segala konsekuensinya.

"Presiden mengingat kembali keprihatinannya yang mendalam dalam menghadapi risiko pelemahan baru perjanjian nuklir 2015, dan konsekuensi yang akan mengikutinya," bunyi pernyataan dari kantor kepresidenan Perancis seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (7/7/2019).

Menurut pernyataan sebelumnya dari kantor presiden Prancis, Macron bersumpah untuk terus berbicara dengan pihak berwenang Iran dan pihak lain yang terlibat dalam kesepakatan nuklir itu.

Presiden Prancis berargumen bahwa ia telah mencapai kesepakatan dengan Rouhani untuk mengeksplorasi sebelum 15 Juli guna melanjutkan dialog antara para pihak.

Pada bulan Mei, Iran mengumumkan bahwa negara itu telah menangguhkan sebagian kewajibannya berdasarkan kesepakatan nuklir, memberikan pihak penandatangan JCPOA lainnya waktu 60 hari - hingga 7 Juli - untuk menyelamatkan perjanjian dengan menemukan cara melindungi Iran dari pengaruh sanksi Amerika Serikat (AS).

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif membenarkan bahwa negara itu telah melampaui batas persediaan uranium yang diperkaya rendah seberat 300 kilogram (660 pon), yang disetujui di bawah kesepakatan nuklir.

Iran juga telah memperingatkan bahwa negara itu akan mulai memperkaya uranium di atas ambang 3,67 persen yang diatur oleh JCPOA, mulai 7 Juli, jika kondisi Teheran tidak terpenuhi.

Pada 8 Mei 2018 Presiden AS Donald Trump mengumumkan negaranya menarik diri dari JCPOA karena dugaan pelanggaran perjanjian oleh Iran. Segera setelah meninggalkan JCPOA, AS menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran, yang sebelumnya dicabut berdasarkan perjanjian nuklir.

JCPOA dinegosiasikan pada tahun 2015, pada masa pemerintahan Presiden AS Barack Obama. Perjanjian itu ditandatangani oleh AS, 3 negara Uni Eropa dan Uni Eropa sendiri, China, Rusia dan Iran.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1981 seconds (0.1#10.140)